*1. Kejujurannya
2. Ketahanannya
3. Pernyataannya Mengenai Dirinya Sendiri
4. Mukjizatnya
5. Kesatuannya
6. Keakuratannya dari Segi Sejarah dan Geografi
7. Rekomendasi dari Kristus
8. Keakuratan Ramalannya
9. Keberlangsungannya
10. Kuasanya untuk Mengubah Hidup Manusia*
1. KEJUJURANNYA
Alkitab sungguh jujur. Alkitab memperlihatkan Yakub, bapak dari "bangsa
pilihan," sebagai seorang penipu. Alkitab juga menggambarkan Musa, sang
pemberi
Hukum Taurat, sebagai seorang pemimpin yang merasa tidak aman dan keras
kepala,
yang dalam usaha pertamanya untuk menolong bangsanya sendiri, membunuh
seorang
laki-laki dan kemudian lari menyelamatkan diri ke padang gurun. Alkitab
menggambarkan Daud bukan hanya sebagai raja yang paling dikasihi, panglima
perang, dan pemimpin rohani, tetapi juga sebagai orang yang mengambil isteri
orang lain dan kemudian, untuk menutupi dosanya, bersekongkol untuk membunuh
sang suami. Pada satu sisi, Kitab Suci pernah menilai bahwa umat Allah,
bangsa
Israel, begitu buruk sehingga Sodom dan Gomora tampak baik bila dibandingkan
dengan mereka. {.Yeh 16:46-52} Alkitab memperlihatkan bahwa sifat
alamiah manusia memusuhi Allah. Alkitab memprediksikan masa depan yang penuh
dengan masalah. Alkitab mengajarkan bahwa jalan ke Surga sempit dan jalan ke
Neraka lebar. Jelaslah, Kitab Suci ini tidak ditulis untuk mereka yang hanya
menginginkan jawaban sederhana atau pandangan terhadap agama dan manusia
yang
ringan dan serba optimis.
2. KETAHANANNYA
Ketika negara Israel yang modern muncul kembali setelah ribuan tahun orang
Israel tercerai-berai, seorang gembala Beduin menemukan satu dari harta
karun
arkeologis yang paling penting di zaman ini. Dalam sebuah gua di tepi Barat
Daya
Laut Mati, di dalam sebuah buli-buli yang pecah ditemukan dokumen-dokumen
yang
telah disembunyikan selama dua ribu tahun. Temuan-temuan tambahan
menghasilkan
salinan-salinan naskah yang umurnya seribu tahun lebih tua dari
salinan-salinan
tertua yang diketemukan sebelumnya. Satu dari yang paling penting adalah
salinan
kitab Yesaya. Isinya ternyata sama dengan kitab Yesaya yang ada di Alkitab
kita.
Gulungan-gulungan naskah Laut Mati itu muncul dari debu bagaikan jabatan
tangan
yang bersifat simbolik untuk mengucapkan selamat datang kepada bangsa Israel
yang baru kembali ke tanah airnya. Gulungan-gulungan itu menyingkirkan
pendapat
dari sebagian orang yang mengatakan bahwa Alkitab yang asli sudah hilang
ditelan waktu dan sudah rusak.
3. PERNYATAANNYA MENGENAI DIRINYA SENDIRI
Apa yang dikatakan Alkitab tentang dirinya sendiri adalah hal yang penting
untuk
diketahui. Jika para penulis Kitab Suci sendiri tidak pernah mengklaim bahwa
mereka berbicara bagi Allah, tentunya kita berbuat lancang jika kita membuat
klaim itu bagi mereka. Mungkin kita juga akan menghadapi persoalan lain.
Kita
mungkin akan menghadapi sejumlah misteri yang tidak terpecahkan, yang
terkandung
di dalam tulisan yang bersifat historis dan etis. Dan kita tidak akan
mempunyai
sebuah buku yang telah mengilhami munculnya sinagoga dan gereja yang tidak
terhitung jumlahnya di seluruh dunia. Suatu Alkitab yang tidak mengklaim
bahwa
ia berbicara atas nama Allah tentunya tidak akan menjadi fondasi bagi iman
ratusan juta orang Yahudi dan Kristen (.2Pe 1:16-21). Namun, dengan
didukung oleh bukti dan argumentasi yang cukup, para penulis Alkitab telah
mengklaim bahwa mereka diilhami oleh Allah. Berhubung jutaan orang telah
mempertaruhkan kehidupan mereka saat ini dan saat kekekalan pada klaim-klaim
itu, Alkitab bukanlah buku yang baik jika para penulisnya berbohong secara
konsisten tentang sumber informasi mereka.
4. MUKJIZATNYA
Peristiwa keluarnya Israel dari Mesir memberikan dasar historis untuk
mempercayai bahwa Allah telah menyatakan Diri-Nya sendiri kepada Israel.
Seandainya Laut Merah tidak terbelah sebagaimana yang diceritakan Musa,
Perjanjian Lama kehilangan otoritasnya untuk berbicara atas nama Allah.
Demikian
pula Perjanjian Baru juga bergantung pada mukjizat. Seandainya Yesus secara
badani tidak bangkit dari kematian, Rasul Paulus mengatakan bahwa iman
Kristen
didirikan di atas kebohongan. (.1Ko 15:14-17) Untuk memperlihatkan
kredibilitasnya, Perjanjian Baru menyebutkan saksi-saksinya, dan ini
dilakukannya di dalam kerangka-waktu yang memungkinkan klaim-klaim itu diuji
kebenarannya. (.1Ko 15:1-8) Banyak dari para saksi itu akhirnya mati
sebagai martir, bukan untuk membela keyakinan moral atau rohani yang abstrak
tetapi untuk klaim mereka bahwa Yesus telah bangkit dari kematian. Memang
mati
sebagai martir bukan hal aneh, namun tetaplah penting untuk menyadari apa
yang
menyebabkan mereka rela kehilangan nyawanya. Banyak orang rela mati untuk
sesuatu yang mereka percaya sebagai kebenaran. Dan tidak ada yang rela mati
untuk sesuatu yang mereka tahu sebagai kebohongan.
5. KESATUANNYA
Empat puluh pengarang yang berbeda menulis 66 kitab dalam Alkitab selama
lebih
dari 1.600 tahun. Empat ratus tahun yang hening memisahkan 39 kitab
Perjanjian
Lama dari 27 kitab Perjanjian Baru. Namun demikian, dari Kejadian sampai
Wahyu,
semua kitab menceritakan satu cerita yang utuh. Bersama-sama mereka
memberikan
jawaban yang konsisten terhadap pertanyaan-pertanyaan terpenting yang dapat
kita
tanyakan: Mengapa kita di sini? Bagaimana kita dapat mengatasi rasa takut?
Bagaimana kita dapat berhasil? Bagaimana kita bisa bangkit dari keadaan kita
yang buruk dan tetap berpengharapan? Bagaimana kita dapat berdamai dengan
Pencipta kita? Jawaban-jawaban Alkitab yang konsisten terhadap
pertanyaan-pertanyaan
ini memper lihatkan bahwa Kitab Suci bukanlah banyak buku melainkan satu
buku.
6. KEAKURATANNYA DARI SEGI SEJARAH DAN GEOGRAFI
Selama berabad-abad banyak orang meragukan keakuratan Alkitab dari segi
sejarah
dan geografi. Namun para arkeolog modern berulang-ulang telah menggali dan
menemukan bukti mengenai orang-orang, tempat-tempat, dan
kebudayaan-kebudayaan
yang digambarkan dalam Kitab Suci. Dari waktu ke waktu, deskripsi dalam
Alkitab
telah dibuktikan sebagai catatan yang lebih dapat diandalkan daripada
spekulasi
para ahli. Turis masa kini yang mengunjungi musium dan tempat-tempat yang
dilukiskan di Alkitab mau tak mau sangat terkesan dengan latarbelakang
geografis
dan historis dari teks Alkitab yang ternyata riil.
7. REKOMENDASI DARI KRISTUS
Banyak orang telah mengatakan hal yang baik mengenai Alkitab, tetapi tidak
ada
yang memberi rekomendasi sekuat yang diberikan Yesus dari Nazaret. Ia
merekomendasikan Alkitab bukan hanya dengan ucapan-Nya tetapi juga dengan
kehidupan-Nya. Pada saat-saat pencobaan-Nya, pengajaran di hadapan orang
banyak,
dan penderitaan-Nya, Yesus dengan jelas memperlihatkan bahwa Ia mempercayai
Kitab Suci Perjanjian Lama lebih dari sekadar tradisi nasional.
(Mat 4:1-11; 5:17-19) Yesus percaya bahwa Alkitab adalah buku tentang
Diri-Nya sendiri. Kepada orang-orang senegeri-Nya Ia berkata, "Kamu
menyelidiki
Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup
yang
kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu." (.Yoh
5:39-40)
8. KEAKURATAN RAMALANNYA
Dari zaman Musa, Alkitab telah meramalkan peristiwa-peristiwa yang tak
seorang
pun ingin mempercayainya. Sebelum Israel masuk ke Tanah Perjanjian, Musa
meramalkan bahwa Israel akan tidak setia, bahwa Israel akan kehilangan tanah
yang Allah berikan kepadanya, dan bahwa Israel akan tercerai-berai ke
seluruh
dunia, dikumpulkan kembali, dan kemudian dibangun kembali (.Ula 28-31).
Pusat dari ramalan Perjanjian Lama adalah janji tentang Mesias yang akan
menyelamatkan umat Allah dari dosa-dosa mereka dan pada akhirnya membawa
penghakiman dan kedamaian bagi seluruh dunia.
9. KEBERLANGSUNGANNYA
Kitab-kitab Musa ditulis 500 tahun sebelum kitab-kitab Hindu yang paling
awal.
Musa menulis kitab Kejadian 2.000 tahun sebelum Muhammad menulis Quran.
Selama
masa yang panjang itu, tak ada buku yang dikasihi atau dibenci seperti
Alkitab.
Tak ada buku yang secara konsisten telah dibeli, dipelajari, dan dikutip
seperti
Alkitab. Sementara jutaan judul-judul lain muncul dan tenggelam, Alkitab
tetap
merupakan buku yang menjadi ukuran bagi buku-buku lain. Sekalipun sering
diabaikan oleh orang yang merasa tak nyaman dengan ajaran-ajarannya, Alkitab
tetap merupakan buku utama dari peradaban Barat.
10. KUASANYA UNTUK MENGUBAH HIDUP MANUSIA
Orang yang tidak percaya sering menunjuk kepada mereka yang mengatakan bahwa
mereka percaya Alkitab tetapi hidupnya tidak berubah. Tetapi sejarah juga
ditandai oleh mereka yang kehidupannya menjadi lebih baik oleh karena buku
ini.
Sepuluh Perintah Allah telah menjadi sumber pengarahan moral bagi banyak
orang
yang tak terhitung jumlahnya. Mazmur-mazmur Daud telah memberikan kekuatan
pada
waktu kesulitan dan kehilangan. Khotbah Yesus di Bukit telah menjadi obat
bagi
jutaan orang untuk mengatasi kesombongan dan sikap legalisme. Uraian Paulus
mengenai Kasih di .1Kor 13 telah banyak melunakkan hati yang sedang marah.
Perubahan hidup dari orang-orang seperti Rasul Paulus, Agustinus, Martin
Luther,
John Newton, Leo Tolstoy, dan C.S. Lewis menunjukkan perubahan yang dapat
dilakukan Alkitab. Bahkan satu bangsa atau suku seperti Celtic di Irlandia,
Viking yang liar di Norwegia, atau Indian Auka di Equador telah diubah oleh
Firman Allah dan kehidupan serta karya Yesus Kristus yang tak terbandingkan.
ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda masih meragukan Alkitab. Alkitab, sama
seperti dunia di sekitar kita, memang mengandung unsur-unsur misteri. Namun
demikian, jika Alkitab benar-benar seperti yang dikatakannya, Anda tidak
perlu
memilah-milah sendiri bukti-bukti yang ada. Yesus justru menjanjikan
pertolongan
ilahi bagi mereka yang ingin mengenal kebenaran tentang diri-Nya dan
ajaran-Nya.
Sebagai tokoh utama dari Perjanjian Baru, Yesus berkata, "Barangsiapa mau
melakukan kehendak Allah, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari
Allah,
entah aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri." (.Yoh 7:17)
Satu kunci penting untuk mengerti Alkitab adalah bahwa Alkitab tidak pernah
bermaksud untuk menarik kita kepada dirinya sendiri. Setiap prinsip di dalam
Alkitab memperlihatkan kebutuhan kita akan pengampunan yang disediakan
Kristus
bagi kita. Alkitab memperlihatkan mengapa kita perlu membiarkan Roh Kudus
hidup
melalui kita. Untuk hubungan yang seperti inilah Alkitab diberikan kepada
kita.
(c) 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd. (cd SABDA 3.0)
2. Ketahanannya
3. Pernyataannya Mengenai Dirinya Sendiri
4. Mukjizatnya
5. Kesatuannya
6. Keakuratannya dari Segi Sejarah dan Geografi
7. Rekomendasi dari Kristus
8. Keakuratan Ramalannya
9. Keberlangsungannya
10. Kuasanya untuk Mengubah Hidup Manusia*
1. KEJUJURANNYA
Alkitab sungguh jujur. Alkitab memperlihatkan Yakub, bapak dari "bangsa
pilihan," sebagai seorang penipu. Alkitab juga menggambarkan Musa, sang
pemberi
Hukum Taurat, sebagai seorang pemimpin yang merasa tidak aman dan keras
kepala,
yang dalam usaha pertamanya untuk menolong bangsanya sendiri, membunuh
seorang
laki-laki dan kemudian lari menyelamatkan diri ke padang gurun. Alkitab
menggambarkan Daud bukan hanya sebagai raja yang paling dikasihi, panglima
perang, dan pemimpin rohani, tetapi juga sebagai orang yang mengambil isteri
orang lain dan kemudian, untuk menutupi dosanya, bersekongkol untuk membunuh
sang suami. Pada satu sisi, Kitab Suci pernah menilai bahwa umat Allah,
bangsa
Israel, begitu buruk sehingga Sodom dan Gomora tampak baik bila dibandingkan
dengan mereka. {.Yeh 16:46-52} Alkitab memperlihatkan bahwa sifat
alamiah manusia memusuhi Allah. Alkitab memprediksikan masa depan yang penuh
dengan masalah. Alkitab mengajarkan bahwa jalan ke Surga sempit dan jalan ke
Neraka lebar. Jelaslah, Kitab Suci ini tidak ditulis untuk mereka yang hanya
menginginkan jawaban sederhana atau pandangan terhadap agama dan manusia
yang
ringan dan serba optimis.
2. KETAHANANNYA
Ketika negara Israel yang modern muncul kembali setelah ribuan tahun orang
Israel tercerai-berai, seorang gembala Beduin menemukan satu dari harta
karun
arkeologis yang paling penting di zaman ini. Dalam sebuah gua di tepi Barat
Daya
Laut Mati, di dalam sebuah buli-buli yang pecah ditemukan dokumen-dokumen
yang
telah disembunyikan selama dua ribu tahun. Temuan-temuan tambahan
menghasilkan
salinan-salinan naskah yang umurnya seribu tahun lebih tua dari
salinan-salinan
tertua yang diketemukan sebelumnya. Satu dari yang paling penting adalah
salinan
kitab Yesaya. Isinya ternyata sama dengan kitab Yesaya yang ada di Alkitab
kita.
Gulungan-gulungan naskah Laut Mati itu muncul dari debu bagaikan jabatan
tangan
yang bersifat simbolik untuk mengucapkan selamat datang kepada bangsa Israel
yang baru kembali ke tanah airnya. Gulungan-gulungan itu menyingkirkan
pendapat
dari sebagian orang yang mengatakan bahwa Alkitab yang asli sudah hilang
ditelan waktu dan sudah rusak.
3. PERNYATAANNYA MENGENAI DIRINYA SENDIRI
Apa yang dikatakan Alkitab tentang dirinya sendiri adalah hal yang penting
untuk
diketahui. Jika para penulis Kitab Suci sendiri tidak pernah mengklaim bahwa
mereka berbicara bagi Allah, tentunya kita berbuat lancang jika kita membuat
klaim itu bagi mereka. Mungkin kita juga akan menghadapi persoalan lain.
Kita
mungkin akan menghadapi sejumlah misteri yang tidak terpecahkan, yang
terkandung
di dalam tulisan yang bersifat historis dan etis. Dan kita tidak akan
mempunyai
sebuah buku yang telah mengilhami munculnya sinagoga dan gereja yang tidak
terhitung jumlahnya di seluruh dunia. Suatu Alkitab yang tidak mengklaim
bahwa
ia berbicara atas nama Allah tentunya tidak akan menjadi fondasi bagi iman
ratusan juta orang Yahudi dan Kristen (.2Pe 1:16-21). Namun, dengan
didukung oleh bukti dan argumentasi yang cukup, para penulis Alkitab telah
mengklaim bahwa mereka diilhami oleh Allah. Berhubung jutaan orang telah
mempertaruhkan kehidupan mereka saat ini dan saat kekekalan pada klaim-klaim
itu, Alkitab bukanlah buku yang baik jika para penulisnya berbohong secara
konsisten tentang sumber informasi mereka.
4. MUKJIZATNYA
Peristiwa keluarnya Israel dari Mesir memberikan dasar historis untuk
mempercayai bahwa Allah telah menyatakan Diri-Nya sendiri kepada Israel.
Seandainya Laut Merah tidak terbelah sebagaimana yang diceritakan Musa,
Perjanjian Lama kehilangan otoritasnya untuk berbicara atas nama Allah.
Demikian
pula Perjanjian Baru juga bergantung pada mukjizat. Seandainya Yesus secara
badani tidak bangkit dari kematian, Rasul Paulus mengatakan bahwa iman
Kristen
didirikan di atas kebohongan. (.1Ko 15:14-17) Untuk memperlihatkan
kredibilitasnya, Perjanjian Baru menyebutkan saksi-saksinya, dan ini
dilakukannya di dalam kerangka-waktu yang memungkinkan klaim-klaim itu diuji
kebenarannya. (.1Ko 15:1-8) Banyak dari para saksi itu akhirnya mati
sebagai martir, bukan untuk membela keyakinan moral atau rohani yang abstrak
tetapi untuk klaim mereka bahwa Yesus telah bangkit dari kematian. Memang
mati
sebagai martir bukan hal aneh, namun tetaplah penting untuk menyadari apa
yang
menyebabkan mereka rela kehilangan nyawanya. Banyak orang rela mati untuk
sesuatu yang mereka percaya sebagai kebenaran. Dan tidak ada yang rela mati
untuk sesuatu yang mereka tahu sebagai kebohongan.
5. KESATUANNYA
Empat puluh pengarang yang berbeda menulis 66 kitab dalam Alkitab selama
lebih
dari 1.600 tahun. Empat ratus tahun yang hening memisahkan 39 kitab
Perjanjian
Lama dari 27 kitab Perjanjian Baru. Namun demikian, dari Kejadian sampai
Wahyu,
semua kitab menceritakan satu cerita yang utuh. Bersama-sama mereka
memberikan
jawaban yang konsisten terhadap pertanyaan-pertanyaan terpenting yang dapat
kita
tanyakan: Mengapa kita di sini? Bagaimana kita dapat mengatasi rasa takut?
Bagaimana kita dapat berhasil? Bagaimana kita bisa bangkit dari keadaan kita
yang buruk dan tetap berpengharapan? Bagaimana kita dapat berdamai dengan
Pencipta kita? Jawaban-jawaban Alkitab yang konsisten terhadap
pertanyaan-pertanyaan
ini memper lihatkan bahwa Kitab Suci bukanlah banyak buku melainkan satu
buku.
6. KEAKURATANNYA DARI SEGI SEJARAH DAN GEOGRAFI
Selama berabad-abad banyak orang meragukan keakuratan Alkitab dari segi
sejarah
dan geografi. Namun para arkeolog modern berulang-ulang telah menggali dan
menemukan bukti mengenai orang-orang, tempat-tempat, dan
kebudayaan-kebudayaan
yang digambarkan dalam Kitab Suci. Dari waktu ke waktu, deskripsi dalam
Alkitab
telah dibuktikan sebagai catatan yang lebih dapat diandalkan daripada
spekulasi
para ahli. Turis masa kini yang mengunjungi musium dan tempat-tempat yang
dilukiskan di Alkitab mau tak mau sangat terkesan dengan latarbelakang
geografis
dan historis dari teks Alkitab yang ternyata riil.
7. REKOMENDASI DARI KRISTUS
Banyak orang telah mengatakan hal yang baik mengenai Alkitab, tetapi tidak
ada
yang memberi rekomendasi sekuat yang diberikan Yesus dari Nazaret. Ia
merekomendasikan Alkitab bukan hanya dengan ucapan-Nya tetapi juga dengan
kehidupan-Nya. Pada saat-saat pencobaan-Nya, pengajaran di hadapan orang
banyak,
dan penderitaan-Nya, Yesus dengan jelas memperlihatkan bahwa Ia mempercayai
Kitab Suci Perjanjian Lama lebih dari sekadar tradisi nasional.
(Mat 4:1-11; 5:17-19) Yesus percaya bahwa Alkitab adalah buku tentang
Diri-Nya sendiri. Kepada orang-orang senegeri-Nya Ia berkata, "Kamu
menyelidiki
Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup
yang
kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu." (.Yoh
5:39-40)
8. KEAKURATAN RAMALANNYA
Dari zaman Musa, Alkitab telah meramalkan peristiwa-peristiwa yang tak
seorang
pun ingin mempercayainya. Sebelum Israel masuk ke Tanah Perjanjian, Musa
meramalkan bahwa Israel akan tidak setia, bahwa Israel akan kehilangan tanah
yang Allah berikan kepadanya, dan bahwa Israel akan tercerai-berai ke
seluruh
dunia, dikumpulkan kembali, dan kemudian dibangun kembali (.Ula 28-31).
Pusat dari ramalan Perjanjian Lama adalah janji tentang Mesias yang akan
menyelamatkan umat Allah dari dosa-dosa mereka dan pada akhirnya membawa
penghakiman dan kedamaian bagi seluruh dunia.
9. KEBERLANGSUNGANNYA
Kitab-kitab Musa ditulis 500 tahun sebelum kitab-kitab Hindu yang paling
awal.
Musa menulis kitab Kejadian 2.000 tahun sebelum Muhammad menulis Quran.
Selama
masa yang panjang itu, tak ada buku yang dikasihi atau dibenci seperti
Alkitab.
Tak ada buku yang secara konsisten telah dibeli, dipelajari, dan dikutip
seperti
Alkitab. Sementara jutaan judul-judul lain muncul dan tenggelam, Alkitab
tetap
merupakan buku yang menjadi ukuran bagi buku-buku lain. Sekalipun sering
diabaikan oleh orang yang merasa tak nyaman dengan ajaran-ajarannya, Alkitab
tetap merupakan buku utama dari peradaban Barat.
10. KUASANYA UNTUK MENGUBAH HIDUP MANUSIA
Orang yang tidak percaya sering menunjuk kepada mereka yang mengatakan bahwa
mereka percaya Alkitab tetapi hidupnya tidak berubah. Tetapi sejarah juga
ditandai oleh mereka yang kehidupannya menjadi lebih baik oleh karena buku
ini.
Sepuluh Perintah Allah telah menjadi sumber pengarahan moral bagi banyak
orang
yang tak terhitung jumlahnya. Mazmur-mazmur Daud telah memberikan kekuatan
pada
waktu kesulitan dan kehilangan. Khotbah Yesus di Bukit telah menjadi obat
bagi
jutaan orang untuk mengatasi kesombongan dan sikap legalisme. Uraian Paulus
mengenai Kasih di .1Kor 13 telah banyak melunakkan hati yang sedang marah.
Perubahan hidup dari orang-orang seperti Rasul Paulus, Agustinus, Martin
Luther,
John Newton, Leo Tolstoy, dan C.S. Lewis menunjukkan perubahan yang dapat
dilakukan Alkitab. Bahkan satu bangsa atau suku seperti Celtic di Irlandia,
Viking yang liar di Norwegia, atau Indian Auka di Equador telah diubah oleh
Firman Allah dan kehidupan serta karya Yesus Kristus yang tak terbandingkan.
ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda masih meragukan Alkitab. Alkitab, sama
seperti dunia di sekitar kita, memang mengandung unsur-unsur misteri. Namun
demikian, jika Alkitab benar-benar seperti yang dikatakannya, Anda tidak
perlu
memilah-milah sendiri bukti-bukti yang ada. Yesus justru menjanjikan
pertolongan
ilahi bagi mereka yang ingin mengenal kebenaran tentang diri-Nya dan
ajaran-Nya.
Sebagai tokoh utama dari Perjanjian Baru, Yesus berkata, "Barangsiapa mau
melakukan kehendak Allah, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari
Allah,
entah aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri." (.Yoh 7:17)
Satu kunci penting untuk mengerti Alkitab adalah bahwa Alkitab tidak pernah
bermaksud untuk menarik kita kepada dirinya sendiri. Setiap prinsip di dalam
Alkitab memperlihatkan kebutuhan kita akan pengampunan yang disediakan
Kristus
bagi kita. Alkitab memperlihatkan mengapa kita perlu membiarkan Roh Kudus
hidup
melalui kita. Untuk hubungan yang seperti inilah Alkitab diberikan kepada
kita.
(c) 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd. (cd SABDA 3.0)
Comments