Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2004

Jagalah hatimu, Istri

Dear Friends, Ini adalah kisah nyata diambil dari Renungan : "Jagalah hatimu" Amsal 3 :24 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Ayub 15: 12 Mengapa engkau dihanyutkan oleh perasaan hatimu dan mengapa matamu menyala-nyala. Amsal 6 : 25 Janganlah menginginkan kecantikannya dalam hatimu, janganlah terpikat oleh bulu matanya ============================================================ Dalam sebuah keluarga hiduplah sepasang Suami-Istri, Pak Pendeta dan Ibu pendeta dan anak-anak tercinta disuatu desa terpencil. Sekian lamanya mereka kelihatan hidup tentram dan bahagia sehingga tak terasa sudah sekian tahun mereka mengarungi bahtera rumah tangga, sifat dan karakter si suami sudah tak asing lagi buat si istri. Begitu pula halnya sang suami, sifat dan karakter istrinya sudah melekat erat dalam dirinya. Si suami merasa bersyukur sekali memiliki istri seorang pendeta dan si istri juga sangat bersyukur sekali punya suami seorang pe

 Kekuatan doa

 Seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah  supermarket.  Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia  memohon agar  diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya  sedang sakit dan  sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat  membutuhkan  makan. Pemilik supermarket, mengusir dia keluar.  Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus  menceritakan tentang keluarganya.  "Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku  punya uang."  Si Pemilik Toko tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut.  "Anda tidak  mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi,"  alasannya.  Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang  dari awal  mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan  berkata: "Saya akan  bayar semua yang diperlukan Ibu ini."  Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu,  Pak.  Saya sendiri akan memberikanny

The Ways of God

"To You, O LORD, I lift up my soul. O my God, in You I trust, Do not let me be ashamed; Do not let my enemies exult over me. Indeed, none of those who wait for You will be ashamed; Those who deal treacherously without cause will be ashamed. Make me know Your ways, O LORD; Teach me Your paths" (Psalm 25:1-4). The church is filled with people who have made sincere decisions for Christ and yet have no idea how God operates. Although they derstand Jesus Christ died for their sin, they cannot grasp how the power of God can impact their day-to-day lives. This is a tragedy that breeds uninformed, unempowered Christians. When we don't understand the ways of God, we get off track. Rather than seeking His mind, we rely on our own. Rather than obeying His will, we follow our own. Rather than waiting on His timing, we act on our own. Do you see a pattern here? When God's daily power is removed from our understanding, all we have left is our own best efforts. And that is never e

IBADAH YANG SEJATI

IBADAH YANG SEJATI Yesaya 1 : 10 – 20] Beribadah adalah sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan, tetapi sekaligus juga bisa membuat Allah muak. Sebab didalam ibadah, kita memuliakan dan mengagungkan Allah tetapi juga bisa melecehkan keberadaan-Nya yang kudus. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena setiap ibadah yang kita lakukan belum tentu bernilai di hadapan Allah kalau kita lakukan tidak seturut dengan ukuran yang Tuhan tentukan. Oleh karena itu mari kita memperhatikan ibadah kita di dahadapan Allah. Dalam perikop bacaan kita kali ini, kita melihat bahwa ibadah yang dilakukan oleh bangsa Israel tidak mendapatkan respons dari Allah. Walaupun ibadah yang mereka lakukan sesuai dengan tuntutan Allah dalam firman-Nya, tetapi Allah menolaknya. (ayat 14) Mengapa hal itu terjadi? Rupanya bangsa itu datang di hadapan Allah dengan kemampuannya untuk mempersembahkan apa yang bisa dipersembahkan di bait Allah padahal hidup mereka di luar bait Allah sungguh sangat menyedihkan. Merek

Suatu Pagi Di Emplasemen Stasiun Jatinegara

Kereta Api Bima yang saya tumpangi dari Madiun perlahan-lahan memasuki stasiun Jatinegara. Para penumpang yang akan turun di Jatinegara saya lihat sudah bersiap-siap di depan pintu. Sementara itu, dari jendela, saya lihat beberapa orang porter/buruh angkut berlomba lebih dulu masuk ke kereta yang masih melaju. Mereka berpacu dengan kereta, persis dengan kehidupan mereka yang terus berpacu dengan tekanan kehidupan kota Jakarta. Saat kereta benar-benar berhenti, kesibukan penumpang yang turun dan porter yang berebut menawarkan jasa kian kental terasa. Sementara di luar kereta saya lihat kesibukan kaum urban yang akan menggunakan kereta. Mereka kebanyakan berdiri,karena fasilitas tempat duduk kurang memadai. Sebuah lagu lama PT. KAI yang selalu dan selalu diputar dengan setia. Tiba-tiba terdengar suara anak kecil membuyarkan keasyikan saya mengamati perilaku orang-orang di Jatinegara. Saya lihat seorang bocah berumur sekitar 10 tahun berdiri disamping saya. Kondisi fisiknya menggambarkan

Berawal dari sebuah Sapaan

Ga usah" jawaban bersahabat dari seorang kenek bis kota kampus itu terus >terang menghadirkan tanda tanya dalam hatiku "kenapa dia tidak mau menerima >ongkos itu ?". > >Turun di terminal, sobatku yang talkactive itu memulai aksi yang baru, >menghampiri gerobak pedagang air tebu. Bapak itu buru-buru menyodorkan >segelas air tebu es kepadanya, padahal dia belum meminta. Rupanya si bapak >sudah melihat kedatangannya dari jauh. Bukan hari ini saja, seakan-akan >setiap hari selalu ada orang baik untuknya. > >Kemaren, ketika dia asyik berceloteh dengan teman-teman sewaktu jam >istirahat, seorang ibu yang biasa mengusung dagangannya dari blok ke blok >kelas kuliah memanggilnya. Dengan gembira dia kembali, "nih satu buat kamu" >sambil membawa dua bungkus tahu isi, "dikasih si Ibu" lanjutnya sambil >tersenyum kepada si Ibu yang juga tersenyum dengan bahagia. > >Sobatku itu seorang yang sederhana, tidak kaya, tida

Dumb Student, Smart Student

Saya jadi ingat waktu di SMA dulu, kami (murid) harus menjalani test IQ untuk penjurusan. Sekolah saya menetapkan bahwa murid2 dengan IQ tinggi bisa masuk ke jurusan IPA/Science. Murid dengan IQ sedang hanya bisa masuk jurusan Sosial dan yang paling rendah IQnya hanya diijinkan untuk masuk ke jurusan Bahasa. Aturan di sekolah saya ternyata berlawanan dengan aturan dari SMA swasta terkenal di Yogyakarta yang mengarahkan anak-anak yang ber IQ paling tinggi justru ke jurusan Bahasa. Sewaktu saya diskusi dengan Romo Mangun Wijaya (Alm) tentang kurikulum sekolah, Beliau mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia masih mewarisi "budaya" kolonial Belanda. Menurut beliau, seharusnya anak-anak yang kecerdasannya tinggi seharusnya diarahkan untuk masuk jurusan Sosial supaya di masa mendatang akan lahir ekonom, hakim, jaksa, pengacara, polisi, diplomat, duta besar, politisi dsb yang hebat2. Tetapi rupanya hal itu tidak dikehendaki oleh penguasa (Belanda). Belanda menginginkan anak-anak ya

Mengapa Kita Tidak Kaya ?

oleh:Lesminingtyas---- tinggal di Mbogor kerja CCF Jkt----- Sabtu minggu lalu ribuan siswa di Bogor menerima raport kenaikan kelas. Sebagian siswa dari keluarga yang cukup berada bersama orang tuanya mengendarai mobil mereka menuju ke sekolah. Ratusan atau bahkan ribuan siswa bersama orang tuanya membanjiri jalan-jalan raya. Saya dan anak saya bagaikan ikan kecil di tengah-tengah lautan manusia yang berebut naik angkot. Suasana jalan menjadi macet. Kemacetan semakin parah ketika kami berdua sampai di dekat Istana Bogor. Angkot-angkot yang penuh penumpang harus berebut jalan dengan mobil-mobil mewah yang hendak masuk ke halaman sekolah Regina Pacis dan Sekolah Budi Mulia yang ada di kawasan tersebut. Karena SD Budi Mulia, tempat anak saya bersekolah cukup bonafide, banyak teman sekelas anak saya yang diantar oleh orang tuanya dengan mobil-mobil bermerek keluaran tahun terakhir. Sedangkan saya yang berpenghasilan sedang-sedang saja, cukup naik angkot saja. Saya tidak tahu apa yang di

I-Net: Cegah Kecanduan Situs Porno!

GloriaNet - Kasus VCD porno mahasiswa Unpad dan Itenas yang menghebohkan beberapa waktu yang lalu masih menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Terutama di kalangan netter yang selama ini online di kantor karena kebutuhan kerjanya. Mereka seakan berlomba-lomba menyaksikan film erotik dua mahasiswa lain jenis yang tergolong masih ingusan itu. Bagi pengguna internet, tidaklah sulit untuk nimbrung menyaksikannya. Pasalnya selain VCDnya yang sudah tersebar luas, adegan porno tersebut bahkan bisa diakses secara cuma-cuma melalui beberapa situs di internet. Sehubungan dengan hal itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Piranti Lunak dan Telematika Indonesia baru-baru ini, 50% dari seluruh pengguna internet di Indonesia, termasuk karyawan dan para profesional, ternyata tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka situs-situs porno. Termasuk tidak bisa menahan diri untuk tidak menonton film porno di Media Player yang tersedia di komputer mereka masing-masing. Tetapi fe

HABIS AKAL

Tulisan ini mengingatkan saya dengan sebuah lagu: > >"Apa yang kau alami kini >Mungkin tak dapat engkau mengerti >Satu hal tanamkan di hati >Indah semua yang Tuhan b'ri > >Tuhanmu tak akan memberi >Ular beracun pada yang minta roti >Cobaan yang engkau alami >Tak melebihi kekuatanmu > >Tangan Tuhan sedang merenda >Suatu karya yang agung mulia >Saatnya kan tiba nanti >Kau lihat pelangi kasihnya" > >Pengkhotbah 3:11 >Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan >kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan >yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. > > > HABIS AKAL > > Keluaran 14 : 1-14 > > > Dalam kehidupan kita saat ini, pasti pernah mengalami suatu keadaan yang >dimana rasanya kita sudah tidak dapat berbuat apa - apa lagi atau rasanya >sudah tidak ada lagi jalan keluar atas permasalahan tersebut, dimana kita >merasa s

Donat Ayu

"Bu, kalau sudah gajian nanti, Ibu mau nggak beliin Donat Ayu buat Dika ? Jangan donat Dika terus, sekali-sekali boleh dong makan donat yang enak" pinta Dika; anak saya. Saya dan Dika memang menyebut Dunkin Donnut dengan sebutan "Donat Ayu", untuk membedakan donat murahan yang dijual di pinggir jalan, yang kami namai "donat Dika". Setiap menyebut soal donat, kami selalu teringat peristiwa beberapa tahun yang lalu, ketika Dika berumur belum genap 4 tahun. Waktu itu kami masih tinggal di rumah kontrakan yang bertetangga dengan seorang direktur operasional bank swasta terkenal. Tetangga kami itu kebetulan mempunyai anak perempuan, 1 tahun lebih tua dari Dika, yang bernama Ayu. Anak itu cantik seperti Mamanya yang kebetulan mengajar di sebuah Perguruan Tinggi swasta di Bogor. Keluarga kaya dan terdidik itu tentunya sangat menarik perhatian para tetangga yang kebanyakan hanya hidup pas-pasan sebagai buruh pabrik garment atau pegawai rendahan. Mungkin saya dan p

Love

Cinta itu seperti kupu-kupu. Tambah dikejar, tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang disaat kamu tidak mengharapkannya. Cinta dapat membuatmu bahagia tapi sering juga bikin sedih, tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada seseorang yang menghargainya. Jadi jangan terburu-buru dan pilih yang terbaik. Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang "sempurna" bagi seseorang. Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirimu sendiri. Jangan pernah bilang "I love you" kalau kamu tidak perduli. Jangan pernah membicarakan perasaan yang tidak pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kamu lakukan hanya berbohong. Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kamu tidak berniat untuk menangkapnya... Cinta bukan "Ini salah kamu", tapi "Ma'afkan aku

MENGAJAR ANAK-ANAK BERDOA

Bagaimana sebenarnya "Mengajar Anak Berdoa"? Cheri Fuller dalam bukunya "When Children Pray" (Multnomah, 1998) memberikan beberapa petunjuk sebagai berikut: * Mulailah sejak kecil. --------------------- Ajarilah anak Anda untuk berbicara dengan Tuhan semenjak mereka masih balita dan berdoalah bersama mereka selama masa kanak- kanaknya. * Anak-anak meniru orangtua yang menjadikan doa sebagai gaya hidup. ----------------------------------------------------------------- Anak-anak "menangkap" doa dari orangtua yang berbicara dan mendengarkan Tuhan, yang bersemangat saat berdoa bersama orang lain dan berbagi doa dengan anak-anak mereka, baik di hari-hari biasa maupun ketika dalam keadaan kritis. * Memberikan doa perlindungan. ---------------------------- Kita sebagai orang dewasa memberikan suatu "doa perlindungan" bagi fisik dan rohani mereka saat melakukan doa syafaat setiap

Majikan Kecil

Saat Dika berumur 7,5 tahun, saya melahirkan anak kedua yang bernama Vika. Karena keadaan ekonomi kami tidak begitu kuat, kami memutuskan untuk tidak mencari baby sitter baru. Lagi pula kami melihat Dika sudah mulai besar sehingga tidak perlu disediakan pengasuh khusus. Kamipun memutuskan untuk menggeser pengasuh Dika untuk mengurus Vika. Untuk menangani tugas-tugas rumah tangga yang lain, kamipun mempekerjakan satu pembantu baru. Dari sebuah tempat penampungan tenaga kerja, saya menemukan pembantu setengah tua untuk keluarga kami. Pembantu yang sepuluh tahun lebih tua dari saya itu, berasal dari sebuah desa miskin di Lampung yang sering dilanda paceklik. Pembantu itu kami panggil bibi, diikuti dengan namanya yaitu : Bibi Sukini. Walaupun orangnya rajin bekerja dan suka menolong tanpa mengeluh sedikitpun, tetapi Bibi Sukini bukanlah orang yang pintar. Ada satu hal yang agak menyulitkan kami : Bibi Sukini buta huruf. Namu melihat kesetiaannya, saya tidak tega untuk menggantinya dengan p

DECK OF CARDS

A young soldier was alone in his bunkhouse one Sunday morning over in Afghanistan. It was quiet that day, the guns and the mortars, and land mines for some reason hadn't made a noise. He knew it was Sunday, the holiest day of the week. As he sat there, he got out an old deck of cards and laid them out across his bunk. Just then an army sergeant came in and said, "Why aren't you with the rest of the platoon?" The soldier replied, "I thought I would stay behind and spend some time with the Lord." The sergeant said, "Looks like you're going to play cards." The soldier said, "No sir, you see, since we are not allowed to have Bibles or other spiritual books in this country, I've decided to talk to the Lord by studying this deck of cards." The sergeant asked in disbelief, "How will you do that?" "You see the Ace, Sergeant, it reminds that there is only one God. The Two represents the two parts of the Bible, Old and New Te