Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2014

TIDAK SULIT MENGAMPUNI

, “TIDAK SULIT MENGAMPUNI” (Belajar dari kehidupan Daud) Masih membaca  II Samuel 19. Sebagian orang tidak mampu mengampuni sesamanya yang telah bersalah kepadanya. Orang yang tidak bisa mengampuni itu terbagi dari 3 jenis. Yang pertama, mereka bisa mengampuni sesama yang bersalah kepadanya dengan syarat.  “Saya sih bisa mengampuni tetapi jika dia….. !”. Yang  kedua,  mau memberi pengampunan namun hanya sebagian. “Saya mau mengampuni kamu, tapi kamu harus pergi dari sini….!, ” atau “Saya mau mengampunimu asalkan hal yang demikian jangan terjadi lagi”. Yang ke tiga, mau mengampuni namun ditunda terlebih dahulu. “ Saya mesti mengampuni kamu, namun jangan sekarang…” Apakah Daud berbuat demikian terhadap Simei? Ketika Daud mengalami kelemahan, tidak berdaya, lari dari istananya di situlah Simei mengutuki Daud dengan melemparinya dengan batu. Namun, ketika Daud mau menduduki tahtanya kembali, Simei dengan orang-orangnya sujud, dan berkata, “Saya telah berdosa, dan sekarang saya minta a

MENELAN BUAH PAIT DI MASA TUA - Pudjianto P.

MENELAN BUAH PAIT DI MASA TUA (Belajar dari kehidupan Daud) Satu hal yang tertulis II Samuel 16, adalah suatu perilaku menyimpang dan bisa dikatakan bejat. Bagaimana seorang anak mendengar nasihat orang yang tidak bertanggung jawab hanya dengan alasan untuk mendapatkan simpati rakyat. Yang dilakukan adalah totonan kebejatan moral yang belum pernah terjadi di bumi ini. Seorang anak menghampiri gundik-gundik ayahnya yang berjumlah 10 orang wanita di atas sotoh rumah dan diperlihatkan di muka umum. Ini adalah sebuah tindakan yang dekadensi moral yang parah. Dan orang yang demikian  memimpin sebuah negeri yang besar, yang dikenal sebagai umat pilihan Allah. Itulah yang dilakukan Absalom atas nasihat Ahitofel. Namun itu semua terjadi karena memang Absalom kurang mendapat perhatian dan didikan dari seorang ayah. Daud ketika Absalom masih harus mendapat perhatian ayahnya, sedang mencari perempuan-perempuan untuk dikumpulkan di istana menuruti hawa hafsunya. Betapa getirnya hati s

7 Alasan mengapa orang meninggalkan gereja

O ne disappointment I have had in ministry is watching people come to church, get excited for a time, then disappear. You spend energy and heart on people, grow to love them and get excited about them, and suddenly they are nowhere to be found. The biggest disappointment is not people who transfer to another church. I’m okay with that if it helps them better grow in their relationship with Christ. I’m talking about people who quit going to church altogether. They are in one day—out the next. What happens to them? Why do they leave? I’ve found there are often similar reasons that are repeated continuously. Perhaps you have seen this, too. Here are 7 reasons people disappear from church: Burn out  - These people came out of the gate too strong in the church. They showed up, got excited, and signed up for everything. They got so busy doing church they failed to enjoy being the church. Injury  - People inside the church can be cruel. I hate when that happens, but it’s true. Th

Hindari menabur kedagingan - Pudjianto

TUAIAN  LEBIH DARI PADA YANG DITABUR (Masih belajar dari kehidupan Daud) Jikalau seorang petani mendapatkan tuaian hasil yang berlipat-lipat  dari apa yang ditanam maka hatinya akan gembira. Namun, kalau tuaian itu karena taburan  hawa nafsu di masa muda, maka membuat hati hancur berkeping-keping. Itulah yang terjadi pada Daud yang ditulis dalam II Samuel 15. Sudah tentu Daud tidak menyangka putranya sendiri akan  melakukan pemberontakan bahkan merebut tahta anugerah Tuhan itu. Tentu Daud heran,  bahwa Absalom yang dirindukan, dan kepadanya tidak dikenakan hukum  yang sebenarnya ketika melakukan kesalahan pembunuhan terhadap saudaranya, akan  memberontak dan  merebut tahtanya. Mestinya Absalom bersyukur, dan berterima kasih. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, dan sudah tentu  tindakan Absalom menghancurkan hatinya, membuatnya hengkang dari istananya. Sudah pasti Daud tidak menyangka bahwa akibat tidak bisa mengendalikan diri ketika muda, setelah tua harus menuai akibat