Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Nyata dalam tiap pelayanan ada tantangan - Pudjianto P

NYATA: SETIAP PELAYANAN ADA TANTANGAN II Timotius 4:9-18 Siapapun yang pernah terlibat dalam pelayanan, pasti mengalami apa  yang disebut tantangan. Dan tantangan itu pada intinya bertujuan untuk menghambat, merusak, bahkan yang terakhir menghancurkan.  Dalam  tulisan Paulus  yang  dipenggal beberapa ayat ini sudah memaparkan bagaimana ia harus mengalaminya. Namun, memang itulah kenyataan dalam pelayanan, bisa saja terjadi seperti  itu. Ada beberapa hal yang perlu disimak berkaitan dengan tantangan tersebut, jika direnungkan: 1.        Tanpa tantangan maka tidak mungkin menjadi saksi Kristus. Di dalam Alkitab kita banyak  ditulis bagaimana  orang yang hidup benar, akan menghadapi hambatan-hambatan yang tidak mudah dijalani. Namun, justru karena itulah riwayat hidup mereka ditulis di Alkitab untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang hidup kemudian. 2.        Dalam menghadapi  tantangan kuncinya bukan melawan dengan kekuatan sendiri, namun meminta kekuatan kepada Allah b

BANGKIT DARI KEMATIAN? SULIT DIPERCAYA - Pudjianto

“Selamat paskah, kiranya melalui paskah ini memulihkah kehidupan kita dan menyegarkan iman kita untuk tetap setia kepada sang Juru selamat, walaupun badai kehidupan sering menerpa kita”. BANGKIT DARI KEMATIAN? SULIT DIPERCAYA Markus 16:1-8 Walaupun Tuhan Yesus sudah mengatakan berkali-kali kepada para murid bahwa Dia harus mengalami penganiayaan, mati, dan dibangkitkan namun ketika peristiwa itu terjadi  para murid itu bisa lupa akan apa yang dikatakanNya. Para wanita murid Tuhan Yesus itu dengan berani mau ke kubur Yesus, mau memberikan rempah-rempah kepada jasatnya sesuai dengan peradatan orang Yahudi. Namun  mereka teringat bahwa kubur Yesus itu di meterai dengan batu yang besar, “Siapakah yang akan menggulingkan batu untuk kita?”, sebenarnya pertanyaan demikian itu pertanyaan yang bodoh. Yang mengherankan justru orang-orang yang memusuhi Tuhan Yesus, mereka ingat perkataan Tuhan Yesus tersebut bahwa tiga hari setelah kematianNya akan bangkit. Dengan alasan supaya mayatny

ORANG BENAR ITU, BERSABDA SUDAH SELESAI - Pudjianto

Yohanes 19:16-30   Tidak bisa dibayangkan bagaimana sakitnya orang yang disalibkan,  ketika tangan, kaki harus dipakukan, terlebih  ketika kayu itu ditegakkan berdiri. Orang itu harus tergantung, dengan kesakitan yang luar biasa, dan sudah tentu sulit sekali untuk bernafas. Matius menggambarkan, ketika Yesus orang yang benar di salibkan, waktu itu kegelapan menyelimutinya. Dan ketika itu Tuhan Yesus berseru: “Eli-eli lama sabakhtani” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”. Orang –orang yang disekitarnya penangkapan dari apa yang dikatakan Tuhan Yesus adalah Tuhan Yesus sedang memanggil Elia. “Mari kita tunggu apakah Elia menolong Dia”, kata salah satu dari mereka. Namun, ketika itu Tuhan Yesus menyerahkan nyawanya kepada Bapa Di Sorga.  Satu  hal yang sungguh menggoncangkan ketika kematian Tuhan Yesus itu adalah bahwa tirai bait suci terbelah menjadi dua bagian, terjadi gempa bumi yang hebat, bukit-bukit terbelah, kubur-kubur terbuka banyak orang  orang ku

MENGENANG PERISTIWA PENYALIPAN - Pudjianto

MENGENANG PERISTIWA PENYALIPAN Yohanes 19:16-30   Keputusan Pilatus ketika itu menyerahkan Tuhan Yesus kepada orang banyak adalah sebuah keputusan yang sangat di sesalkan. Betapa sebagai orang yang berkuasa mengadili, sudah jelas ketika  ia tidak mendapatkan kesalahan apapun dalam diri Yesus, tidak perlu diserahkan kepada masa yang memiliki berbagai macam kepentingan. Namun, itulah Pilatus, ia membasuh tangannya sebagai tanda bahwa ia tidak bersalah dalam hal hal ini. Para tokoh agama Yahudi memang sangat senang dengan diserahkannya Yesus kepada masa. Dan yang sudah di angankan bahwa satu orang harus menjadi korban demi orang banyak harus diberlakukan. Lebih baik satu orang mati untuk orang banyak dari pada orang banyak binasa.   Hari ini, Yesus mengalami  namanya direndahkan oleh para prajurit, untuk gurauan.  Para prajurit sudah mencambuknya sampai berdarah-darah. Sudah demikian di situ ada sobekan kain ungu, di anggap jubah dan di pakaian kepada Tuhan Yesus, bagaimana saki