sang Tikus tampak gelisah, oleh karena sang Petani, memasang perangkap tikus yang besar, sangat cocok untuk tikus seukurannya. Kegelisahannya ini membuat sang Tikus, tidak bisa tidur siang malam.
Sampai suatu ketika, tikus memberanikan diri, untuk keluar dari kandangnya dan berbagi kesusahannya dengan hewan lainnya. Sang tikus mendatangi Si Ayam, yang sedang asyik makan gabah di kandangnya. Dengan mengendap-endap, sang Tikus berkata kepada si Ayam, 'hai, ayam, tahukah kamu bahwa pak Tani memsang perangkap tikus? Ayam menjawab dengan santai, 'Tikus, itu tidak ada pengaruhnya untuk saya! Sambil mematuk dengan sigap.
Tak puas dengan jawaban si Ayam, sang Tikus berlari mendatangi kambing. Katanya, 'hai, Kambing, tahukah kamu, saya sangat takut karena pak Tani memasang perangkap Tikus di kandang..'
Sang Kambing mengangguk-angguk, sambil berkata,' Jangan takut, Tikus, saya selalu mendoakan kamu, dan saya akan selalu ingat kebaikan kamu pada saya'. Katanya kalem sambil mengunyah rumput hijau di mulutnya.
Sang tikus merasa tidak puas dengan jawaban Kambing, dia berlari mendekati Lembu besar di pojok kandang. Kembali Tikus menceritakan hal kekuatirannya. Lembu tersenyum mendengar apa yang disampaikan Tikus, dan ia berkata 'O.. Gitu ya, jadi pak Tani memasang perangkap untukmu ya.. '. Katanya sambil tertawa lebar.
Tikus bingung, dan berjalan pulang ke lubangnya.
Beberapa hari kemudian, pada malam gelap, terdengarlah bunyi 'Praaaakkk !!'.
Istri pak Tani bangun, dan bergegas lari ke arah kandang, untuk mencari tahu apa yang terjebak dalam perangkap tikusnya.. Malam gelap membuat istri pak Tani tidak bisa melihat dengan jelas. Ternyata seekor ular terjepit perangkap tikusnya, dan tanpa sadar ular itu telah memagut kakinya.
Paginya, istri pak Tani demam, pak Tani memutuskan untuk dibawa ke dokter. Sepulang dari dokter, pak Tani memutuskan untuk membuatkan semangkuk sop ayam hangat untuk istri tercintanya. Pergilah ia ke kandang untuk memotong ayam.
Seminggu telah berlalu, istri pak Tani tidak kunjung sembuh, sepulang gereja, banyak orang datang menjenguk sakitnya yang kian parah. Terpaksalah pak Tani menjamu tamu-tamu yang datang dengan memasak gulai kambing, maka berjalanlah dia ke kandang untuk menyembelih kambingnya.
Akhirnya ajal menjemput istri pak Tani, dan berbondong-bondong orang datang melayatnya. Jumlah orang yang datang sangat banayk, maka dengan berat hati , pak Tani memotong lembunya untuk dijadikan makanan bagi banyak orang.
Pesan: seringkali kita tidak mengindahkan atau mendengar keluhan atau kesulitan orang lain yang ternyata ujungnya berdampak kepada kita, hal ini karena kedegilan kita, karena keegoisan kita. Janganlah kita egois. Jesus love you.
Sampai suatu ketika, tikus memberanikan diri, untuk keluar dari kandangnya dan berbagi kesusahannya dengan hewan lainnya. Sang tikus mendatangi Si Ayam, yang sedang asyik makan gabah di kandangnya. Dengan mengendap-endap, sang Tikus berkata kepada si Ayam, 'hai, ayam, tahukah kamu bahwa pak Tani memsang perangkap tikus? Ayam menjawab dengan santai, 'Tikus, itu tidak ada pengaruhnya untuk saya! Sambil mematuk dengan sigap.
Tak puas dengan jawaban si Ayam, sang Tikus berlari mendatangi kambing. Katanya, 'hai, Kambing, tahukah kamu, saya sangat takut karena pak Tani memasang perangkap Tikus di kandang..'
Sang Kambing mengangguk-angguk, sambil berkata,' Jangan takut, Tikus, saya selalu mendoakan kamu, dan saya akan selalu ingat kebaikan kamu pada saya'. Katanya kalem sambil mengunyah rumput hijau di mulutnya.
Sang tikus merasa tidak puas dengan jawaban Kambing, dia berlari mendekati Lembu besar di pojok kandang. Kembali Tikus menceritakan hal kekuatirannya. Lembu tersenyum mendengar apa yang disampaikan Tikus, dan ia berkata 'O.. Gitu ya, jadi pak Tani memasang perangkap untukmu ya.. '. Katanya sambil tertawa lebar.
Tikus bingung, dan berjalan pulang ke lubangnya.
Beberapa hari kemudian, pada malam gelap, terdengarlah bunyi 'Praaaakkk !!'.
Istri pak Tani bangun, dan bergegas lari ke arah kandang, untuk mencari tahu apa yang terjebak dalam perangkap tikusnya.. Malam gelap membuat istri pak Tani tidak bisa melihat dengan jelas. Ternyata seekor ular terjepit perangkap tikusnya, dan tanpa sadar ular itu telah memagut kakinya.
Paginya, istri pak Tani demam, pak Tani memutuskan untuk dibawa ke dokter. Sepulang dari dokter, pak Tani memutuskan untuk membuatkan semangkuk sop ayam hangat untuk istri tercintanya. Pergilah ia ke kandang untuk memotong ayam.
Seminggu telah berlalu, istri pak Tani tidak kunjung sembuh, sepulang gereja, banyak orang datang menjenguk sakitnya yang kian parah. Terpaksalah pak Tani menjamu tamu-tamu yang datang dengan memasak gulai kambing, maka berjalanlah dia ke kandang untuk menyembelih kambingnya.
Akhirnya ajal menjemput istri pak Tani, dan berbondong-bondong orang datang melayatnya. Jumlah orang yang datang sangat banayk, maka dengan berat hati , pak Tani memotong lembunya untuk dijadikan makanan bagi banyak orang.
Pesan: seringkali kita tidak mengindahkan atau mendengar keluhan atau kesulitan orang lain yang ternyata ujungnya berdampak kepada kita, hal ini karena kedegilan kita, karena keegoisan kita. Janganlah kita egois. Jesus love you.
Comments