SUDAH SELESAI
Ketika Yesus mati, Ia sungguh mengetahui bahwa pekerjaan-Nya telah
selesai. Yesus, sang Gembala Agung, menyerahkan nyawa-Nya dengan
sukarela bagi domba-domba-Nya. Ia berseru, "Sudah selesai" (Lukas
23:46). "Apa pun maksud [seruan] itu," kata Dr. G. Campbell Morgan,
"tujuan kedatangan-Nya, tujuan kepergian-Nya, itu telah selesai
sepenuhnya dan lengkap." Penikaman lambung Yesus dengan tombak
membuktikan dua hal. Pertama, apa yang difirmankan Tuhan telah
tercapai dengan setepat-tepatnya. Tidak satu pun tulang-Nya yang
dipatahkan (Mazmur 34:20; Keluaran 12:46; Zakharia 12:10; Mazmur
22:16). Kedua, kematian-Nya telah memberikan bukti yang tidak dapat
dibantah. Para petugas yang membunuh-Nya tidak mudah dikelabui,
mereka sudah memastikan bahwa Yesus benar-benar sudah mati. Pilatus
sendiri bertanya secara khusus kepada kepala pasukannya "... apakah
Yesus sudah mati" (Markus 15:44). Mengenai penikaman lambung Yesus,
Dr. Morgan menambahkan bahwa "Dia sudah mati, dan kematian itu
disebabkan oleh kerusakan pada hati-Nya. Ketika Ia berkata 'Sudah
selesai' dan Ia menyerahkan Roh-Nya kepada Bapa, peristiwa itu sudah
menghancurkan hati-Nya, dan Ia pun mati."
YESUS TERBARING DI SANA
Pemakaman tubuh Yesus adalah salah satu bukti nyata tentang
kematian-Nya, salah satu peristiwa terpenting di dalam Alkitab
(1 Korintus 15:3-4). Mereka yang berperan bukanlah pengikut-pengikut
terdekat Tuhan Yesus, namun kita mengetahui meskipun sedikit, masih
ada dua orang terdekat, yaitu Yusuf dari Arimatea -- sebuah kota di
Yudea -- dan Nikodemus. Yusuf disebut sebagai "... anggota Majelis
Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah."
(Markus 15:43a) Menurut Lukas 23:50, Yusuf adalah seorang yang
"baik" dan "benar". Yusuf adalah seorang pengikut Yesus, tetapi
secara "... sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi
-- ...." Yohanes 12:42 menulis kemungkinan Yusuf dan Nikodemus
adalah dua orang anggota dari sekelompok pemimpin, yang memercayai
Yesus dengan sembunyi-sembunyi. Yusuf meminta izin dari Pilatus
untuk menurunkan mayat Yesus (Yohanes 19:38).
Nikodemus adalah anggota Sanhedrin, penguasa Yahudi yang datang
kepada Yesus pada malam hari (Yohanes 3). Ia berdiri dengan berani
menentang imam-imam kepala dan orang-orang Farisi ketika mereka
menangkap Yesus (Yohanes 7:50). Kematian Tuhan Yesus ternyata
mendatangkan keberanian pada kedua orang ini, dan dengan tindakan
itu mereka menyatakan diri secara terbuka sebagai pengikut Tuhan
Yesus. Yusuflah yang menyediakan kain kafan untuk membungkus tubuh
Tuhan Yesus, dan demikian juga "tempat kuburnya yang baru" (Matius
27:59,60). Nikodemus yang membawa rempah-rempah, sebanyak hampir 40
kilogram. Mereke membersihkan tubuh Tuhan Yesus dan membungkus-Nya
dengan kain kafan. Ramuan kemenyan dan buah pohon gaharu ditempatkan
di sela-sela kain. Kain yang lain dipakai untuk membungkus bagian
kepala Tuhan. Lalu sebuah batu besar ditempatkan untuk menutupi
liang kubur itu, dan mereka pergi dengan sedih. Yesus, yang mereka
percayai sebagai seorang pembebas orang-orang Israel, ternyata telah
mati.
DIA BANGKIT
Alkitab tidak mencatat detik per detik kebangkitan Kristus.
Murid-murid Tuhan Yesus telah gagal mencatat atau telah melupakan
pernyataan yang diulang-ulang-Nya bahwa Dia akan mati dan bangkit
kembali (Matius 16:4; Markus 8:31, 9:31; Lukas 9:22; Yohanes 2:19).
Karena kematian-Nya, pengharapan mereka sudah hancur. Maria
Magdalena datang untuk berkabung pada hari pertama dalam minggu itu
(Yohanes 20:1). Adakah orang-orang lain yang datang bersama Maria
Magdalena pada hari itu? Mungkin! Ini tampak dari penggunaan kata
"kami" pada ayat kedua; Yohanes hanya mencatat Maria Magdalena yang
melihat batu penutup jalan masuk ke kuburan itu telah diangkat.
Selanjutnya, Maria menduga kubur Tuhan yang telah kosong itu
dirampok orang, oleh karena itu Maria berseru "Tuhan telah diambil
dari liang kuburnya!"
Ketika Petrus mendengar berita itu, ia dan murid-murid yang lain
berangkat ke kubur itu. Yohanes, yang lebih dahulu tiba di sana,
menjenguk ke dalam ruangan yang agak gelap itu dan ia melihat "kain
kafan yang tergeletak". Tetapi, Yohanes tidak langsung masuk ke
dalam. Petrus, si impulsif itu, seperti biasanya langsung masuk ke
dalam kubur itu dan memeriksa bukti yang ada. Dalam kata-kata G.
Campbell Morgan, kain kafan yang tergeletak itu "masih seperti waktu
membungkus tubuh Yesus, dengan semua ramuan dan gulungan kain yang
tidak berubah, namun bagian yang dipakai untuk membungkus tubuh
Yesus sudah mengempis sama sekali karena tidak berisi lagi. Sedang
kain peluh yang semula di kepala Yesus terletak terpisah, dan masih
terlipat seperti ketika membalut kepala-Nya."
Tatkala Petrus tertegun, Yohanes menerobos masuk ke dalam kubur.
Yohanes "melihat dan percaya" (Yohanes 20:8). Seperti yang ditulis
secara tepat oleh Dr. Merrill Tenney, "Kubur Yesus terbuka bukan
untuk memberikan keluar kepada Yesus, melainkan untuk memberikan
jalan masuk bagi murid-murid-Nya. Yesus telah bertransformasi
dalam kebangkitan-Nya, sehingga Ia seperti lenyap melalui jubah
kematian, yang ditinggalkan-Nya bagaikan kepompong kemuliaan."
TUHANKU DAN ALLAHKU
Dari sekian banyak bukti yang menghebohkan mengenai kebangkitan
Tuhan Yesus, tidak ada yang lebih menghebohkan dibanding penampakan
diri Yesus di hadapan murid-murid-Nya. Kita diberitahukan bahwa Ia
menampakkan diri-Nya pada malam yang sama, "hari pertama minggu itu"
(Yohanes 20:19). Pada suatu hari Yesus menampakkan diri-Nya kepada
Simon Petrus (Lukas 24:34) dan kepada kedua murid-Nya di Emaus
(Lukas 24:l3). Pada saat murid-murid-Nya sedang berkumpul di ruang
tertutup dan pintu telah ditutup rapat-rapat "karena takut kepada
orang-orang Yahudi". Tidak ada baut yang longgar atau pintu yang
terbuka engselnya, ketika Yesus tiba-tiba berdiri di hadapan mereka.
Tidak heran bahwa mereka terkejut seperti melihat "hantu" (Lukas
24:37). "Damai sejahtera bagi kamu," salam Yesus kepada murid-murid-
Nya (Yohanes 20:21).
Kemudian, Yesus menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka
untuk membuktikan identitas-Nya. Bekas-bekas luka itu akan selalu
ada pada-Nya. Apa yang semula merupakan suatu tanda kekalahan, telah
berubah menjadi meterai kemenangan yang abadi. Tidak heran bahwa
murid-murid Yesus bersukacita melihat Dia, sebab mereka bukan hanya
melihat Dia dengan mata mereka sendiri, tetapi juga menyadari
kebenaran tentang kebangkitan Yesus, sama seperti yang dialami
Yohanes di kubur Tuhan Yesus. Tetapi, Tomas "... tidak ada
bersama-sama dengan mereka, ketika Yesus datang ke situ" (Yohanes
20:24b). Ketidakpercayaannya sedikit berbeda dari yang lain.
Murid-murid Yesus yang lain telah melihat Dia dengan mata mereka
sendiri, dan Tomas menuntut perlakuan yang sama. Ia berkata bahwa,
"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku
mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku
ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya." (Yohanes
20:25b) Maka, Tomas tetap kesepian dan bersedih hati selama delapan
hari.
Pada hari Minggu berikutnya murid-murid Yesus sedang berkumpul di
tempat yang sama dan Tomas sedang bersama-sama dengan mereka. Sekali
lagi, pintu telah ditutup rapat-rapat. Namun, Yesus sekali lagi
menampakkan diri-Nya secara tiba-tiba. Kali ini, Ia berbicara kepada
Tomas. William Hendrickson menulis bahwa untuk setiap [permintaan
Tomas] Yesus memberikan satu perintah. Tomas berkata seminggu
sebelumnya: "[Aku harus] melihat bekas paku pada tangan-Nya." Yesus
mengatakan hari itu, "Lihatlah tangan-Ku." Tomas juga mengatakan,
"[Aku harus] mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu." Perintah
Yesus kedua, "Taruhlah jarimu di sini." Tuntutan Tomas yang ketiga,
"Dan [aku harus] mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya." Kata
Yesus, "Ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku."
(Yohanes 20:27)
Seminggu sebelumnya Tomas berkata, "Aku tidak akan percaya." Yesus
berkata pada hari itu, "Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah." Apakah Tomas sungguh-sungguh memeriksa tubuh Yesus?
Tampaknya, Tomas jelas terperanjat dan terpana, tidak memerlukan
lagi bukti melebihi yang telah dilihatnya. Pengakuannya melebihi
kata-kata apa pun: "Tuhanku dan Allahku." Kepercayaan Tomas bukannya
kurang berarti, meskipun didasarkan pada apa yang telah dilihatnya.
Tetapi, Yesus kemudian menekankan kebahagiaan bagi mereka yang
percaya meskipun tidak beroleh konfirmasi melalui penglihatan.
(Yohanes 20:29)
Diambil dari:
Judul majalah: HARVESTER, Edisi Maret/April, Tahun 1994 (Disadur
dari Majalah Moody, April 1977)
Judul artikel: Pemberian Terindah: "Dalam Tiga Hari"
Penulis: Ivy Supratman
Penerbit: Indonesian Harvest Outreach
Halaman: 18 -- 19
Salah satu pasal termasyhur dalam Alkitab jelas adalah 1 Korintus 13 -- "Pasal Kasih" yang terkenal itu. Di pasal ini, kita bisa melihat dengan jelas tiga bagian penting yang mengajarkan umat Tuhan dalam memahami kasih yang sejati: motivasi, karakter, dan kekekalan kualitas kasih. Motivasi Kasih (1 Korintus 13:1-3) Apa gunanya perbuatan besar dan dahsyat jika tidak ada kasih yang melatarbelakanginya. Banyak orang tidak akan setuju perlunya memeriksa motivasi dari apa yang kita sebut perbuatan baik. Banyak orang mengklaim bahwa karisma, pengetahuan, dan pengorbanan adalah sama dengan kasih. Tetapi masing-masing hal itu perlu diperiksa seperti seperti yang pasal ini sudah lakukan. Fasih Berbicara Walaupun seseorang sangat pandai berbicara, sopan, atau menghibur yang mendengarkan, tanpa kasih, dia akan menggunakan lidahnya untuk tujuan pribadinya. Meskipun ribuan orang akan terkesan, tergerak, dan tersentuh, namun perkataannya sama saja dengan bunyi gong. Dengan...
Comments