MASA TUA ADALAH MASA UNTUK MENGENANG MASA LALU
(Belajar dari kehidupan Daud)
Di dalam II Samuel 21:15, di sana tertulis bahwa Daud ketika berperang mengalami keadaan letih lesu. Itulah tanda sebagai orang yang sudah tua, yang gampang letih dan lesu. Dalam kondisi yang demikian para senopatinya meminta supaya Daud istirahat saja. Karena nyawa Daud itu harganya sama dengan 10 ribu prajurit. Demikian kata para senopatinya. Saat sendirian dan tubuh sudah mulai rapuh, di sana-sini sudah merasakan ketidak nyamanan, pikirannya melayang di masa lalu. Salah satu yang diingat adalah pada masa ia menghadapi bahaya. Secara manusia memang tidak mungkin bisa lepas dari bahaya. Mungkin mengingat pada masa berhadapan dengan Goliat, Absalom dan Bahaya-bahaya yang lain. Jika sampai sekarang ia masih hidup dan duduk di tahta. Dia sadar sepenuhnya bahwa Allah itu merupakan perlindunganya. Dalam situasi yang peka demikian Daud menulis sebuah doa: “: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, juruselamatku; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan. Terpujilah TUHAN, seruku; maka aku pun selamat dari pada musuhku.(II Samuel 22:2-4). Lebih dari pada itu kalau kita baca seterusnya, Daud mengakui bahwa Allah juga tempat pelariannya ketika dia sudah tidak berdaya, tidak memiliki apapun. Hanya Allah yang bisa menjadi tempat pelarian yang meneduhkan.
Dari apa yang dialami Oleh Daud itu, yang menjadi pertanyaan kita, apakah di masa muda kita ini memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Benarkah di dalam hidup kita yang kita andalkan Tuhan saja? Sudah tentu orang yang hidupnya mengandalkan Tuhan akan banyak mengalami keajaiban –keajaibanNya, karena memang Dia yang kita percaya adalah ajaib. Di situlah kita akan mengalami keindahan di masa tua, mengenang petualangan di masa muda yang tidak pernah meninggalkan Tuhan. Dan ketika kita sudah tidak berdaya, kita mengenang keindahan-keindahan bersama Tuhan tersebut. Dan ketika keadaan sudah seperti itu rasanya hati senantiasa segar dan damai sejahtera.
Seorang ibu yang sedang menghadapi kematian, menasihati anak-anaknya: “Jangan lewatkan sedetikpun kalian bergaul erat dengan Tuhan ya nak, karena sebenarnya bahwa hidup bergaul erat dengan Tuhan di masa kita kuat itu untuk bekal kita menghadap Tuhan, ada yang kita persembahkan kepadaNya sesuatu yang membuat hati ini dipenuhi damai sejahtera”, ibu itu melemparkan senyum kepada anak-anaknya. “Saya pamit ya, Mama sudah dijemput Tuhan sendiri dengan keretaNya”. Ibu itu dengan tangan yang lemah melambaikan tangannya. Dan pergi dengan senyum yang dipenuhi kedamaian.
JIKA KITA SUDAH TUA MASA LALU ADALAH MERUPAKAN KENANGAN. JIKA KITA INGIN MEMILIKI KENANGAN YANG INDAH, MAKA DI MASA MUDA HARUS BANYAK MEMBANGUN MONUMENT ROHANI. MONUMENT DEMIKIAN TIDAK MUDAH DILUPAKAN KELUARGA, SESAMA NAMUN JUGA MENJADI KENANGAN YANG INDAH DI MASA TUA.
Oleh Bpk. Pudjianto P.
Comments