K, seorang Yordania berumur 23 tahun, bergembira pada saat menyambut
mendekatnya hari Natal tahun 2002 lalu. Tahun itu merupakan Natal
pertama baginya sebagai orang Kristen. K telah meninggalkan "agama
lain" pada awal tahun 2002, dan Natal memberikan sesuatu yang sangat
berarti baginya. Ketika dia masih seorang "agama lain", Natal hanya
merupakan hari raya bagi kaum kafir. Tetapi bagi dia sekarang, Natal
merupakan hari kelahiran Penyelamatnya, Anak Allah, Yesus Kristus. K
bersukacita meskipun karena iman barunya dia harus membayar suatu
harga: dia diasingkan oleh keluarganya, mereka menendangnya keluar
dari rumah. Teman kerjanya memberitahukan kepada bos K bahwa dia
sudah bukan seorang "agama lain". Hasilnya, K dipecat dari
pekerjaannya dan bahkan dia menghadapi waktu-waktu sulit pada saat
hari Natal sudah akan mendekat.
Pada suatu sore di musim dingin, K dan seorang temannya mengendarai
mobil dari Amman, Yordania, ke desanya K. Hujan rintik-rintik
membasahi kaca depan mobilnya pada saat dua orang bersahabat ini
berbicara mengenai teman-teman, keluarga, dan hadiah-hadiah. Sekitar
20 menit di perjalanan, percakapan mereka tiba-tiba terhenti ketika
sebuah mobil mendahului mobil mereka. Ketika mobil tersebut melewati
mereka, K melihat dua orang penembak duduk di kursi belakang. Dia
terkejut pada saat mereka mulai menembaki mobilnya. Ajaibnya, K dan
temannya dapat lolos tanpa terluka, tetapi mereka akhirnya menemukan
12 lubang di badan mobilnya akibat terjangan peluru. "Kami tahu
Tuhanlah yang menolong, bukan kehebatan kita mengendarai mobil yang
melepaskan kita dari bahaya."
K telah mengalami beberapa kali percobaan pembunuhan seperti
kucing-kucingan sejak percobaan penembakan yang dilakukan
terhadapnya pada hari Natal itu. Salah satu peristiwa yang baru saja
menimpanya, yang terjadi pada pertengahan tahun ini, adalah pada
saat K sedang berjalan-jalan di desanya. Sebuah taksi mengejar dan
menabraknya, dan dia jatuh di trotoar. Setelah itu taksi tersebut
melindas tangan kiri K. K pingsan; ia tersadar di rumah sakit dan
menemui tangan kirinya patah akibat peristiwa tersebut. K sadar
bahwa keluarganya ada di balik beberapa penyerangan yang hampir
merenggut nyawanya. Seorang teman mendorongnya untuk bertemu dengan
ayahnya, jadi K menghubungi keluarganya dan mengatur pertemuan pada
malam hari.
Pada saat makan malam bersama, K meminta agar ayahnya menjelaskan
kenapa dia melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. "Jika kamu
terus berjalan di dalam kekristenan, aku akan bersiap untuk
membunuhmu!" teriak ayah K. "Kamu bukan anakku jika kamu tidak
kembali ke 'agama lain!'" "Kamu bukan seorang ayah yang mengasihi
jika kamu mencoba membunuhku," kata K. K meninggalkan keluarganya
malam itu, menyadari bahwa akan ada percobaan pembunuhan lagi
terhadap dirinya. Sekarang dia sedang bersembunyi; tidak bekerja dan
tinggal dengan seorang teman. Dia menolak untuk meninggalkan iman
Kristennya. "Selagi aku hidup, aku tidak akan menolak Yesus, karena
akhirnya aku menemukan kedamaian di dalam dasar jiwaku." "Bagaimana
aku dapat meninggalkan Seseorang yang telah memberikanku kedamaian?"
K mengatakan dia ingin mengetahui lebih dalam mengenai Kristus, dan
dia ingin menginjili orang-orang dari "agama lain". "Banyak orang
Kristen takut untuk bersaksi mengenai Yesus kepada orang-orang
beragama lain, tetapi aku mengasihi mereka dan aku tidak takut,
karena Tuhanlah yang menciptakan mereka." Dia berkata hatinya
dibesarkan dengan cerita-cerita penganiayaan Paulus dan Stefanus.
"Seperti Paulus dan Stefanus, aku juga mengalami penganiayaan, dan
setiap kali aku menghadapai penganiayaan, Yesus selalu menolongku."
K mengatakan bahwa pada masa-masa sulitnya, dia selalu mengingat
ayat favoritnya di Alkitab, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih
lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius
11:28).
Semoga saudara dari Yordania yang seiman dengan kita ini disegarkan
oleh Roh Allah dan dikuatkan melalui doa-doa keluarga Kristennya di
seluruh dunia.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November -- Desember 2003
Judul asli artikel: Kisah Mahal di Hari Natal
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 8
mendekatnya hari Natal tahun 2002 lalu. Tahun itu merupakan Natal
pertama baginya sebagai orang Kristen. K telah meninggalkan "agama
lain" pada awal tahun 2002, dan Natal memberikan sesuatu yang sangat
berarti baginya. Ketika dia masih seorang "agama lain", Natal hanya
merupakan hari raya bagi kaum kafir. Tetapi bagi dia sekarang, Natal
merupakan hari kelahiran Penyelamatnya, Anak Allah, Yesus Kristus. K
bersukacita meskipun karena iman barunya dia harus membayar suatu
harga: dia diasingkan oleh keluarganya, mereka menendangnya keluar
dari rumah. Teman kerjanya memberitahukan kepada bos K bahwa dia
sudah bukan seorang "agama lain". Hasilnya, K dipecat dari
pekerjaannya dan bahkan dia menghadapi waktu-waktu sulit pada saat
hari Natal sudah akan mendekat.
Pada suatu sore di musim dingin, K dan seorang temannya mengendarai
mobil dari Amman, Yordania, ke desanya K. Hujan rintik-rintik
membasahi kaca depan mobilnya pada saat dua orang bersahabat ini
berbicara mengenai teman-teman, keluarga, dan hadiah-hadiah. Sekitar
20 menit di perjalanan, percakapan mereka tiba-tiba terhenti ketika
sebuah mobil mendahului mobil mereka. Ketika mobil tersebut melewati
mereka, K melihat dua orang penembak duduk di kursi belakang. Dia
terkejut pada saat mereka mulai menembaki mobilnya. Ajaibnya, K dan
temannya dapat lolos tanpa terluka, tetapi mereka akhirnya menemukan
12 lubang di badan mobilnya akibat terjangan peluru. "Kami tahu
Tuhanlah yang menolong, bukan kehebatan kita mengendarai mobil yang
melepaskan kita dari bahaya."
K telah mengalami beberapa kali percobaan pembunuhan seperti
kucing-kucingan sejak percobaan penembakan yang dilakukan
terhadapnya pada hari Natal itu. Salah satu peristiwa yang baru saja
menimpanya, yang terjadi pada pertengahan tahun ini, adalah pada
saat K sedang berjalan-jalan di desanya. Sebuah taksi mengejar dan
menabraknya, dan dia jatuh di trotoar. Setelah itu taksi tersebut
melindas tangan kiri K. K pingsan; ia tersadar di rumah sakit dan
menemui tangan kirinya patah akibat peristiwa tersebut. K sadar
bahwa keluarganya ada di balik beberapa penyerangan yang hampir
merenggut nyawanya. Seorang teman mendorongnya untuk bertemu dengan
ayahnya, jadi K menghubungi keluarganya dan mengatur pertemuan pada
malam hari.
Pada saat makan malam bersama, K meminta agar ayahnya menjelaskan
kenapa dia melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. "Jika kamu
terus berjalan di dalam kekristenan, aku akan bersiap untuk
membunuhmu!" teriak ayah K. "Kamu bukan anakku jika kamu tidak
kembali ke 'agama lain!'" "Kamu bukan seorang ayah yang mengasihi
jika kamu mencoba membunuhku," kata K. K meninggalkan keluarganya
malam itu, menyadari bahwa akan ada percobaan pembunuhan lagi
terhadap dirinya. Sekarang dia sedang bersembunyi; tidak bekerja dan
tinggal dengan seorang teman. Dia menolak untuk meninggalkan iman
Kristennya. "Selagi aku hidup, aku tidak akan menolak Yesus, karena
akhirnya aku menemukan kedamaian di dalam dasar jiwaku." "Bagaimana
aku dapat meninggalkan Seseorang yang telah memberikanku kedamaian?"
K mengatakan dia ingin mengetahui lebih dalam mengenai Kristus, dan
dia ingin menginjili orang-orang dari "agama lain". "Banyak orang
Kristen takut untuk bersaksi mengenai Yesus kepada orang-orang
beragama lain, tetapi aku mengasihi mereka dan aku tidak takut,
karena Tuhanlah yang menciptakan mereka." Dia berkata hatinya
dibesarkan dengan cerita-cerita penganiayaan Paulus dan Stefanus.
"Seperti Paulus dan Stefanus, aku juga mengalami penganiayaan, dan
setiap kali aku menghadapai penganiayaan, Yesus selalu menolongku."
K mengatakan bahwa pada masa-masa sulitnya, dia selalu mengingat
ayat favoritnya di Alkitab, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih
lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius
11:28).
Semoga saudara dari Yordania yang seiman dengan kita ini disegarkan
oleh Roh Allah dan dikuatkan melalui doa-doa keluarga Kristennya di
seluruh dunia.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November -- Desember 2003
Judul asli artikel: Kisah Mahal di Hari Natal
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 8
Comments