MENELAN BUAH PAIT DI MASA TUA
(Belajar dari kehidupan Daud)
Satu hal yang tertulis II Samuel 16, adalah suatu perilaku menyimpang dan bisa dikatakan bejat. Bagaimana seorang anak mendengar nasihat orang yang tidak bertanggung jawab hanya dengan alasan untuk mendapatkan simpati rakyat. Yang dilakukan adalah totonan kebejatan moral yang belum pernah terjadi di bumi ini. Seorang anak menghampiri gundik-gundik ayahnya yang berjumlah 10 orang wanita di atas sotoh rumah dan diperlihatkan di muka umum. Ini adalah sebuah tindakan yang dekadensi moral yang parah. Dan orang yang demikian memimpin sebuah negeri yang besar, yang dikenal sebagai umat pilihan Allah. Itulah yang dilakukan Absalom atas nasihat Ahitofel.
Namun itu semua terjadi karena memang Absalom kurang mendapat perhatian dan didikan dari seorang ayah. Daud ketika Absalom masih harus mendapat perhatian ayahnya, sedang mencari perempuan-perempuan untuk dikumpulkan di istana menuruti hawa hafsunya. Betapa getirnya hati seorang ayah yang sudah tua, mendengar peristiwa yang demikian, bagaimanapun apa yang dilakukan Absalom sama dengan mencelikkan mata Daud. “Itulah akibatnya jika kamu sebagai seorang ayah, tidak bertanggung jawab mendidik, ia menurut nasihat orang-orang jalanan yang tidak mengerti hukum Tuhan…..” tuduhan batinya.
Apa yang dialami Daud adalah menjadi peringatan bagi kita yang kebetulan saat ini sebagai seorang ayah. Betapa pentingnya memberikan waktu kepada anak-anaknya, memberikan suri teladan yang baik, hidup taat kepada Tuhan, dan memberikan perhatian bahkan mengajarkan kebenaran itu berulang-ulang. (Ulangan 6:6-7). Artinya kehadiran seorang ayah bagi anak-anak sangat dibutuhkan oleh anak-anaknya. Kitab suci menulis: “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.(Amsal 29:17).
JIKA KITA SEBAGAI ORANG TUA TIDAK INGIN MENELAN KEPAHITAN DI MASA TUA, MULAILAH HADIR DITENGAH-TENGAH KELUARGA SETIAP SAAT, DAN MENDIDIK ANAK SEJAK DINI BAGAIMANA HIDUP DI DALAM TUHAN.
Comments