Tulisan ini mengingatkan saya dengan sebuah lagu:
>
>"Apa yang kau alami kini
>Mungkin tak dapat engkau mengerti
>Satu hal tanamkan di hati
>Indah semua yang Tuhan b'ri
>
>Tuhanmu tak akan memberi
>Ular beracun pada yang minta roti
>Cobaan yang engkau alami
>Tak melebihi kekuatanmu
>
>Tangan Tuhan sedang merenda
>Suatu karya yang agung mulia
>Saatnya kan tiba nanti
>Kau lihat pelangi kasihnya"
>
>Pengkhotbah 3:11
>Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
>kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
>yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
>
>
> HABIS AKAL
>
> Keluaran 14 : 1-14
>
>
> Dalam kehidupan kita saat ini, pasti pernah mengalami suatu keadaan yang
>dimana rasanya kita sudah tidak dapat berbuat apa - apa lagi atau rasanya
>sudah tidak ada lagi jalan keluar atas permasalahan tersebut, dimana kita
>merasa sudah " habis akal " untuk mencarikan solusi-nya. Ternyata keadaan
>yang demikian ini, diijinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan kita sebagai
>orang percaya. Tentunya sangat mengejutkan bukan? Karena memang tidaklah
>mudah untuk mengerti rencana Allah dalam hidup yang seperti itu. Dimana
>terkadang Tuhan sendiri yang menuntun kita untuk masuk dalam rencana-Nya
>melalui keadaan "habis akal" itu.
>
> Keadaan "habis akal" yang diadakan oleh Allah bagi kita, juga dialami
>bangsa Israel ketika mereka dengan dipimpin Musa keluar dari Mesir. Ketika
>bangsa Israel tepat berada ditepi laut, dekat Pi-Harirot dekat Baal-Zefon,
>Tuhan memerintahkan mereka untuk berkemah. Disamping itu, Tuhan juga
>mengeraskan hati Firaun agar mereka mengejar bangsa Israel (ay.14). Mungkin
>secara manusia, kita merasa heran dan mulai berpikir, apakah Tuhan sudah
>tidak sanggup lagi menahan orang Mesir itu sehingga bangsa Israel dapat
>tenang menyeberangi lautan itu? Bisa dibayangkan bahwa pada saat itu bangsa
>Israel sangat ketakutan karena dalam posisi yang sudah "habis akal". Maju
>ke depan ada laut yang terbentang, kalau mundur ke belakang sudah ditunggu
>oleh pasukan Firaun. Mereka sudah "habis akal" dan panik serta ketakutan.
>
> Dalam menghadapi kondisi "habis akal" apa yang harus kita lakukan?
>Apakah tinggal menunggu mati saja. Ini adalah jalan dunia. Atau kita mau
>melakukan apa saja, asalkan kita tetap dapat hidup? Mari kita coba baca dan
>renungkan kembali perikop ini. Karena disana kita dapat bercermin, bahwa
>ada sesuatu maksud Tuhan yang akan Dia kerjakan dan akhirnya dinyatakan
>buat hidup kita untuk menyatakan kuasa-Nya. Disaat kita sudah tidak lagi
>bisa berbuat sesuatu, ingatlah bahwa Allah kita yang hidup sanggup dan
>mampu melakukan sesuatu disana. Saat kita diperhadapkan pada keadaan "habis
>akal", ingatlah bahwa ada maksud dan rencana Allah disana.
>
> Kadang Allah memuntun kita kedalam "habis akal"
>
> "Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, demikian : .." Jadi keadaan bangsa
>Israel dalam kondisi "habis akal" itu adalah suatu rancangan yang datang
>dari Allah. Itu terjadi atas perintah Allah. Kadang kala Allah menuntun
>kita pada keadaan yang "habis akal", dengan memberikan suatu perintah
>khusus kepada kita dan menuntut kita untuk melakukan perintah tersebut. Ini
>berarti Tuhan merencanakan sesuatu bagi kita. Di dalam ay.3 - 4: keadaan
>habis akal ini ada dalam pikiran Allah karena Dia telah merencanakan-Nya
>dengan tujuan untuk menyatakan kemuliaan-Nya, sehingga bangsa Mesir
>mengetahui bahwa Dialah Tuhan.
>
> Kalau hal yang sama terjadi dalam hidup kita, jangan lari kemana-mana,
>tapi coba temukan maksud dan rencana Allah dalam kondisi yang pelik dan
>buntu itu. Dalam pencarian itu, kita tidak berdiri sendiri. Kondisi ini
>diadakan Allah, karena Allah ingin menyatakan kemualiaan dan kuasa-Nya
>dalam kehidupan kita. Memang benar kita tidak pernah tahu kapan semua
>permasalahan tersebut akan berakhir, tapi kalau kita terus melangkah maka
>Allah akan menyatakan kemuliaan-Nya atas hidup kita dan orang-orang yang
>ada disekitar kita.
>
>
> Allah hendak menguji kita dalam keadaan "habis akal"
>
> Allah mengadakan keadaan yang "habis akal" dalam hidup kita, tujuannya
>adalah untuk menguji kita. Ia ingin melihat ketaatan kita, apakah kita
>tetap setia pada rencana Allah. "... Lalu mereka berbuat demikian." (ay. 4)
>Disini kita juga dapat melihat sebesar apa iman dan pengharapan kita pada
>Allah, ketika Dia mengizinkan keadaan-keadaan yang membingungkan menimpa
>kita. Seperti bangsa Israel yang terjepit diantara laut dan pasukan Firaun
>yang siap menghancurkan mereka. (ay.5-9) Adakah kita mau taat pada
>firman-Nya ketika kita diperintahkan kepada keadaan "habis akal"? Adakah
>kita masih tetap berharap ketika kondisi kita semakin sulit karena kita
>mengikuti perintah Allah? Kalau kita gagal, itu menandakan bahwa kita tidak
>memiliki iman seperti yang Allah inginkan dalam hidup kita. Inilah yang
>membedakan kita dengan orang dunia. Kalau dunia ini melakukan apa saja
>ketika diperhadapkan kepada keadaan "habis akal", namun kita orang percaya
>tetap dituntut untuk tetap percaya bahwa Allah akan menuntun kita keluar
>dari persoalan itu kalau kita tetap taat pada perintah-Nya.
>
>
> Kadang-Kadang kita mengecewakan Allah dalam keadaan "habis akal"
>
> Dalam keadaan terpojok bangsa itu mulai bersungut-sungut kepada Allah.
>Mereka mempersalahkan Allah rencana Allah yang telah membawa mereka keluar
>dari Mesir (ay. 10-12.) Padahal rencana Tuhan bagi mereka adalah bahwa
>mereka akan masuk ke Tanah Perjanjian, tetapi oleh karena ketidak percayaan
>mereka mereka sendiri rencana itu menjadi kematian di padang gurun. Hal itu
>terlihat dari ungkapan mereka yang berkata: "... maka engkau membawa kami
>untuk mati di padang gurun ini? (ay. 11) Dengan ketidak percayaan dan
>keluhan-keluhan dalam kondisi habis akal itu, Allah dikecewakan, sehingga
>rencana Tuhan pun berubah. Hal ini dialami bangsa Israel dari generasi yang
>keluar dari Mesir, dimana ketidakpercayaan dan keluhan-keluhan mereka telah
>mengecewakan Tuhan, sehingga rencana Allah membawa mereka masuk Tanah
>Perjanjian pun berubah menjadi pengembaraan di padang gurun, sehingga
>generasi yang keluar dari Mesir pun binasa di padang gurun, dan hanya
>generasi yang lahir di padang gurun yang masuk Tanah Perjanjian.
>
> Demikian juga bagi kita, seringkali kita mengalami hal yang sama seperti
>bangsa Israel, kita sering menggerutu kepada Tuhan, karena kita berpikir
>bahwa Tuhan tidak sanggup menyingkirkan semua persoalan dari kita, sehingga
>kerap kali kita tidak menikmati janji-Nya dalam hidup kita
>
> Mari, kalau kita tahu bahwa ini adalah sesuatu yang direncanakan Tuhan,
>maka kita akan bersikap seperti Paulus yang berkata bahwa dibalik semua ini
>ada sesuatu yang indah yang Tuhan siapkan bagi kita. Sikapi pergumulan kita
>dengan sikap dan pikiran yang positif. Karena keluhan dan gerutuan akan
>mengerogoti iman kita, dan kita tidak akan percaya lagi kepada Allah. Jadi
>lari kemana-mana, tetap diam dengan berharap dan menanti-nanti pekerjaan
>Allah.
>
> Allah akan bertindak karena kita dalam keadaan "habis akal"
>
> Pada waktu yang tepat Allah akan menyatkan pertolongannya karena memang
>kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Itulah sebabnya Dia berkata: a.
>Jangan takut, artinya kendalikan rasa takut kita dan kuatkan iman dan
>pengharapan kepada Allah dengan taat akan Firman Allah dan pimpinan Allah.
>b. Berdirilah tetap: Teguhkan hati kita dan jangan goyah serta mantapkan
>iman kita. c. Lihatlah, saksikan dan alami kemuliaan dan kuasa Tuhan: Tuhan
>yang akan berperang untuk kita, maka kita akan menjalani hidup ini dengan
>tenang.
>
> Dalam keadaan "habis akal" kalau kita tetap percaya, maka Allah akan
>bertindak dengan mengambil alih pimpinan sehingga kita akan diam saja. (ay.
>14) Sebab Allah mengerti sejauh mana kemampuan kita dan Dia pasti menolong
>tepat pada waktunya.
>
> Oleh karena itu kalau hidup kita saat ini dalam keadaan"habis akal"
>ingatlah bahwa dibalik semuanya itu ada rencana Allah bagi kita dan
>orang-orang disekitar kita. Sebab Ia bisa pakai kondisi itu untuk menguji
>sejauh manakah iman kita kepada Dia. Itulah sebabnya jangan pernah
>kecewakan Dia sekalipun kondisinya semakin sulit dan lihatlah kuasa-Nya
>sebab Dia akan menyatakan pertolongan-Nya tepat pada waktunya (Mauli
>Siahaan)
>
>
>
>"Apa yang kau alami kini
>Mungkin tak dapat engkau mengerti
>Satu hal tanamkan di hati
>Indah semua yang Tuhan b'ri
>
>Tuhanmu tak akan memberi
>Ular beracun pada yang minta roti
>Cobaan yang engkau alami
>Tak melebihi kekuatanmu
>
>Tangan Tuhan sedang merenda
>Suatu karya yang agung mulia
>Saatnya kan tiba nanti
>Kau lihat pelangi kasihnya"
>
>Pengkhotbah 3:11
>Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
>kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
>yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
>
>
> HABIS AKAL
>
> Keluaran 14 : 1-14
>
>
> Dalam kehidupan kita saat ini, pasti pernah mengalami suatu keadaan yang
>dimana rasanya kita sudah tidak dapat berbuat apa - apa lagi atau rasanya
>sudah tidak ada lagi jalan keluar atas permasalahan tersebut, dimana kita
>merasa sudah " habis akal " untuk mencarikan solusi-nya. Ternyata keadaan
>yang demikian ini, diijinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan kita sebagai
>orang percaya. Tentunya sangat mengejutkan bukan? Karena memang tidaklah
>mudah untuk mengerti rencana Allah dalam hidup yang seperti itu. Dimana
>terkadang Tuhan sendiri yang menuntun kita untuk masuk dalam rencana-Nya
>melalui keadaan "habis akal" itu.
>
> Keadaan "habis akal" yang diadakan oleh Allah bagi kita, juga dialami
>bangsa Israel ketika mereka dengan dipimpin Musa keluar dari Mesir. Ketika
>bangsa Israel tepat berada ditepi laut, dekat Pi-Harirot dekat Baal-Zefon,
>Tuhan memerintahkan mereka untuk berkemah. Disamping itu, Tuhan juga
>mengeraskan hati Firaun agar mereka mengejar bangsa Israel (ay.14). Mungkin
>secara manusia, kita merasa heran dan mulai berpikir, apakah Tuhan sudah
>tidak sanggup lagi menahan orang Mesir itu sehingga bangsa Israel dapat
>tenang menyeberangi lautan itu? Bisa dibayangkan bahwa pada saat itu bangsa
>Israel sangat ketakutan karena dalam posisi yang sudah "habis akal". Maju
>ke depan ada laut yang terbentang, kalau mundur ke belakang sudah ditunggu
>oleh pasukan Firaun. Mereka sudah "habis akal" dan panik serta ketakutan.
>
> Dalam menghadapi kondisi "habis akal" apa yang harus kita lakukan?
>Apakah tinggal menunggu mati saja. Ini adalah jalan dunia. Atau kita mau
>melakukan apa saja, asalkan kita tetap dapat hidup? Mari kita coba baca dan
>renungkan kembali perikop ini. Karena disana kita dapat bercermin, bahwa
>ada sesuatu maksud Tuhan yang akan Dia kerjakan dan akhirnya dinyatakan
>buat hidup kita untuk menyatakan kuasa-Nya. Disaat kita sudah tidak lagi
>bisa berbuat sesuatu, ingatlah bahwa Allah kita yang hidup sanggup dan
>mampu melakukan sesuatu disana. Saat kita diperhadapkan pada keadaan "habis
>akal", ingatlah bahwa ada maksud dan rencana Allah disana.
>
> Kadang Allah memuntun kita kedalam "habis akal"
>
> "Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, demikian : .." Jadi keadaan bangsa
>Israel dalam kondisi "habis akal" itu adalah suatu rancangan yang datang
>dari Allah. Itu terjadi atas perintah Allah. Kadang kala Allah menuntun
>kita pada keadaan yang "habis akal", dengan memberikan suatu perintah
>khusus kepada kita dan menuntut kita untuk melakukan perintah tersebut. Ini
>berarti Tuhan merencanakan sesuatu bagi kita. Di dalam ay.3 - 4: keadaan
>habis akal ini ada dalam pikiran Allah karena Dia telah merencanakan-Nya
>dengan tujuan untuk menyatakan kemuliaan-Nya, sehingga bangsa Mesir
>mengetahui bahwa Dialah Tuhan.
>
> Kalau hal yang sama terjadi dalam hidup kita, jangan lari kemana-mana,
>tapi coba temukan maksud dan rencana Allah dalam kondisi yang pelik dan
>buntu itu. Dalam pencarian itu, kita tidak berdiri sendiri. Kondisi ini
>diadakan Allah, karena Allah ingin menyatakan kemualiaan dan kuasa-Nya
>dalam kehidupan kita. Memang benar kita tidak pernah tahu kapan semua
>permasalahan tersebut akan berakhir, tapi kalau kita terus melangkah maka
>Allah akan menyatakan kemuliaan-Nya atas hidup kita dan orang-orang yang
>ada disekitar kita.
>
>
> Allah hendak menguji kita dalam keadaan "habis akal"
>
> Allah mengadakan keadaan yang "habis akal" dalam hidup kita, tujuannya
>adalah untuk menguji kita. Ia ingin melihat ketaatan kita, apakah kita
>tetap setia pada rencana Allah. "... Lalu mereka berbuat demikian." (ay. 4)
>Disini kita juga dapat melihat sebesar apa iman dan pengharapan kita pada
>Allah, ketika Dia mengizinkan keadaan-keadaan yang membingungkan menimpa
>kita. Seperti bangsa Israel yang terjepit diantara laut dan pasukan Firaun
>yang siap menghancurkan mereka. (ay.5-9) Adakah kita mau taat pada
>firman-Nya ketika kita diperintahkan kepada keadaan "habis akal"? Adakah
>kita masih tetap berharap ketika kondisi kita semakin sulit karena kita
>mengikuti perintah Allah? Kalau kita gagal, itu menandakan bahwa kita tidak
>memiliki iman seperti yang Allah inginkan dalam hidup kita. Inilah yang
>membedakan kita dengan orang dunia. Kalau dunia ini melakukan apa saja
>ketika diperhadapkan kepada keadaan "habis akal", namun kita orang percaya
>tetap dituntut untuk tetap percaya bahwa Allah akan menuntun kita keluar
>dari persoalan itu kalau kita tetap taat pada perintah-Nya.
>
>
> Kadang-Kadang kita mengecewakan Allah dalam keadaan "habis akal"
>
> Dalam keadaan terpojok bangsa itu mulai bersungut-sungut kepada Allah.
>Mereka mempersalahkan Allah rencana Allah yang telah membawa mereka keluar
>dari Mesir (ay. 10-12.) Padahal rencana Tuhan bagi mereka adalah bahwa
>mereka akan masuk ke Tanah Perjanjian, tetapi oleh karena ketidak percayaan
>mereka mereka sendiri rencana itu menjadi kematian di padang gurun. Hal itu
>terlihat dari ungkapan mereka yang berkata: "... maka engkau membawa kami
>untuk mati di padang gurun ini? (ay. 11) Dengan ketidak percayaan dan
>keluhan-keluhan dalam kondisi habis akal itu, Allah dikecewakan, sehingga
>rencana Tuhan pun berubah. Hal ini dialami bangsa Israel dari generasi yang
>keluar dari Mesir, dimana ketidakpercayaan dan keluhan-keluhan mereka telah
>mengecewakan Tuhan, sehingga rencana Allah membawa mereka masuk Tanah
>Perjanjian pun berubah menjadi pengembaraan di padang gurun, sehingga
>generasi yang keluar dari Mesir pun binasa di padang gurun, dan hanya
>generasi yang lahir di padang gurun yang masuk Tanah Perjanjian.
>
> Demikian juga bagi kita, seringkali kita mengalami hal yang sama seperti
>bangsa Israel, kita sering menggerutu kepada Tuhan, karena kita berpikir
>bahwa Tuhan tidak sanggup menyingkirkan semua persoalan dari kita, sehingga
>kerap kali kita tidak menikmati janji-Nya dalam hidup kita
>
> Mari, kalau kita tahu bahwa ini adalah sesuatu yang direncanakan Tuhan,
>maka kita akan bersikap seperti Paulus yang berkata bahwa dibalik semua ini
>ada sesuatu yang indah yang Tuhan siapkan bagi kita. Sikapi pergumulan kita
>dengan sikap dan pikiran yang positif. Karena keluhan dan gerutuan akan
>mengerogoti iman kita, dan kita tidak akan percaya lagi kepada Allah. Jadi
>lari kemana-mana, tetap diam dengan berharap dan menanti-nanti pekerjaan
>Allah.
>
> Allah akan bertindak karena kita dalam keadaan "habis akal"
>
> Pada waktu yang tepat Allah akan menyatkan pertolongannya karena memang
>kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Itulah sebabnya Dia berkata: a.
>Jangan takut, artinya kendalikan rasa takut kita dan kuatkan iman dan
>pengharapan kepada Allah dengan taat akan Firman Allah dan pimpinan Allah.
>b. Berdirilah tetap: Teguhkan hati kita dan jangan goyah serta mantapkan
>iman kita. c. Lihatlah, saksikan dan alami kemuliaan dan kuasa Tuhan: Tuhan
>yang akan berperang untuk kita, maka kita akan menjalani hidup ini dengan
>tenang.
>
> Dalam keadaan "habis akal" kalau kita tetap percaya, maka Allah akan
>bertindak dengan mengambil alih pimpinan sehingga kita akan diam saja. (ay.
>14) Sebab Allah mengerti sejauh mana kemampuan kita dan Dia pasti menolong
>tepat pada waktunya.
>
> Oleh karena itu kalau hidup kita saat ini dalam keadaan"habis akal"
>ingatlah bahwa dibalik semuanya itu ada rencana Allah bagi kita dan
>orang-orang disekitar kita. Sebab Ia bisa pakai kondisi itu untuk menguji
>sejauh manakah iman kita kepada Dia. Itulah sebabnya jangan pernah
>kecewakan Dia sekalipun kondisinya semakin sulit dan lihatlah kuasa-Nya
>sebab Dia akan menyatakan pertolongan-Nya tepat pada waktunya (Mauli
>Siahaan)
>
>
Comments