Skip to main content

MENDOAKAN SELEBRITI

"Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang
rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang
indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi
dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut
dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah" (1Petrus 3:3-4).

Belakangan ini, nyaris semua saluran televisi menawarkan kesempatan untuk
menggapai posisi puncak, untuk menjadi idola, pria tampan, sampai model
yang berhasil. Yang jelas ada usaha jalan pintas secara masal untuk menjadi
selebriti tenar yang basah kuyup oleh harta. Bayangkan, dalam waktu tiga
bulan seorang yang tidak terkenal tiba-tiba bisa menjadi bintang dan
membawa pulang mobil baru, belum termasuk hadiah-hadiah lainnya. Sekalipun
kalau kita sadar kita tahu bahwa yang bisa dikarbit secara begitu hanya
satu diantara berjibun pendaftar, namun cukup mencengangkan fenomena yang
satu ini, karena puluhan ribu orang tertarik mendaftarkan diri.

Fantasi Akademia sang pelopor menekankan kemahiran suara dan gaya, Idola
Indonesia juga menjanjikan sukses bersandarkan kemampuan yang sama,
Kontes-kontes lain seperti Dangdut disamping kedua di atas juga menekankan
lenggak-lenggok sebagai bahasa tubuh. Model fesien menekankan busana
karya-cipta terbaru disamping kelincahan berjalan diatas cat-walk, dan
malah ada pemilihan pria ganteng dan romantis idaman wanita-wanita cantik.
Yang jelas, semua jalan menuju puncak itu menonjolkan prestasi lahiriah
dengan segala kecantikan-kegantengan dan glamor gaya panggungnya.

Di balik itu semua, kita melihat bahwa semua yang ditonjolkan adalah yang
bisa secara kasat mata dilihat melalui kelima indera manusia, terutama oleh
mata dan telinga. Tetapi, hal-hal yang tersembunyi yaitu aspek manusia yang
batiniah nyaris tidak terukur dan pandangan dunia masakini memang sering
mengabaikan yang ini. Dan yang luar biasa, siaran-siaran
fatamorgana-selebriti itu telah menyihir jutaan pemirsa di seluruh Indonesia!

Kita di Indonesia prihatin bahwa usaha menjadi 'selebriti instant' gaya
televisi dan film itu memang pada awalnya baik-baik saja dan indah
ditonton, namun bila kita menyimak berita-berita di koran, majalah, dan
terutama tabloid, kita dapat melihat bahwa di balik glamor di atas panggung
itu kita melihat manusia batiniah yang rapuh yang penuh dengan realita
hidup yang sering pahit. Dan sayangnya perilaku moralitas panggung demikian
sekarang sudah menulari para pemirsa di dunia nyata sehari-hari.

Banyak selebriti pada masakini jatuh dalam urusan uang, pembagian
keuntungan, hak cipta, dan segala aspek perebutan uang yang menumpuk
mendadak yang biasa diperoleh melalui jalur selebriti. Banyak yang
kehidupan pribadinya terkoyak, mulai dari kecanduan keluar-masuk salon dan
kelab malam, bermain susuk perdukunan untuk mempercantik diri, sampai
terjerumus lembah hitam narkoba. Tidak sedikit selebriti mengalami prahara
rumah tangga, kalau bukan pertengkaran ya perceraian yang meninggalkan
anak-anak generasi penerus hidup dalam kepribadian terkoyak oleh perpisahan
orang tua mereka. Berita terbaru mengungkapkan seorang bintang cantik
merebut suami tampan dari seorang isteri yang lagi mengandung anak mereka.
Lebih banyak lagi yang terjerat perselingkungan atau terjerat seks bebas.

Realita selebriti demikian yang dahulunya hanya bisa kita lihat di
hollywood dan film-film Barat sekarang sudah menjadi kenyataan sehari-hari
di Indonesia. Kita tahu bahwa selebriti cantik & tenar Marilyn Monroe
pernah berucap bahwa: "Saya tidak bisa hidup diluar gemerlapannya
lampu-lampu panggung." Memang itulah kenyataannya, namun harga yang harus
dibayarnya juga cukup mahal, sebab kehidupan rumah tangganya diisi
kawin-cerai dan perselingkuhannya dengan USA-1 menyebabkan akhir hidupnya
tragis, mati karena kebanyakan obat tidur. Skandal-skandal yang sama sudah
dialami di Indonesia, ada yang video porno kebugilannya beredar di
masyarakat, bahkan ada selebriti yang video perselingkuhannya beredar bebas
dan hidupnya sekarang ibarat kalimat yang belum selesai dan diakhiri dengan
koma, dan beberapa terpaksa meringkuk di balik teralis penjara.

Kita perlu mendoakan dan mengingatkan para selebriti demikian, karena kalau
kita tidak mendoakan dan mengingatkan mereka dan mereka makin terjerumus ke
dalam jerat popularitas lahiriah yang sesaat, bukan saja aspek moralitas
batiniah mereka terancam, tetapi perilaku mereka itu bagai ragi akan
menjadikan banyak pemirsa menjadikannya sebagai bagian kehidupan fantasi
mereka dan kemudian menjadi bagian dari kehidupan di dunia nyata.

Hal yang salah dalam usaha mengkarbitkan selebriti maupun kehidupan
selebriti karier adalah bahwa yang ditonjolkan kehidupan panggung adalah
glamor lahiriah yang memang menarik untuk dilihat dan didengar dan
menjanjikan harta yang bisa diraup dalam waktu singkat. Namun, aspek
kebatinan yang tersembunyi secara inderawi diabaikan bahkan dicampakkan,
padahal kita tahu bahwa aspek lahiriah itu sementara sifatnya tetapi aspek
batiniah itu kekal sifatnya bahkan untuk bekal dalam kehidupan mendatang.
Seharusnya dalam hidup, keseimbangan antara yang lahiriah dan batiniah di
jaga, dan kalau tidak bisa diseimbangkan, keseimbangannya yang lebih berat
ke aspek batiniah akan jauh lebih baik daripada ketimpangan yang sebaliknya.

Kecantikan dengan segala hiasan dan fesiennya akan tidak menarik lagi
ketika manusia makin menua, segala prestasi lahiriah akan menjadi kenangan
ketika badan menjadi uzur. Tetapi, prestasi batiniah akan makin meningkat
ketika manusia memasuki masa kedewasaan dan menjadi orang tua yang makin
berhikmat dan bisa menjadi benteng yang kokoh untuk melindungi generasi
seterusnya.

Para rohaniwan perlu lebih mendoakan dan mengingatkan para selebriti dan
calon-calon selebriti agar mereka tidak terjerat oleh "gemerlapannya
lampu-lampu dan musik panggung" tetapi mengingatkan mereka agar mencari
prestasi batiniah yaitu manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan
yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram,
yang sangat berharga di mata Allah.

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah
bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan
pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada di
situ juga hatimu berada." (Matius 6:19-21).
Amin!

Salam kasih dari Redaksi www.yabina.org

Comments

Popular posts from this blog

MERDEKA ATAU MATI

MERDEKA  ATAU MATI Kata yang menggetarkan dada ketika terjadi perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia  oleh para pejuang  adalah kata “ Merdeka atau mati”. Hanya ada satu pilihan pada waktu itu “merdeka atau mati”.  Dan kata itu sungguh menjadikan sarana membakar semangat juang yang tidak habis-habisnya. Mereka dengan senjata seadanya  berani terjun ke kancang peperangan dengan persenjataan  penjajah yang super canggih pada jamannya. Dan ternyata perjuangan yang membara itu tidak sia-sia. Kemerdekaan itu bisa diperoleh oleh bangsa Indonesia. Dan pernyatakan proklamasi adalah sebuah pernyataan yang  bergema di setiap dada bangsa Indonesia, apapun sukunya, apapun agamanya bahwa Indonesia sudah merdeka. Seorang veteran yang sudah tua bercerita dengan tersenyum sebuah kelucuan, ketika mendengar  bahwa Indonesia sudah merdeka dari penjajahan. Ada sebagian yang mengartikan merdeka itu dengan arti yang sangat sempit. Mereka mengartikan kalau naik kereta api , naik bus umum, tidak me

SENTUHAN KUASA KASIH: 1 KORINTUS 13

Salah satu pasal termasyhur dalam Alkitab jelas adalah 1 Korintus 13 -- "Pasal Kasih" yang terkenal itu. Di pasal ini, kita bisa melihat dengan jelas tiga bagian penting yang mengajarkan umat Tuhan dalam memahami kasih yang sejati: motivasi, karakter, dan kekekalan kualitas kasih. Motivasi Kasih (1 Korintus 13:1-3) Apa gunanya perbuatan besar dan dahsyat jika tidak ada kasih yang melatarbelakanginya. Banyak orang tidak akan setuju perlunya memeriksa motivasi dari apa yang kita sebut perbuatan baik. Banyak orang mengklaim bahwa karisma, pengetahuan, dan pengorbanan adalah sama dengan kasih. Tetapi masing-masing hal itu perlu diperiksa seperti seperti yang pasal ini sudah lakukan. Fasih Berbicara Walaupun seseorang sangat pandai berbicara, sopan, atau menghibur yang mendengarkan, tanpa kasih, dia akan menggunakan lidahnya untuk tujuan pribadinya. Meskipun ribuan orang akan terkesan, tergerak, dan tersentuh, namun perkataannya sama saja dengan bunyi gong. Dengan

Apa yang dicari orang ?

Apa yang kau cari orang ? uang Apa yang kau cari orang ? Uang Apa yang kau cari , siang , malam , pagi , petang? Uang , uang , uang , Bukan Tuhan Yesus Lagu sederhana tadi mengingatkan saya , dinyanyikan waktu kecil dalam kelas sekolah minggu Lagu yang mengingatkan saya, bahwa apa yang dicari orang , hanya melulu berkaitan dengan uang. Uang juga termasuk kekayaan , materi duniawi . Sangat berbeda dengan apa yang Tuhan cari .. Apa yang dicari Tuhan ? Saya Apa yang dicari Tuhan ? Saya apa yang dicari Tuhan, siang, malam, pagi petang ? Saya, saya, saya, orang yang berdosa. Sayalah yang dicari Tuhan, Anda dan saya yang dicari Tuhan. Lalu kemudian pertanyaan nya, adalah apakah kita tidak boleh mencari uang ? Sejarah membuktikan bahwa orang orang kaya , banyak yang mengalami kehancuran, karena kekeliruan dalam memandang dan memperlakukan kekayaan. Saya juga, tidak ingin seperti itu, menjadi kaya, tetapi kehilangan segala sesuatunya, istri tercerai, anak tercerai berai, ana