Dear Friends,
Ini adalah kisah nyata diambil dari Renungan : "Jagalah hatimu"
Amsal 3 :24 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan.
Ayub 15: 12 Mengapa engkau dihanyutkan oleh perasaan hatimu dan mengapa
matamu menyala-nyala.
Amsal 6 : 25 Janganlah menginginkan kecantikannya dalam hatimu, janganlah
terpikat oleh bulu matanya
============================================================
Dalam sebuah keluarga hiduplah sepasang Suami-Istri, Pak Pendeta dan Ibu
pendeta dan anak-anak tercinta disuatu desa terpencil. Sekian lamanya mereka
kelihatan hidup tentram dan bahagia sehingga tak terasa sudah sekian tahun
mereka mengarungi bahtera rumah tangga, sifat dan karakter si suami sudah
tak asing lagi buat si istri. Begitu pula halnya sang suami, sifat dan
karakter istrinya sudah melekat erat dalam dirinya. Si suami merasa
bersyukur sekali memiliki istri seorang pendeta dan si istri juga sangat
bersyukur sekali punya suami seorang pendeta pula.
Suatu hari mereka diundang dari gereja Resort untuk mengikuti dan bertanding
KOOR di Konser terbesar gereja2 di Bandung, yg dikuti oleh para
pendeta-pendeta seluruh greja. dan disediakan jemputan bagi daerah2 yg jauh
(terpencil) dengan Bus besar, dengan syarat , untuk daerah B harus menunggu
jam sekian, disimpang B, dengan catatan siapa yang terlambat akan ditinggal,
karna Bus akan melaju dengan cepat. Dan kebetulan untuk daerah pak Pendeta
harus menunggu tepat jam 4 sore disimpang A karna acara akan dimulai jam 7
malam.
Demikianlah mereka saling mempersiapkan diri dari pagi , mulai dari baju,
sepatu, tas, dasi, dan perlengkapan lainnya, sempat terbersit dalam pikiran
si suami bahwa istrinya seorang yang lelet (lambat) apalagi soal berdandan
bisa sampe berjam-jam lamanya. Dan suaminya berkata kepada istrinya, "Ma,
ingat kita harus berangkat jam setengah 4, karna busnya akan datang jam 4,
mama harus persiapkan semuanya, klau perlu kesalon, mbok ya sekarang aja,
biar ndak telat, tapi sang istri dengan manis dan bangganya berkata, ndak
perlu kesalon, wong dari dulu mama dandanan sendiri , kok papa ndak tau
sih???
Sambil senyum-senyum sang suami menjawab, bukan begitu mam, maksudnya supaya
kamu keliatan lebih cantik dikit, beda dari yang sebelum-sebelumnya, inikan
acara besar, apalagi nanti kita para pendeta duduknya paling depan jadi ndk
malu-maluin, gitu lho! mana tau pula kita menang!
Jawab si istri dengan ketus, jadi maksud kamu, selama ini gue ndk cantik!,
jadi selama ini kamu bohong, dolo sebelum nikah bilangnya aku tercan tik,
seksi, jadi kamu nyesel kawin sama aku ! Si suami kembali menjawab udah deh
ma, aku ndk mau berantem, inget ma kita khan pendeta udah lahir baru
lagi....chik...chik...chik..
Singkat cerita tibalah waktunya mereka harus berangkat, jam sudah
menunjukkan pukul setengah 4 sore, pak Pendeta sudah bersiap-siap dan
kelihatan gagah dengan jasnya, tapi alangkah terkejutnya dia ketika masuk
kamar, istrinya baru berpakaian, belum lagi dandan, nyisir rambut dan
sebagainya.
Suaminya berkata: dengan sedikit marah, dia berkata, mama cepetan kita
hampir terlambat! istrinya menjawab: sebentar pa, 5 menit lagi pasti kelar,
gw khan perlu sanggulan lagi. Suaminya berkata lagi: apa? sanggulan lagi?
ndk perlu pake sanggul-sanggulan lah... Istrinya menjawab : tapi biar
keliatan cantik n beda dong??? lagian telat-telat dikit ndk apalah paling
juga busnya jam karetan, jam Indonesia khan molor-molor setengah jam....
Dengan kesal suaminya menjawab, sambil keluar kamar dan berteriak,:memang
kamu dari dulu lelet, lambat, ndak pernah berubah, dari dulu sampe sekarang!
Si istri menjawab dengan berteriak pula, "baguslah, Tuhan Yesus aja ndk
pernah berubah, dari dulu sekarang dan selamanya tau!
Demikianlah mereka keluar rumah jam setengah lima sore, di perjalanan si
suami terus mengomel dengan istrinya.. "kita pasti dah terlambat, dasar
lelet.....lelet...lambat...lambat.. akhirnya mereka sampai disimpang...5
menit....10menit mereka menunggu,tetapi Bus tetap ndk nonggol2...... "si
suami sambil kesal dan marah berkata..."pasti busnya sudah berangkat, ini
semua gara-gara kamu.....makanya jadi orang jangan lambat tau!" Dengan tak
ragu lagi pak Pendeta pergi ke Wartel terdekat utk menelpon kekantor pusat
pelayanan bus yang ter tera di denah undangan konser itu.
Ternyata Bus yang akan menjemput mereka sudah berangkat setengah jam yang
lalu, dan sekarang sedang dalam perjalanan menuju kota Bandung.
Putuslah harapan pak Pendeta, begitu marahnya dia sehingga dia hanya diam
saja seolah enggan untuk berbicara kepada istrinya. Istrinya mencoba
menghibur suaminya dan berkata, Pa, sabar aja, kita tetep doa mudah-mudah
ada mobil atau bus yang menuju ke Bandung, kita pasti belum terlambat,
sambil tetap menunggu, siistri tetap berdoa, Tuhan gimana ini, kami mau
memujimu berikanlah transportasi yang terbaik, kami tetap menunggu disimpang
ini Tuhan, ampuni segala dosa kami....
Belum sempat si istri mengucapkan Amin, tiba2 suaminya berteriak, ma,
cepetan ma itu ada Bus yang hendak ke Bandung, katanya mereka mau ikutan
tanding koor juga dikonser itu. secepat kilat siistri berkata dalam hati
..... terima kasih Tuhan....Amin.....
Lalu mereka naik ke Bus itu dan sambil berbincang-bincang, rupanya rombongan
yang ada di Bus ini juga ikut bertanding dalam koor nanti dari rombongan
gereja lain di dekat desa mereka. Mereka mengaku bahwa mereka juga terlambat
karna harus menunggu antrian lama dipom bensin.
Tiba-tiba mereka dikejutkan dalam satu berita di pembicaraan telpon supir
bus di depan, lalu supir itu berkata kepada para penumpang, Bus No. 412 yang
berangkat ke Bandung jam 4 tadi mengalami kecelakaan jatuh kejurang yang
curam, belum diketahui berapa yang tewas dan berapa yang selamat, tapi
menurut beritanya, bus dalam keadaan mengenaskan.
Pak Pendeta dengan tercenggang dan berkata kepada istrinya..... "Ma, itu kan
bus yang akan kita tumpangi tadi.....kok bisa ya???? si istri dengan sedikit
kurang percaya melihat kembali undangan itu, ternyata memang benar No. 412.
dan berkata kepada suaminya: " Untung pa, kita telat, kalo ndk udah tewas".
" Tidak pikir panjang lagi, pak pendeta langsung merangkul istrinya dengan
lembut, seakan dia tidak ingin kehilangan orang yang dicintainya seumur
hidup.
Dalam hatinya ia berdoa, Tuhan terima kasih, Engkau masih mengizinkan kami
untuk bersama dalam hidup ini, masih sempat lagi untuk memujiMu, terima
kasih telah memberikan istri yang terbaik bagiku, terima kasih telah
memberikan istri yang lelet kepadaku, aku bersyukur segala sesuatunya telah
Engkau atur, segala sesuatu yang terjadi untuk mendatangkan kebaikan, terima
kasih telah membuka mataku, aku akan menjaga hatiku kemanapun aku pergi, aku
tak akan menodainya, aku tak akan menyakitinya, aku tak akan meminta
lebih...lebih ...lebih Tuhan.... terima kasih telah memberikan istri yang
sepadan bagiku......Amin
Pesan Pak Pendeta :
- Kepada mereka yang belum memiliki pasangan hidup dan yang sedang mencari
pasangan hidup,
1. Cari dan mintalah kepada Tuhan pasangan yang SEPADAN, bukan untuk menjadi
sama sepertimu, tapi untuk saling melengkapi Walaupun kita sudah memilih
yang banyak persamaan maka setelah menikah dengan segera, banyak orang
menyadari bahwa mereka menemukan banyak perbedaan seperti cerita diatas.
2. Terima apa adanya pasanganmu, sikapnya, sifatnya, termperamennya,
karakternya.Dengan mulai menerimanya bahkan sering terjadi perubahan kearah
perbaikan.
3. Kita tidak bisa merubah pasangan dengan mencela, menuntut, mengomelinya,
mengungkit-ungkit kekurangannya, Penerimaan itu perlu, bahkan salah satu
kebutuhan dasar seorang manusia. Penerimaan membuat orang merasa bahagia,
dan dari sikap hati bahagia justru muncul perbuatan-perbuatan yang simpatik.
4. Alkitab mengajarkan bahwa, menikah untuk menjadi satu dan bukan untuk
menjadi sama, Menikah untuk saling melengkapi sehingga gambar Allah menjadi
lengkap dalam dua pribadi yang disatukan.
5. Jangan jadikan kecantikan dan kegantengan seseorang jadi the "FIRST ONE"
tapi yang terpenting dari semua itu adalah seseorang yang engkau kasihi
benar-benar mengasihi Tuhan Yesus, sehingga apapun masalah pada pasanganmu,
dia tetap mencintai dan mengasihimu apa adanya.
Siapapun orangnya, dia tetap berharga di Mata Tuhan.
Semoga diberkati dengan Renungan ini
Ini adalah kisah nyata diambil dari Renungan : "Jagalah hatimu"
Amsal 3 :24 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan.
Ayub 15: 12 Mengapa engkau dihanyutkan oleh perasaan hatimu dan mengapa
matamu menyala-nyala.
Amsal 6 : 25 Janganlah menginginkan kecantikannya dalam hatimu, janganlah
terpikat oleh bulu matanya
============================================================
Dalam sebuah keluarga hiduplah sepasang Suami-Istri, Pak Pendeta dan Ibu
pendeta dan anak-anak tercinta disuatu desa terpencil. Sekian lamanya mereka
kelihatan hidup tentram dan bahagia sehingga tak terasa sudah sekian tahun
mereka mengarungi bahtera rumah tangga, sifat dan karakter si suami sudah
tak asing lagi buat si istri. Begitu pula halnya sang suami, sifat dan
karakter istrinya sudah melekat erat dalam dirinya. Si suami merasa
bersyukur sekali memiliki istri seorang pendeta dan si istri juga sangat
bersyukur sekali punya suami seorang pendeta pula.
Suatu hari mereka diundang dari gereja Resort untuk mengikuti dan bertanding
KOOR di Konser terbesar gereja2 di Bandung, yg dikuti oleh para
pendeta-pendeta seluruh greja. dan disediakan jemputan bagi daerah2 yg jauh
(terpencil) dengan Bus besar, dengan syarat , untuk daerah B harus menunggu
jam sekian, disimpang B, dengan catatan siapa yang terlambat akan ditinggal,
karna Bus akan melaju dengan cepat. Dan kebetulan untuk daerah pak Pendeta
harus menunggu tepat jam 4 sore disimpang A karna acara akan dimulai jam 7
malam.
Demikianlah mereka saling mempersiapkan diri dari pagi , mulai dari baju,
sepatu, tas, dasi, dan perlengkapan lainnya, sempat terbersit dalam pikiran
si suami bahwa istrinya seorang yang lelet (lambat) apalagi soal berdandan
bisa sampe berjam-jam lamanya. Dan suaminya berkata kepada istrinya, "Ma,
ingat kita harus berangkat jam setengah 4, karna busnya akan datang jam 4,
mama harus persiapkan semuanya, klau perlu kesalon, mbok ya sekarang aja,
biar ndak telat, tapi sang istri dengan manis dan bangganya berkata, ndak
perlu kesalon, wong dari dulu mama dandanan sendiri , kok papa ndak tau
sih???
Sambil senyum-senyum sang suami menjawab, bukan begitu mam, maksudnya supaya
kamu keliatan lebih cantik dikit, beda dari yang sebelum-sebelumnya, inikan
acara besar, apalagi nanti kita para pendeta duduknya paling depan jadi ndk
malu-maluin, gitu lho! mana tau pula kita menang!
Jawab si istri dengan ketus, jadi maksud kamu, selama ini gue ndk cantik!,
jadi selama ini kamu bohong, dolo sebelum nikah bilangnya aku tercan tik,
seksi, jadi kamu nyesel kawin sama aku ! Si suami kembali menjawab udah deh
ma, aku ndk mau berantem, inget ma kita khan pendeta udah lahir baru
lagi....chik...chik...chik..
Singkat cerita tibalah waktunya mereka harus berangkat, jam sudah
menunjukkan pukul setengah 4 sore, pak Pendeta sudah bersiap-siap dan
kelihatan gagah dengan jasnya, tapi alangkah terkejutnya dia ketika masuk
kamar, istrinya baru berpakaian, belum lagi dandan, nyisir rambut dan
sebagainya.
Suaminya berkata: dengan sedikit marah, dia berkata, mama cepetan kita
hampir terlambat! istrinya menjawab: sebentar pa, 5 menit lagi pasti kelar,
gw khan perlu sanggulan lagi. Suaminya berkata lagi: apa? sanggulan lagi?
ndk perlu pake sanggul-sanggulan lah... Istrinya menjawab : tapi biar
keliatan cantik n beda dong??? lagian telat-telat dikit ndk apalah paling
juga busnya jam karetan, jam Indonesia khan molor-molor setengah jam....
Dengan kesal suaminya menjawab, sambil keluar kamar dan berteriak,:memang
kamu dari dulu lelet, lambat, ndak pernah berubah, dari dulu sampe sekarang!
Si istri menjawab dengan berteriak pula, "baguslah, Tuhan Yesus aja ndk
pernah berubah, dari dulu sekarang dan selamanya tau!
Demikianlah mereka keluar rumah jam setengah lima sore, di perjalanan si
suami terus mengomel dengan istrinya.. "kita pasti dah terlambat, dasar
lelet.....lelet...lambat...lambat.. akhirnya mereka sampai disimpang...5
menit....10menit mereka menunggu,tetapi Bus tetap ndk nonggol2...... "si
suami sambil kesal dan marah berkata..."pasti busnya sudah berangkat, ini
semua gara-gara kamu.....makanya jadi orang jangan lambat tau!" Dengan tak
ragu lagi pak Pendeta pergi ke Wartel terdekat utk menelpon kekantor pusat
pelayanan bus yang ter tera di denah undangan konser itu.
Ternyata Bus yang akan menjemput mereka sudah berangkat setengah jam yang
lalu, dan sekarang sedang dalam perjalanan menuju kota Bandung.
Putuslah harapan pak Pendeta, begitu marahnya dia sehingga dia hanya diam
saja seolah enggan untuk berbicara kepada istrinya. Istrinya mencoba
menghibur suaminya dan berkata, Pa, sabar aja, kita tetep doa mudah-mudah
ada mobil atau bus yang menuju ke Bandung, kita pasti belum terlambat,
sambil tetap menunggu, siistri tetap berdoa, Tuhan gimana ini, kami mau
memujimu berikanlah transportasi yang terbaik, kami tetap menunggu disimpang
ini Tuhan, ampuni segala dosa kami....
Belum sempat si istri mengucapkan Amin, tiba2 suaminya berteriak, ma,
cepetan ma itu ada Bus yang hendak ke Bandung, katanya mereka mau ikutan
tanding koor juga dikonser itu. secepat kilat siistri berkata dalam hati
..... terima kasih Tuhan....Amin.....
Lalu mereka naik ke Bus itu dan sambil berbincang-bincang, rupanya rombongan
yang ada di Bus ini juga ikut bertanding dalam koor nanti dari rombongan
gereja lain di dekat desa mereka. Mereka mengaku bahwa mereka juga terlambat
karna harus menunggu antrian lama dipom bensin.
Tiba-tiba mereka dikejutkan dalam satu berita di pembicaraan telpon supir
bus di depan, lalu supir itu berkata kepada para penumpang, Bus No. 412 yang
berangkat ke Bandung jam 4 tadi mengalami kecelakaan jatuh kejurang yang
curam, belum diketahui berapa yang tewas dan berapa yang selamat, tapi
menurut beritanya, bus dalam keadaan mengenaskan.
Pak Pendeta dengan tercenggang dan berkata kepada istrinya..... "Ma, itu kan
bus yang akan kita tumpangi tadi.....kok bisa ya???? si istri dengan sedikit
kurang percaya melihat kembali undangan itu, ternyata memang benar No. 412.
dan berkata kepada suaminya: " Untung pa, kita telat, kalo ndk udah tewas".
" Tidak pikir panjang lagi, pak pendeta langsung merangkul istrinya dengan
lembut, seakan dia tidak ingin kehilangan orang yang dicintainya seumur
hidup.
Dalam hatinya ia berdoa, Tuhan terima kasih, Engkau masih mengizinkan kami
untuk bersama dalam hidup ini, masih sempat lagi untuk memujiMu, terima
kasih telah memberikan istri yang terbaik bagiku, terima kasih telah
memberikan istri yang lelet kepadaku, aku bersyukur segala sesuatunya telah
Engkau atur, segala sesuatu yang terjadi untuk mendatangkan kebaikan, terima
kasih telah membuka mataku, aku akan menjaga hatiku kemanapun aku pergi, aku
tak akan menodainya, aku tak akan menyakitinya, aku tak akan meminta
lebih...lebih ...lebih Tuhan.... terima kasih telah memberikan istri yang
sepadan bagiku......Amin
Pesan Pak Pendeta :
- Kepada mereka yang belum memiliki pasangan hidup dan yang sedang mencari
pasangan hidup,
1. Cari dan mintalah kepada Tuhan pasangan yang SEPADAN, bukan untuk menjadi
sama sepertimu, tapi untuk saling melengkapi Walaupun kita sudah memilih
yang banyak persamaan maka setelah menikah dengan segera, banyak orang
menyadari bahwa mereka menemukan banyak perbedaan seperti cerita diatas.
2. Terima apa adanya pasanganmu, sikapnya, sifatnya, termperamennya,
karakternya.Dengan mulai menerimanya bahkan sering terjadi perubahan kearah
perbaikan.
3. Kita tidak bisa merubah pasangan dengan mencela, menuntut, mengomelinya,
mengungkit-ungkit kekurangannya, Penerimaan itu perlu, bahkan salah satu
kebutuhan dasar seorang manusia. Penerimaan membuat orang merasa bahagia,
dan dari sikap hati bahagia justru muncul perbuatan-perbuatan yang simpatik.
4. Alkitab mengajarkan bahwa, menikah untuk menjadi satu dan bukan untuk
menjadi sama, Menikah untuk saling melengkapi sehingga gambar Allah menjadi
lengkap dalam dua pribadi yang disatukan.
5. Jangan jadikan kecantikan dan kegantengan seseorang jadi the "FIRST ONE"
tapi yang terpenting dari semua itu adalah seseorang yang engkau kasihi
benar-benar mengasihi Tuhan Yesus, sehingga apapun masalah pada pasanganmu,
dia tetap mencintai dan mengasihimu apa adanya.
Siapapun orangnya, dia tetap berharga di Mata Tuhan.
Semoga diberkati dengan Renungan ini
Comments