Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

NATAL: Kala Allah tinggal di antara kita (Pdt. Nanang)

NATAL : KALA ALLAH TINGGAL DI ANTARA KITA Pada umumnya penganut agama menjunjung tinggi posisi Tuhan atau Allah atau apa pun juga sebagai sosok yang disembahnya. Menghampiri takhta-Nya pastilah dibutuhkan ritual atau tata cara tertentu yang terbilang rumit. Mengapa? Ya, karena posisi-Nya yang begitu agung, mulia, kudus, pencipta, mahakuasa, dan maha segalanya sementara manusia adalah sosok fana, berdosa dan penuh cela. Dalam keyakinan Yahudi yang terekam dalam Perjanjian Lama, tidak ada manusia yang dapat memandang wajah Allah. Manusia akan mati, tidak tahan melihat cahaya kemuliaan dan kekudusan Allah. Hanya Musa yang diperkenankan Allah melihat kemuliaan-Nya ketika menerima hukum Allah (Taurat). Cahaya kemuliaan Allah itu berdampak pada diri Musa sehingga umat Israel tidak tahan memandang wajah Musa. Menurut Keluaran 34:29-35, umat Israel takut mendekati Musa karena wajahnya memancarkan sinar kemuliaan, Musa menyadari hal itu kemudian ia menyelubungi wajahnya untuk menutupi

Selamat Natal 25 Des 2013

Iman yang berharap

Iman yang berharap Banyak orang Kristen yang tidak jelas imannya. Pemahaman iman yang salah ini diantaranya bahwa dengan berbuat baik, maka kita akan masuk surga. Iman seringkali dianggap kunci untuk masuk surga. Sebaliknya juga, iman dianggap sebagai anugrah manusia, sehingga manusia bisa hidup seenaknya, toh akan masuk surga juga, inilah yang terjadi dengan Kekristenan di Eropa, sehingga banyak gereja berubah wujudnya. Padahal sesungguhnya, imanlah yang membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Allah lainnya. Dalam diri manusia, ada jiwa manusia. Dalam jiwa manusia, ada ruang kosong, tempat yang Allah sediakan untuk bisa diisi hanya oleh Allah saja. Tuhan merancang manusia sebagai mahluk ciptaan yang memiliki sipritualitas, supranatural, mahluk rohani. Semua manusia punya iman. Dan iman ini telah tercemar sejak awal manusia jatuh ke dalam dosa. Aliran animisme, dinamisme, aliran kepercayaan,semua adalah usaha manusia untuk mencari kuasa yang lebih besar dari dirin

Tentang Persepuluhan: Kewajiban atau Disiplin Rohani ?

Persepuluhan: Kewajiban atau Disiplin Rohani? Tayang:  Sabtu, 12 Maret 2011 ·  Kometar:   11   There are three conversions necessary: the conversion of the heart, mind, and the purse. - Martin Luther Banyak anggota jemaat yang mengalami kebingungan dalam hal persepuluhan. Mereka kerap mendengar dari banyak orang Kristen dari denominasi lain bahwa persepuluhan merupakan sebuah kewajiban yang harus dipatuhi oleh semua orang Kristen, karena mereka sudah diberkati atau supaya mereka diberkati. Di lain pihak, GKI ternyata tidak mewajibkannya. Lalu, bagaimana harus menyikapinya? Persepuluhan di dalam Perjanjian Lama Mereka yang mendesakkan persepuluhan sebagai keharusan hampir selalu memakai Maleakhi 3:10 sebagai dasar alkitabiahnya: “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahk

Prinsip melayani dalam Krisrus (1 Kor 16:10)

   1 Korintus  16:10 -24 10  Jika Timotius datang kepadamu, usahakanlah supaya ia berada di    tengah-tengah kamu tanpa takut, sebab ia mengerjakan pekerjaan    Tuhan, sama seperti aku. 11  Jadi, janganlah ada orang yang menganggapnya rendah! Tetapi    tolonglah dia, supaya ia melanjutkan perjalanannya dengan selamat,    agar ia datang kembali kepadaku, sebab aku di sini menunggu    kedatangannya bersama-sama dengan saudara-saudara yang lain. 12  Tentang saudara Apolos: telah berulang-ulang aku mendesaknya untuk    bersama-sama dengan saudara-saudara lain mengunjungi kamu, tetapi    ia sama sekali tidak mau datang sekarang. Kalau ada kesempatan    baik nanti, ia akan datang. 13  Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah    sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! 14  Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! 15  Ada suatu permintaan lagi kepadamu, saudara-saudara. Kamu tahu,    bahwa Stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang    pertama-tama bertobat di Akhaya

Kecewa dengan pemimpin

Sumber:  http://mariatobing.blogspot.com/2011/07/kecewa-dengan-pemimpin.html Senin, 11 Juli 2011 KECEWA DENGAN PEMIMPIN? "There is no such thing as a perfect leader either in the past or present, in China or elsewhere. If there is one, he is only pretending, like a pig inserting scallions into its nose in an effort to look like an elephant. Tidak ada pemimpin yang sempurna di dunia ini baik dari masa lalu atau sekarang, di Cina atau dimana saja. Jika ada orang yang sempurna, dia hanya berpura-pura seperti seekor babi yang memasukan sesuatu kedalam hidungnya agar kelihatan seperti seekor gajah." - Liu Shao-ch’i - Siapapun Anda, tidak akan pernah lepas dari kondisi dan situasi dipimpin dan memimpin. Jika tidak sekarang, maka suatu saat nanti akan terjadi. Dalam konteks manapun, situasi inipun kita alami. Di konteks sekolah, kita biasa dipimpin oleh para guru, ketua kelas, kepala sekolah, ketua OSIS, dsb. Sebagai mahasiswa, kita dipimpin oleh wali studi, dosen

Childlike vs childish..

Apa bedanya  "childlike"  (menjadi seperti anak-anak) dan  "childish"  (kekanak-kanakan) ? Tuhan Yesus berulang kali menekankan pentingnya kita - orang dewasa - menjadi "childlike", SEPERTI anak-anak, namun bukan "childish" atau kekanak-kanakan. " ... sesungguhnya, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." Matius 18:3 " ... barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Markus  10:15 CHILDLIKE vs CHILDISH Memiliki iman seperti seorang anak kecil, itulah yang Tuhan harapkan dalam diri kita. Secara alami, seorang anak kecil, (apalagi waktu masih bayi) akan 100% percaya kepada orang tuanya. Mereka tidak mempertanyakan "otoritas" orang tuanya, mereka juga tidak meributkan "apakah orang tuanya akan sanggup memenuhi kebutuhan mereka", mereka bahkan tidak terpikir untuk menanyaka

Anugerah Hidup Kekal dalam Persekutuan dengan Kristus

Hidup kekal sering diartikan sebagai hidup yang tak pernah berakhir. Kekekalan hanya dihubungkan dengan dimensi kuantitas hidup yang tanpa batas. Maka, pembagian fase hidup menjadi dua bagian, yakni hidup sekarang dan hidup yang akan datang, menjadi dominan dalam alam pikir dogma Kristen. Hidup kini adalah hidup yang akan berakhir dengan kematian, sementara setelah kita mati akan masuk dalam fase hidup berikutnya – tahap kedua – yang bersifat kekal. Dampak positifnya orang Kristen tidak takut menghadapi kematian, sebab selalu percaya bahwa setelah itu bisa hidup tanpa mati lagi. Namun, juga harus diakui bahwa pemahaman yang demikian membuat banyak orang hidup dengan kenaifan. Mereka cenderung tidak menghargai kehidupan sekarang sebagai tanggung jawab yang harus dirawat dan diperjuangkan sebaik mungkin. Bahkan, di dalam hidup yang kedodoran, penuh cela, dan jadi batu sandungan sekalipun orang masih bisa sangat percaya bahwa ia telah menerima anugerah kehidupan yang kekal. Kebanggaan t

Allah yang hidup..

udar rasa Allah Yang Hidup Garin Nugroho Di tengah kesibukan berlatih musikal Opera Jawa dengan tema ”dunia jungkir balik, semua tidak pada tempat dan perannya”, banyak dering telepon meminta menjadi anggota legislatif. Saya lebih tertarik mendengarkan gamelan maestro Rahayu Supanggah sembari membuka catatan harian saya berkait politik, seni, dan religiusitas. Terlebih di tengah situasi Paskah dan pemilihan legislatif. Timbul pertanyaan: apa guna perayaan agama di situasi sosial politik hari ini? Saya membuka catatan harian beberapa tahun lalu ketika diundang mengikuti upacara Paskah di Pulau Procida, Italia, dan memenuhi undangan Paus Benediktus XVI bersama 100 seniman dunia, untuk memperingati 45 tahun pertemuan Paus Paulus VI dengan seniman dunia. Upacara Paskah Procida, pulau kecil di depan Napoli, dipenuhi ratusan ribu manusia layaknya sebuah teater besar. Saya berjalan mengikuti tubuh Kristus mengelilingi pulau kecil itu, di tiap lintasan, ratusan ribu manusia seje

Paskah dan revolusi Kalender Masehi

Paskah dan Revolusi Kalender Masehi Paskah dan Revolusi Kalender Masehi Jika Natal selalu dirayakan setiap tanggal 25 Desember tanpa membedakan hari, perayaan Paskah selalu jatuh pada hari Minggu dengan tanggal yang berbeda setiap tahun. Meski demikian, Paskah selalu jatuh antara 22 Maret dan 25 April. Tahun ini, Paskah jatuh pada 31 Maret.  M Zaid Wahyudi Penentuan Natal mengacu pada sistem penanggalan Matahari (solar). Acuannya adalah waktu yang dibutuhkan Bumi untuk mengelilingi Matahari satu putaran penuh. Adapun Paskah ditentukan berdasar sistem penanggalan Bulan-Matahari (luni-solar), paduan sistem penanggalan Matahari dan penanggalan Bulan. Claus Tøndering dalam Frequently Asked Question about Calendars (2005) menyatakan, secara sederhana, perayaan Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama, setelah Matahari melintasi titik musim semi (vernal equinox). Jika bulan purnama terjadi pada hari Minggu, Paskah jatuh pada Minggu berikut. Ket

ALLAH YANG MEMPERLENGKAPI UMAT UNTUK KARYA-NYA

ALLAH YANG MEMPERLENGKAPI UMAT UNTUK KARYA-NYA Renungan minggu ini terlambat diposting. Banjir yang melanda sebagian besar Jakarta mengakibatkan banyak kendala. Pasokan air bersih terhenti, akses jalan banyak tertutup, aliran listrik sudah beberapa hari putus dengan alasan sudah banyak warga menjadi korban tersengat aliran listrik. Tentu kalau didaftar lebih banyak lagi kerugian yang timbul akibat bencana banjir ini. Sudah dapat diduga saling tuding menghindar tanggungjawab terjadi di setiap bencana. Namun, ketika suasana baik-baik saja kita sering terlena untuk membenahi keadaan yang semrawut ini. Di samping saling tuding, sering juga muncul ide atau komentar-komentar orang-orang yang mendadak ahli. Seolah pendapatnyalah yang paling benar dan menuduh kebijakan lain itu yang salah sehingga menyebabkan malapetaka. Kita seolah tidak rela dan tidak percaya menyerahkan persoalan pelik ini kepada ahlinya. Benar juga   sih   kadang orang yang dianggap ahli itu juga tidak benar-benar