Skip to main content

TERPILIH MENJADI PELAYAN TUHAN

TERPILIH MENJADI PELAYAN TUHAN

Di sebuah Sekolah Theologia bukaan semester baru yang mendaftar masuk ada 75 orang. Cukup banyak bagi sebuah sekolah Theologia. Dan setiap Mahasiswa sebelum memasuki pelajaran diminta untuk memberikan kesaksian. Dari kesaksian setiap pribadi, memang luar biasa cara Tuhan memanggilNya. Mereka semua pada intinya berkomitmen untuk dibentuk di Sekolah tersebut, untuk menjadi pelayan Tuhan yang sungguh, dan berdedikasi. Tahun berikutnya, sudah tidak utuh 75, sampai semester terakhir yang jangkanya 5 tahun, ternyata yang sampai di utus menjadi pelayan hanya 25 orang saja. Rata-rata mereka yang keluar adalah tidak tahan aturan sekolah yang luar biasa ketatnya. “Tidak ada kebebasan”, demikian kata seseorang.

Menyimak apa yang tertulis di dalam Alkitab memang berkaitan dengan keselamatan, semua orang mendapat anugerah yang sama. Percaya Tuhan Yesus maka ia akan diselamatkan. Namun kalau sudah bersangkut paut dengan menjadi pelayan Tuhan, rupanya juga ada syarat-syarat tertentu. Seorang hamba Tuhan yang dipercaya berkotbah diantara para mahasiswa Teologia menandaskan beberapa hal penting untuk menjadi pelayan Tuhan.
1.       Memiliki standart kerohanian yang bagus. Artinya memiliki stantart kerohanian yang bagus adalah  bahwa orang itu memiliki hubungan  baik dengan Tuhan. Orang itu sungguh memahami apa yang menjadi pikiran Allah. Apa yang utama bagi Allah, itulah yang menjadi utama di dalam hidupnya. Yang menjadi pekerjaan Allah, itulah juga yang menjadi pekerjaannya. Yang ada di dalam hidupnya adalah hanya ketaatan kepada apa yang dikehendaki Allah. Seorang pelayanan itu memiliki kepekaan  terhadap apa yang dikehendaki Allah. Sikap itulah yang menjadi perkenan Allah. Kitab suci tertulis: “Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia” (II Tawarikh 16:9). Orang yang bersungguh hati terhadap Allah ini akan mampu menghadapi terpaan hidup dan orang itu diteguhkan untuk menjadi berkat bagi sesamanya.
2.       Seorang pelayan adalah orang yang memiliki sifat rendah hati.  Tidak menyembunyikan sesuatu yang menjadikan batu sandungan. Terbuka, dan apa adanya. Ketika Nabi Samuel diutus Tuhan untuk mencari pengganti raja Saul, ia memandang secara manusia keberadaan anak-anak Samuel  yang besar-besar secara lahiriyah. Ternyata Tuhan tidak melihat yang lahiriah, namun justru apa yang tidak diperhitungkan oleh manusia itulah yang dipilih. Itulah Daud. Karena dia memiliki kerendahan hati  dari dasar hatinya yang paling dalam. Tertulis dalam kitab suci: “"Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap dengan dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.(Mazmur 89:20-22). Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan.

Apa yang menjadi renungan hamba Tuhan tersebut menjadi pelajaran bagi kita. Apakah benar kita ingin melayani Tuhan? Apakah benar kita ingin menjadi pelayanNya. Jika kita masih senang pamer kerohanian kita, dengan tujuan mendapat pujian dari sesama, sebenarnya kita belum layak untuk menjadi pelayanNya. Kita hanya pantas menjadi pemain drama kerohanian yang bagus.

MENJADI PELAYAN TUHAN BUKANLAH SEPERTI PEMAIN DRAMA. PEMAIN DRAMA HARUS BISA BERPERAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA BISA MENAMPILKAN WATAK SIAPA DIA BERPERAN. PELAYAN TUHAN TAMPIL APA ADANYA, APA YANG DILUAR ITULAH YANG ADA DI DALAM HATINYA.

Pudjianto P.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Mendisiplinkan Anak

Tips Mendisiplinkan Anak Sumber :  http://ellenpatricia.com/?p=30 Frase “mendisiplin anak” merupakan salah satu frase yang paling banyak disalahartikan. Tidak sedikit orang yang menyamakan makna frase tersebut dengan memberikan hukuman fisik kepada anak. Sesungguhnya, makna “mendisiplin anak” tidaklah sesempit itu. “Mendisiplin anak” mengandung arti melakukan tindakan yang direncanakan untuk menolong anak-anak mempelajari perilaku yang baik. Untuk mempraktekkan disiplin dalam arti yang demikian, jauh lebih sulit dibandingkan sekedar menghukum anak secara fisik, karena tersirat dalam makna tersebut adalah prioritasnya pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu menolong anak-anak mempelajari perilaku yang baik, bukan pada bentuk tindakan disiplin yang diambil. Dengan demikian, bentuk tindakan yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan tersebut bisa berbagai macam. Untuk dapat mendisiplinkan anak dengan efektif, umumnya ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan orangtua, sebagai berikut :...

Mengusik Guru Sekolah Minggu

Facebook Twitter Pinterest WhatsApp Share Kekaguman saya kepada Guru Sekolah Minggu (GSM) tiada hentinya. Betapa tidak? Pengajaran di Sekolah Minggu (SM) pada Anak Sekolah Minggu (ASM) seringkali begitu melekat sampai ke usia dewasa dan lanjut usia. Banyak orang dewasa yang beriman SM. Para pendeta dan teolog tampaknya kurang sanggup membangun kelanjutan pengajaran GSM dalam mendewasakan iman jemaat. Sementara kekaguman berlanjut, saya menjadi ambigu; sebab di satu pihak saya pernah menjadi GSM selama 15 tahun karena itu saya ikut bangga, di lain pihak saya menjadi pendeta selama 40 tahun karena itu saya ikut sedih. Saya tak dapat menahan diri untuk tidak ‘mengusik’ rekan-rekan GSM yang saya cintai. Mereduksi Trinitas Di banyak SM, banyak GSM mengajarkan anak-anak berdoa kepada Yesus atau Tuhan Yesus. Hasil pengajaran ini terus hidup di sana sini termasuk dalam diri penatua dan pendeta. Tradisi berdoa kepada Yesus bukanlah tradisi yang selaras dengan pengakuan iman kita. Da...

Bahan SM: Hari Pentakosta

(Oleh: Pdt. Mangapul Sagala) Apakah itu hari Pentakosta? Pentingkah itu bagi orang Kristen? Jika penting, sejauh mana penting? Secara harfiah, kata yang berasal dari bahasa Yunani itu berarti "hari ke-50". Bagi orang Yahudi, hari itu penting dan merupakah sebuah keharusan, sebagaimana diperintahkan oleh Tuhan kepada mereka. Tibanya hari Pentakosta berarti berakhirnya tradisi perayaan selama tujuh minggu, di mana umat Israel merayakan paskah. "Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kau rayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun (Kel.34:22). Perlu kita perhatikan bahwa dari sekian banyak perayaan yang dilakukan oleh orang Yahudi, maka hari raya Pentakosta merupakan perayaan terbesar, di mana pada saat itu merupakah hari yang penuh sukacita dan di mana mereka bersyukur kepada Allah atas segala kasih dan pemeliharaanNya, termasuk akan hasil panen tuaian gandum dan jelai. Karena itu, mereka akan datang kepad...