Skip to main content

MERDEKA ATAU MATI

MERDEKA  ATAU MATI

Kata yang menggetarkan dada ketika terjadi perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia  oleh para pejuang  adalah kata “ Merdeka atau mati”. Hanya ada satu pilihan pada waktu itu “merdeka atau mati”.  Dan kata itu sungguh menjadikan sarana membakar semangat juang yang tidak habis-habisnya. Mereka dengan senjata seadanya  berani terjun ke kancang peperangan dengan persenjataan  penjajah yang super canggih pada jamannya. Dan ternyata perjuangan yang membara itu tidak sia-sia. Kemerdekaan itu bisa diperoleh oleh bangsa Indonesia. Dan pernyatakan proklamasi adalah sebuah pernyataan yang  bergema di setiap dada bangsa Indonesia, apapun sukunya, apapun agamanya bahwa Indonesia sudah merdeka.

Seorang veteran yang sudah tua bercerita dengan tersenyum sebuah kelucuan, ketika mendengar  bahwa Indonesia sudah merdeka dari penjajahan. Ada sebagian yang mengartikan merdeka itu dengan arti yang sangat sempit. Mereka mengartikan kalau naik kereta api , naik bus umum, tidak membayar.  Kalau ditanya kondektur kenapa tidak mau bayar? Jawabnya orang sudah merdeka kok masih membayar. Dan masih banyak cerita lucu lainnya, dan itu menandakan belum mengerti arti merdeka. Kemerdekaan perlu diisi untuk meratakan keadilan  dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Kewajiban masih banyak, dan perlu kesungguhan dan kejujuran dalam menanganinya.

Dalam dunia rohanipun terjadi hal yang sama. Ketika itu Paulus menghadapi orang-orang Kristen baru yang telah dimerdekakan dari dosa oleh karena kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Dan itu karena kasih karunia. Mereka merasa bahwa dengan dimerdekakan dari hukuman dosa, berarti memiliki kebebasan untuk melakukan-melakukan dosa itu tanpa hukuman lagi.  Paulus menasihati orang-orang yang memiliki pemahanan ini demikian: “ Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”(Roma 6:1-2). Justru sebagai orang yang sudah merdeka mengisi kehidupan dengan melakukan hal-hal yang benar, dan memuliakan nama Tuhan. Paulus melanjutkan nasihatnya: “…tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran” (Roma 6:13).

Tidak bisa dipungkiri bahwa orang yang sudah dimerdekaan hidupnya dari dosa, dan hidup baru di dalam nama Tuhan Yesus haruslah kelihatan buah-buah kehidupannya yang memulikan Tuhan. Banyak orang yang sudah menerima hidup baru di dalam Yesus  semboyan merdeka atau mati bisa ditrapkan di dalam hidup ini. Mudah sekali orang untuk mati demi Tuhan, namun yang paling berat adalah hidup untuk Tuhan. Karena jika hidup untuk Tuhan, ia harus hidup selaras dengan kehendak Tuhan,  dan mengisi hidupnya dengan hal-hal yang menjadi perkenan Tuhan.  Hanya memang  Tuhan tidak pernah memerintahkan umatNya, supaya umatNya mati untuk Dia.

JIKA KITA MEMANG SUDAH DIANUGERAHI KEMERDEKAAN DARI HUKUMAN DOSA  DI DALAM NAMA TUHAN YESUS, SUDAH SEPANTASNYA HIDUP KITA DIISI DENGAN HAL-HAL YANG MEMULIAKAN NAMANYA SEBAGAI RASA SYUKUR KITA KEMERDEKAAN  TERSEBUT.

Pudjianto P.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Mendisiplinkan Anak

Tips Mendisiplinkan Anak Sumber :  http://ellenpatricia.com/?p=30 Frase “mendisiplin anak” merupakan salah satu frase yang paling banyak disalahartikan. Tidak sedikit orang yang menyamakan makna frase tersebut dengan memberikan hukuman fisik kepada anak. Sesungguhnya, makna “mendisiplin anak” tidaklah sesempit itu. “Mendisiplin anak” mengandung arti melakukan tindakan yang direncanakan untuk menolong anak-anak mempelajari perilaku yang baik. Untuk mempraktekkan disiplin dalam arti yang demikian, jauh lebih sulit dibandingkan sekedar menghukum anak secara fisik, karena tersirat dalam makna tersebut adalah prioritasnya pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu menolong anak-anak mempelajari perilaku yang baik, bukan pada bentuk tindakan disiplin yang diambil. Dengan demikian, bentuk tindakan yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan tersebut bisa berbagai macam. Untuk dapat mendisiplinkan anak dengan efektif, umumnya ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan orangtua, sebagai berikut :...

Mengusik Guru Sekolah Minggu

Facebook Twitter Pinterest WhatsApp Share Kekaguman saya kepada Guru Sekolah Minggu (GSM) tiada hentinya. Betapa tidak? Pengajaran di Sekolah Minggu (SM) pada Anak Sekolah Minggu (ASM) seringkali begitu melekat sampai ke usia dewasa dan lanjut usia. Banyak orang dewasa yang beriman SM. Para pendeta dan teolog tampaknya kurang sanggup membangun kelanjutan pengajaran GSM dalam mendewasakan iman jemaat. Sementara kekaguman berlanjut, saya menjadi ambigu; sebab di satu pihak saya pernah menjadi GSM selama 15 tahun karena itu saya ikut bangga, di lain pihak saya menjadi pendeta selama 40 tahun karena itu saya ikut sedih. Saya tak dapat menahan diri untuk tidak ‘mengusik’ rekan-rekan GSM yang saya cintai. Mereduksi Trinitas Di banyak SM, banyak GSM mengajarkan anak-anak berdoa kepada Yesus atau Tuhan Yesus. Hasil pengajaran ini terus hidup di sana sini termasuk dalam diri penatua dan pendeta. Tradisi berdoa kepada Yesus bukanlah tradisi yang selaras dengan pengakuan iman kita. Da...

Bahan SM: Hari Pentakosta

(Oleh: Pdt. Mangapul Sagala) Apakah itu hari Pentakosta? Pentingkah itu bagi orang Kristen? Jika penting, sejauh mana penting? Secara harfiah, kata yang berasal dari bahasa Yunani itu berarti "hari ke-50". Bagi orang Yahudi, hari itu penting dan merupakah sebuah keharusan, sebagaimana diperintahkan oleh Tuhan kepada mereka. Tibanya hari Pentakosta berarti berakhirnya tradisi perayaan selama tujuh minggu, di mana umat Israel merayakan paskah. "Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kau rayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun (Kel.34:22). Perlu kita perhatikan bahwa dari sekian banyak perayaan yang dilakukan oleh orang Yahudi, maka hari raya Pentakosta merupakan perayaan terbesar, di mana pada saat itu merupakah hari yang penuh sukacita dan di mana mereka bersyukur kepada Allah atas segala kasih dan pemeliharaanNya, termasuk akan hasil panen tuaian gandum dan jelai. Karena itu, mereka akan datang kepad...