GloriaNet - Kasus VCD porno mahasiswa Unpad dan Itenas yang menghebohkan beberapa waktu yang lalu masih menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Terutama di kalangan netter yang selama ini online di kantor karena kebutuhan kerjanya. Mereka seakan berlomba-lomba menyaksikan film erotik dua mahasiswa lain jenis yang tergolong masih ingusan itu.
Bagi pengguna internet, tidaklah sulit untuk nimbrung menyaksikannya. Pasalnya selain VCDnya yang sudah tersebar luas, adegan porno tersebut bahkan bisa diakses secara cuma-cuma melalui beberapa situs di internet. Sehubungan dengan hal itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Piranti Lunak dan Telematika Indonesia baru-baru ini, 50% dari seluruh pengguna internet di Indonesia, termasuk karyawan dan para profesional, ternyata tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka situs-situs porno. Termasuk tidak bisa menahan diri untuk tidak menonton film porno di Media Player yang tersedia di komputer mereka masing-masing.
Tetapi fenomena tersebut memang tidak terelakkan. Kecanggihan dan kecepatan teknologi menyebabkan segala macam informasi dan hiburan porno dengan mudahnya menyelinap ke komputer anda. Situs porno dan mesum yang tersedia di dunia maya pun sudah tak terhitung lagi jumlahnya.
Menurut penelitian Alvin Cooper pada tahun 1998, dalam bukunya Sexuality and The Internet: Surfing Into The New Millenium, seks ataupun hal-hal yang berbau porno menempati urutan nomor satu topik yang paling digemari dan dicari oleh para netter di Amerika. Dan kini, kenyataan yang terjadi di Indonesia tidak jauh berbeda. Bahkan pada beberapa kasus, mereka telah sampai pada tahap ‘kecanduan’.
Parahnya, bagi pecandu, kalau nggak melihat situs porno dalam sehari saja, bisa sakit kepala. Tentu saja hal ini berdampak buruk bagi kesehatan dan hubungan interpersonal si pengakses situs porno, terlebih bagi para netter di perkantoran.
Menurut pakar psikologi dan ahli sosial, pengakses situs porno atau cybersex bisa melakukan tindakan yang bersifat patologis. Artinya situs porno tersebut bisa mencetus terjadinya tindak kriminal dan perilaku seks yang menyimpang. Misalnya, user atau netter bisa melakukan komunikasi erotik melalui komputer. Mulai yang bersifat lelucon porno, pencarian dan tukar-menukar informasi porno sampai diskusi terbuka tentang seks lewat chatting atau miling list.
Lebih jauh, pecandu cybersex seringkali meciptakan fantasi-fantasi seksual sekalipun saat itu terlihat konsentrasi kerja bahkan saat dikejar deadline. Nah loh..! Bagi para pekerja sekaligus netter, tentu saja hal ini berdampak pada menurunnya kualitas kerja dan potensi diri. Serta menyebabkan berkurangnya ketrampilan sosial. Masih menurut penelitian, umumnya pecandu situs porno di kalangan pekerja adalah mereka yang sering merasa kesepian (loneliness), kurang pede (lack of self-esteem), dan kurangnya pengendalian diri terhadap masalah seksual (lack of sexual self-control).
Tapi terlepas dari hal itu, pada dasarnya para netter, seberapapun alim dan positifnya, rasanya mustahil jika tidak pernah melirik situs porno. Jangan dikira mereka yang terlihat selalu konsentrasi kerja tidak pernah mengunjungi cybersex. Paling tidak, pernah lah sekedar liat-liat walaupun sebentar dan curi-curi waktu.
Sebenarnya kalau sekedar untuk tahu dan biar nggak ketinggalan informasi, sah-sah aja deh. Lagipula sampai saat ini nggak ada larangan untuk melototin situs porno. Ehm, pasalnya para bos termasuk CEO di banyak perusahaan pun diem-diem juga suka menghibur diri dengan mengunjungi situs yang paling digemari di seluruh dunia ini. So, kalau anda penggemar situs porno, boleh-boleh aja. Asal jangan sampe jadi kecanduan dan merusak mentalitas kerja anda.
Jangan sampai situs porno atau hal-hal berbau porno lainnya menjadi santapan anda sehari-hari. Tapi, berhubung tidak atau belum ada peraturan yang mengatur pemakaian teknologi internet, maka kendali sepenuhnya berada di tangan anda. Usahakan jika anda tengah membutuhkan konsentrasi penuh dalam menyelesaikan pekerjaan, tekan semaksimal mungkin keinginan anda untuk mengunjungi situs atau hal-hal yang berbau porno baik berupa gambar, film, maupun cerita-cerita. Selain itu jangan masukkan situs porno dalam alamat situs vaforit anda. Jadikan kunjungan anda ke situs porno sekedar refreshing sesekali. Jadi anda nggak sampe kecanduan dan horny.
Kalau perlu buat peraturan bagi diri anda sendiri mengenai kunjungan anda ke situs tersebut. Misalnya batasi waktu kunjungan anda, maksimal tiga atau lima menit. Pokoknya jangan kelamaan deh. Sadarilah, bahwa keberadaan anda di kantor adalah untuk bekerja dan mengaktualisasikan kemampuan profesional anda. Jika ingin menikmati hal-hal berbau sex bukan di kantor tempatnya. Anda setuju? Jawabannya berpulang pada diri anda masing-masing…Good luck..! (GCM/ka)
Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang.(Ibrani 13:14)
Bagi pengguna internet, tidaklah sulit untuk nimbrung menyaksikannya. Pasalnya selain VCDnya yang sudah tersebar luas, adegan porno tersebut bahkan bisa diakses secara cuma-cuma melalui beberapa situs di internet. Sehubungan dengan hal itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Piranti Lunak dan Telematika Indonesia baru-baru ini, 50% dari seluruh pengguna internet di Indonesia, termasuk karyawan dan para profesional, ternyata tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka situs-situs porno. Termasuk tidak bisa menahan diri untuk tidak menonton film porno di Media Player yang tersedia di komputer mereka masing-masing.
Tetapi fenomena tersebut memang tidak terelakkan. Kecanggihan dan kecepatan teknologi menyebabkan segala macam informasi dan hiburan porno dengan mudahnya menyelinap ke komputer anda. Situs porno dan mesum yang tersedia di dunia maya pun sudah tak terhitung lagi jumlahnya.
Menurut penelitian Alvin Cooper pada tahun 1998, dalam bukunya Sexuality and The Internet: Surfing Into The New Millenium, seks ataupun hal-hal yang berbau porno menempati urutan nomor satu topik yang paling digemari dan dicari oleh para netter di Amerika. Dan kini, kenyataan yang terjadi di Indonesia tidak jauh berbeda. Bahkan pada beberapa kasus, mereka telah sampai pada tahap ‘kecanduan’.
Parahnya, bagi pecandu, kalau nggak melihat situs porno dalam sehari saja, bisa sakit kepala. Tentu saja hal ini berdampak buruk bagi kesehatan dan hubungan interpersonal si pengakses situs porno, terlebih bagi para netter di perkantoran.
Menurut pakar psikologi dan ahli sosial, pengakses situs porno atau cybersex bisa melakukan tindakan yang bersifat patologis. Artinya situs porno tersebut bisa mencetus terjadinya tindak kriminal dan perilaku seks yang menyimpang. Misalnya, user atau netter bisa melakukan komunikasi erotik melalui komputer. Mulai yang bersifat lelucon porno, pencarian dan tukar-menukar informasi porno sampai diskusi terbuka tentang seks lewat chatting atau miling list.
Lebih jauh, pecandu cybersex seringkali meciptakan fantasi-fantasi seksual sekalipun saat itu terlihat konsentrasi kerja bahkan saat dikejar deadline. Nah loh..! Bagi para pekerja sekaligus netter, tentu saja hal ini berdampak pada menurunnya kualitas kerja dan potensi diri. Serta menyebabkan berkurangnya ketrampilan sosial. Masih menurut penelitian, umumnya pecandu situs porno di kalangan pekerja adalah mereka yang sering merasa kesepian (loneliness), kurang pede (lack of self-esteem), dan kurangnya pengendalian diri terhadap masalah seksual (lack of sexual self-control).
Tapi terlepas dari hal itu, pada dasarnya para netter, seberapapun alim dan positifnya, rasanya mustahil jika tidak pernah melirik situs porno. Jangan dikira mereka yang terlihat selalu konsentrasi kerja tidak pernah mengunjungi cybersex. Paling tidak, pernah lah sekedar liat-liat walaupun sebentar dan curi-curi waktu.
Sebenarnya kalau sekedar untuk tahu dan biar nggak ketinggalan informasi, sah-sah aja deh. Lagipula sampai saat ini nggak ada larangan untuk melototin situs porno. Ehm, pasalnya para bos termasuk CEO di banyak perusahaan pun diem-diem juga suka menghibur diri dengan mengunjungi situs yang paling digemari di seluruh dunia ini. So, kalau anda penggemar situs porno, boleh-boleh aja. Asal jangan sampe jadi kecanduan dan merusak mentalitas kerja anda.
Jangan sampai situs porno atau hal-hal berbau porno lainnya menjadi santapan anda sehari-hari. Tapi, berhubung tidak atau belum ada peraturan yang mengatur pemakaian teknologi internet, maka kendali sepenuhnya berada di tangan anda. Usahakan jika anda tengah membutuhkan konsentrasi penuh dalam menyelesaikan pekerjaan, tekan semaksimal mungkin keinginan anda untuk mengunjungi situs atau hal-hal yang berbau porno baik berupa gambar, film, maupun cerita-cerita. Selain itu jangan masukkan situs porno dalam alamat situs vaforit anda. Jadikan kunjungan anda ke situs porno sekedar refreshing sesekali. Jadi anda nggak sampe kecanduan dan horny.
Kalau perlu buat peraturan bagi diri anda sendiri mengenai kunjungan anda ke situs tersebut. Misalnya batasi waktu kunjungan anda, maksimal tiga atau lima menit. Pokoknya jangan kelamaan deh. Sadarilah, bahwa keberadaan anda di kantor adalah untuk bekerja dan mengaktualisasikan kemampuan profesional anda. Jika ingin menikmati hal-hal berbau sex bukan di kantor tempatnya. Anda setuju? Jawabannya berpulang pada diri anda masing-masing…Good luck..! (GCM/ka)
Sebab di sini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap; kita mencari kota yang akan datang.(Ibrani 13:14)
Comments