Iman
yang berharap
Banyak
orang Kristen yang tidak jelas imannya. Pemahaman iman yang salah ini
diantaranya bahwa dengan berbuat baik, maka kita akan masuk surga.
Iman seringkali dianggap kunci untuk masuk surga. Sebaliknya juga,
iman dianggap sebagai anugrah manusia, sehingga manusia bisa hidup
seenaknya, toh akan masuk surga juga, inilah yang terjadi dengan
Kekristenan di Eropa, sehingga banyak gereja berubah wujudnya.
Padahal
sesungguhnya, imanlah yang membedakan manusia dengan mahluk ciptaan
Allah lainnya. Dalam diri manusia, ada jiwa manusia. Dalam jiwa
manusia, ada ruang kosong, tempat yang Allah sediakan untuk bisa
diisi hanya oleh Allah saja. Tuhan merancang manusia sebagai mahluk
ciptaan yang memiliki sipritualitas, supranatural, mahluk rohani.
Semua
manusia punya iman. Dan iman ini telah tercemar sejak awal manusia
jatuh ke dalam dosa. Aliran animisme, dinamisme, aliran
kepercayaan,semua adalah usaha manusia untuk mencari kuasa yang lebih
besar dari dirinya. Hingga muncullah agama, yang menjadi fasilitator
memuaskan jiwa manusia dalam mencari hal yang supranatural dan
rohani.
Adapun
dosa menghalangi manusia untuk mencari iman ini. Pengertian Immanuel,
Allah beserta kita, dipahami sebagai:
+
Allah berinisiatif masuk ke dalam jiwa manusia dan manusia menjadi
puas
+
Dalam agama lain, Allah yang transental, dimana manusia berlomba
menuju kesana, dan hal ini berbeda dalam Kekristenan.
Semua
manusia punya iman, tetapi yang bisa menghubungkan hanya iman dalam
Yesus Kristus.
Dalam
Ibrani 11, tentang iman, ada 2 elemen penting dari iman.
1.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan
Iman
sebagai dasar dari sebuah harapan. Seringkali kita berharap.
Harapanlah yang membuat kita semangat, membuat kita hidup. Apakah
harapan-harapan kita didasarkan pada iman?
Bukankah
yang sering terjadi adalah harapan kita dasarkan atas self
confidence. Dimana kepercayaan diri ini ada batasnya, ada saatnya
dapat pupus. Seberapa sering kita melihat , banyak orang menggadaikan
imannya hanya karena harapannya pupus. Harapannya akan pasangan
hidup, atas karir, atas kehidupan yang layak. Oleh karena itu,
letakkanlah dasar harapanmu atas iman yang benar.
Juga
seringkali, dasar harapan kita adalah atas pengalaman / experiences.
Kita berpikir, bahwa selama ini bisa, berdasarkan pengalaman
pengalaman kita, maka tentulah harapan kita akan bisa. Bahkan seorang
penginjil terkenal dengan kegigihannya, seperti dr. John Sung, yang
dalam hidup pelayanannya, banyak mendoakan orang lain dan menjadi
sembuh, tapi dia sendiri tidak mau berobat ke dokter atas kanker
tulang yang dialaminya. Karena merasa, berdasarkan pengalamannya,
dengan doa saja, orang lain bisa sembuh, dan merasa dirinya juga bisa
sembuh. Hingga ajal menjemputnya, dia tetap tidak bergeming dan
merasa dengan pengalamannya, harapan sembuhnya bisa terjadi.
Lukas
12 dimana Tuhan Yesus mengajar murid-muridNya untuk menjadi hamba
Tuhan yan diberkati. Iman yang benar tidak berlawanan dengan Firman
Tuhan. Dimana janji dan perintah Allah tidak dapat dipisahkan.
2.
Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat
Sejak
manusia jatuh ke dalam dosa, manusia cenderung melihat dahulu barulah
percaya. Awal dosa adalah keinginan manusia untuk menjadi sama
seperti Allah, dan matanya terbuka. Maka manusia akan mati.
Pengertian mati disini adalah jiwa meninggalkan tubuh (sama seperti
yang diajarkan agama lain) dan terputus dari sumber (dalam ajaran
Kristen). Pengertian mati di awal manusia jatuh ke dalam dosa adalah
terputus dari sumbernya, yaitu Allah sendiri.
Dalam
Kejadian 15:6, Abram kembali diingatkan janji Allah untuk dapat
membuat keturunannya seperti bintang di langit. Dan Abram percaya.
Percaya ini menjadi iman.
Oleh
karena itu, jangan tukar imanmu dengan apapun. Hanya iman yang benar
yang mampu membawa kita ke surga.
Comments