Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2005

Marilah Kita Bersyukur

Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang Direktur bertanya pada supir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si supir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai". Merasa panasaran dengan jawaban tersebut, Direktur itu bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?". Supirnya menjawab, "Begini Pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu SAYA SELALU MENYUKAI APAPUN YANG SAYA DAPATKAN. Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan BERSYUKUR, kita akan senantiasa DILIPUTI RASA DAMAI, TENTRAM, DAN BAHAGIA. Sebaliknya, perasaan TAK BERSYUKUR akan senantiasa membebani dan menemani kita sehingga kita selalu MERASA KURANG DAN TAK BAHAGIA. ADA DUA HAL YANG SERING MEMBUAT KITA TAK BERSYUKUR HAL PERTAMA, karena kita sering menfokuskan kepada apa yang kita inginkan, bukan kepada apa yang kita miliki. Katakanlah kita

Living With Conflict

Living With Conflict By Jim Stier Recently a young man approached me with profuse thanks and a strange story. It seems that he had heard me speak about reconciliation, and immediately following the church service had gone to seek out his father, an alcoholic with whom he hadn't had a civil conversation for years. Arriving at his father's home he expressed his forgiveness to him. His father, furious at the implication that he had been in the wrong, ran into his bedroom and came out with a revolver. Screaming obscenities, he pointed the gun at his son and fired. Luckily he was a bad shot and missed. The Spirit of God came over him. He burst into tears and fell into his son's arms. The two were reconciled, and the father soon became a Christian. We can all see the hand of God in this story. God has given us the ministry of reconciliation (2 Cor. 5:18,19). Reconciliation begins with God and should flow to the world through His church. Certainly one of the greatest impediments

Kasih..

Kasih dan yang paling besar di antaranya adalah Kasih 1 Korintus 13 : 13 Saya tertarik dengan hidup Catherine Lawes. Ia memberikan diri untuk melayani narapidana di penjara Sing Sing. Sekalipun setiap orang mengingatkan dia untuk tidak menginjakkan kaki di penjara, apalagi melayani mereka, Catherine tetap pada panggilannya. Ia begitu tekun mengajarkan huruf braille kepada salah seorang Napi yang kena kasus pembunuhan. Ia mengajari bahasa isyarat kepada napi yang cacat pendengaran. Selama enam belas tahun Catherine Lewis melembutkan hati para Napi yang keras dan kasar. Satu hari Catherine tidak terlihat di penjara, mereka langsung merasa ada yang kurang pada hari itu. Merekapun terkejut ketika mendengar kalau Catherine meninggal karena kecelakaan. Mereka langsung berlari di depan pintu gerbang utama. Setiap tahanan berdesakan di pagar, ingin lebih dekat dengan jenazah Catherine yang berada 1 kilometer dari penjara. Mereka diam seribu bahasa dan mata mereka basah oleh air mata. Meliha

NATAL, SOLIDARITAS, HAM

Di era konsumeris, hedonis dan pemujaan terhadap budaya pop seperti ini esensi Natal sering diselewengkan atau ditunggangi. Terlalu banyak orang yang menghayati Natal bagai cerita mimpi. Sepertinya banyak orang sepakat bahwa untuk satu hari Natal, semua harus dibuat berbeda, harus damai, berkehendak dan berkelakuan baik dan bergembira yang termanifestasi saling mengucapkan salam, memberi kado dan menghindari bentrokan. Akibatnya banyak umat yang merayakan Natal berakting seakan - akan hidup dalam dunia fantasi, seperti dalam dunia panggung sandiwara. Di tengah kondisi bangsa seperti ini, alangkah keji dan egosentrisnya kita jika kita menggelar pesta Natal dengan hura - hura. Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak- Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Allah adalah kasih (being), sehingga Ia (telah) mengaruniakan AnakNya (doing). Keselamatan adalah ide/inisiati