Selamat pagi teman-teman ...
3 hari belakangan ini saya seolah "meninggalkan" dunia nyata karena pikiran saya benar2 terserap dan terpikat oleh 3 buku yang baru saja selesai saya baca. Semuanya true story, dan mengungkap tentang perjuangan hidup anak2 yang menjadi korban kekerasan.
Judy, anak perempuan cilik berusia 3 tahun, yang dipisahkan dari ibunya (oleh ayah kandungnya sendiri) ... disiksa secara fisik baik oleh ayah maupun ibu tirinya selama belasan tahun. Ayahnya adalah seorang pengkotbah spiritual yang merasa dirinya adalah jelmaan Yesus Kristus namun sikap dan perilakunya sungguh mewakili kejahatan si iblis. Sejak balita, Judy sudah harus bisa "mencari makan" sendiri ... dengan berkeliaran di jalan dan mengais-ais tong sampah mencari sisa2 makanan. Setiap kali ibu tirinya berangkat kerja, Judy kecil harus menunggu di pekarangan rumah tanpa makan dan minum (satu-satunya sumber air yang bisa diperolehnya adalah air kakus). 2 kali dia dirawat di RS dalam keadaan mengenaskan, yang pertama saat dia masih balita sehabis dihajar oleh ayahnya, dan yang kedua saat dia menjadi korban perkosaan dan menderita kelaparan selama berhari-hari. Saat Judy berusia 17 tahun, dia pertama kali mendapatkan kebebasan karena sudah tidak harus terikat dengan ayahnya lagi, dia meninggalkan ayahnya dan ibu tirinya (yang membawanya ke Afrika saat dia berusia sekitar 10 tahun) dan pulang ke Inggris menemui ibu kandungnya yang selama ini dianggapnya masih mencintai dan menginginkannya. Namun, sekali lagi Judy harus menerima kenyataan pahit, bahwa ternyata ibu kandungnya pun (dan saudara-saudara kandung maupun saudara tirinya) sama sekali tidak mengharapkan kedatangannya.
Saat Judy kemudian telah sukses dan mengakhiri karirnya di sirukus, dia mendirikan Pegasus Children's Trust, yaitu lembaga non profit yang melayani anak2 jalanan. Mulanya di Afrika, namun kemudian berkembang juga ke negara2 lainnya. Info selengkapnya ttg lembaga ini, silakan klik www.streetkid.co.uk
Natascha, gadis cilik berusia 10 tahun, yang baru saja bertengkar dengan ibunya dan mendapat tamparan keras pagi itu diculik oleh seorang psikopat yang mengurungnya di ruangan bawah tanah selama 8,5 tahun sebelum ia akhirnya punya keberanian untuk melarikan diri. Gadis ini diculik saat masih anak2, dan bebas saat remaja ... sepanjang rentang waktu itu, dia menghabiskan hari-harinya bersama si penculik psikopat, yang anehnya, sepertinya tidak berniat untuk melakukan kekerasan fisik apa pun kepadanya. Si penculik bahkan menyediakan segala kebutuhan Natascha, termasuk mengajarinya berbagai hal. Tumbuh menjadi remaja bersama satu-satunya orang yang bisa ditemuinya dan diajaknya berkomunikasi selama 8 tahun lebih ... tak heran bila kemudian Natascha menjadi sedemikian "terikat secara batin dan emosional" dengan penculiknya tsb.
Beberapa jam setelah kaburnya Natascha, si penculik ditemukan tewas bunuh diri di rel kereta api ... segera setelah Natascha mengetahui berita tsb, dia sangat marah dan berduka luar biasa. Semua psikiater, dokter, petugas sosial, polisi, dan berbagai pejabat berwenang lainnya dibuatnya "bingung" oleh semua reaksi dari Natascha setelah dia terbebas. Karena sepertinya Natascha begitu sayang kepada si penculiknya yang psikopat tsb, dan dalam banyak hal "keanehan" si penculik pun rupanya "menular" pula dalam diri Natascha.
Kisah ini masih meninggalkan banyak "misteri" karena Natascha memilih untuk bungkam bila ditanya tentang hubungan pribadinya dengan si penculik. Sedangkan si penculik sudah tewas bunuh diri. Segera setelah kebebasannya Natascha terlihat menikmati dirinya menjadi pusat perhatian dunia, setelah 8 tahun lebih tidak pernah berhubungan / berkomunikasi dengan siapa pun kecuali dengan "si pemberi hidup" psikopat yang mengurungnya tsb.
Dave, anak yang malang ... hidupnya berubah total saat ibunya tiba-tiba menjadi "monster yang kejam". Dave masih bisa mengingat betapa ibunya dulu adalah ibu yang ideal, yang penuh kasih sayang, yang penuh perhatian, yang bijaksana. Namun entah apa yang terjadi si ibu kemudian membenci Dave luar biasa hingga menjadikannya budak di rumahnya sendiri. Mirip cerita Cinderella ... hanya saja di sini yang berperan sebagai si jahat adalah ibu kandungnya sendiri. Saat Dave diperlakukan seperti budak, bahkan ayah dan kedua kakaknya pun tidak berani berbuat apa-apa.
Si ibu hanya memberi makan Dave 1 kali (yaitu bekal sekolahnya), malam dilewatkannya dengan perut kosong, demikian juga pagi hari. Dia harus berlari untuk berangkat ke sekolah (sementara si ibu mengantarkan kedua kakak Dave naik mobil). Dave harus mengerjakan seluruh tugas rumah tangga, dan tidur di basement. Bila si ibu "kumat" maka tanpa alasan dia akan menyiksa Dave habis-habisan. Lengannya pernah dibakar di atas kompor, perutnya ditusuk pisau (dan tidak dibawa ke dokter / RS), dicekok oleh cairan amonia, disekap dalam kamar mandi dengan berendam air dingin, kadang dengan di-gas oleh cairan amonia dan clorox. Saking laparnya Dave kemudian sering mencuri makanan dari mana saja (dari bekal temannya, dari toko, dari kantin sekolah). Namun saat tindakannya ketahuan, si ibu pastilah akan menghajarnya habis-habisan. Bahkan pernah dia membuat Dave memuntahkan apa yang telah dimakannya, lalu disuruhnya anak itu memakan bekas muntahnya. Di lain kesempatan, dia disuruh makan kotoran bayi. Sungguh tidak terbayangkan bahwa ada ibu kandung yang sedemikian kejam dan sadisnya.
Dave yang malang ini kemudian "terselamatkan" berkat perawat dan guru di sekolah yang menaruh perhatian kepadanya, yang kemudian mengupayakan segala cara agar anak tsb bisa "dibebaskan" dari cengekeraman si ibu yang tidak berperikemanusiaan itu.
Bagi teman2 yang tertarik, inilah ketiga judul buku tsb:
1. Street Kid - survival story gadis cilik 3 tahun / Judy Westwater
2. Natascha - gadis yang hilang misterius selama 8 tahun / Allan Hall & Michael Leidig
3. A Child Called "It" - perjuangan seorang anak untuk bertahan hidup / Dave Pelzer
Judul lainnya (kelanjutan dari buku ini) adalah: The Lost Boy, A Man Named Dave
Dari kisah2 tsb di atas, saya tak henti-hentinya merenung ... apa yang membuat para orang tua (dalam Kasus Judy dan Dave) bisa menjadi sedemikian kejamnya kepada anak. Dan dalam kasus penculik Natascha, apa yang membuatnya menjadi seorang psikopat.
Satu hal yang saya temukan adalah kepahitan hidup.
Hurt People Hurt People (orang yang "sakit hati" / mengalami kepahitan akan cenderung menyakiti / melukai orang lain).
Orang tua kandung Judy bercerai, dan salah satu alasan kenapa si ayah mengambil dengan paksa Judy dari tangan ibunya adalah agar si ayah dapat "menyiksa" batin ibunya. Sedangkan teror si ibu kepada si ayah melalui pengacara dll, bukan karena dia ingin memperoleh kembali Judy kecilnya, melainkan untuk "membalas" perbuatan suaminya. Dalam hal ini, Judy benar-benar adalah "alat" yang dipakai oleh kedua orang dewasa yang pahit hidupnya, yang sakit hatinya, yang cuma ingin saling menyakiti satu sama lain. Tidak seorang pun dari mereka yang benar2 menginginkan / mengasihi Judy.
Ibu Dave, sepertinya juga mengalami masalah serupa. Bahkan sempat disinggung dalam buku tsb bahwa si ayah sebenarnya sayang sekali pada Dave. Tapi yg sungguh membuat hati miris adalah, kenapa si ayah tidak "berkuasa" untuk menghalangi perilaku kejam istrinya sendiri ... bahkan kemudian diceritakan bahwa si ayah meninggalkan keluarga tsb. Si ibu harus membesarkan 5 anak seorang diri ... pastilah dia juga mengalami sakit hati yg tak tertahankan, yang dilampiaskannya kepada Dave.
Natascha adalah juga anak dari korban perceraian. Dia tinggal bersama ibunya (dan sering berkelahi dengannya) namun diceritakan memiliki hubungan yang akrab dengan ayahnya, yang rutin mengajaknya pergi di akhir pekan. Sedangkan si penculik psikopat adalah "anak mami" (dari seorang ibu yg demikian otoriter dan dominan), namun si ayah sejak awal kurang suka dg anaknya yg dianggapnya "kurang macho" tsb. Pandai luar biasa secara intelektual, namun tidak mampu bergaul dengan baik, bahkan sebenarnya kebiasaannya menyiksa binatang sejak kecil tanpa belas kasihan, seharusnya bisa dijadikan "petunjuk" / "tanda" bahwa ada yang tidak beres dalam diri orang tsb.
Di buku Social Intelligence karangan Daniel Gomen, ada 1 bab yang khusus membahas ttg psikopat tsb. Salah satunya adalah kecenderungan untuk "menyiksa binatang" tanpa rasa bersalah sedikitpun, bahkan cenderung menikmatinya.
Sebagai aktivis pelayan anak, saya harap kita semua bisa lebih WASPADA saat menghadapi anak2 yang kita layani saat ini. Bila sejak dini kita bisa mencegah mereka untuk nantinya menjadi orang dewasa yang "bermasalah" saya yakin akan ada lebih banyak anak yang bisa kita selamatkan dari kekerasan.
Setiap "anak bermasalah" di kelas kita (baik di Sekolah Minggu maupun di sekolah, atau mungkin di tempat les) perlu kita berikan perhatian ekstra ... Saya terkesan dengan Guru Sekolah Minggu Judy ... yang begitu penuh perhatian dan penuh kasih sayang. Mungkin saat dia melakukan itu, dia tidak menyadari betapa besar perannya dalam kehidupan gadis kecil yang menderita tsb. Saya ingin menjadi seperti dia ... dipakai Tuhan untuk menyentuh kehidupan anak2 yang malang, yang membutuhkan Kasih Kristus.
Daripada mengomeli dan memarahi "anak bermasalah" ... bukankah lebih baik bila kita menolongnya?
"Anak bermasalah" adalah KORBAN ... mereka patut dikasihi dan diperhatikan. Mungkin saja ada di antara anak2 yang kita layani adalah korban kekerasan (dalam berbagai bentuk) ... yang kita butuhkan adalah "kepekaan" dari Tuhan, supaya kita bisa menolong anak2 tsb. Sama seperti guru dan perawat di sekolah Dave ... kalau saja tidak ada orang2 yang menaruh perhatian seperti mereka, mungkin Dave sudah lama meninggal.
Sebagai orang tua (yang pernah juga mengalami stress) :-) ... saya merasa diri saya tidak lebih baik dari orang tua Judy maupun Dave ... saya pun pernah mengalami kemarahan yang luar bisa hingga bertindak di luar batas (menurut saya). Tapi saya bersyukur Tuhan masih "menjagai" saya. Saya menyadari kalau kita bisa tetap "waras" itu adalah karena anugerah Tuhan, bukan karena kita kuat, kita baik, kita hebat. Dari kisah2 menyeramkan di atas, saya banyak belajar untuk lebih berserah kepada Tuhan, karena tanpa pertolonganNya, segala kepahitan hidup bisa saja "mengubah" kita menjadi monster2 kejam yang tidak berperikemanusiaan.
Bagaimana menurut pendapat teman2? ...
Selamat melayani ... Tuhan memberkati.
Moderator (meilania).
3 hari belakangan ini saya seolah "meninggalkan" dunia nyata karena pikiran saya benar2 terserap dan terpikat oleh 3 buku yang baru saja selesai saya baca. Semuanya true story, dan mengungkap tentang perjuangan hidup anak2 yang menjadi korban kekerasan.
Judy, anak perempuan cilik berusia 3 tahun, yang dipisahkan dari ibunya (oleh ayah kandungnya sendiri) ... disiksa secara fisik baik oleh ayah maupun ibu tirinya selama belasan tahun. Ayahnya adalah seorang pengkotbah spiritual yang merasa dirinya adalah jelmaan Yesus Kristus namun sikap dan perilakunya sungguh mewakili kejahatan si iblis. Sejak balita, Judy sudah harus bisa "mencari makan" sendiri ... dengan berkeliaran di jalan dan mengais-ais tong sampah mencari sisa2 makanan. Setiap kali ibu tirinya berangkat kerja, Judy kecil harus menunggu di pekarangan rumah tanpa makan dan minum (satu-satunya sumber air yang bisa diperolehnya adalah air kakus). 2 kali dia dirawat di RS dalam keadaan mengenaskan, yang pertama saat dia masih balita sehabis dihajar oleh ayahnya, dan yang kedua saat dia menjadi korban perkosaan dan menderita kelaparan selama berhari-hari. Saat Judy berusia 17 tahun, dia pertama kali mendapatkan kebebasan karena sudah tidak harus terikat dengan ayahnya lagi, dia meninggalkan ayahnya dan ibu tirinya (yang membawanya ke Afrika saat dia berusia sekitar 10 tahun) dan pulang ke Inggris menemui ibu kandungnya yang selama ini dianggapnya masih mencintai dan menginginkannya. Namun, sekali lagi Judy harus menerima kenyataan pahit, bahwa ternyata ibu kandungnya pun (dan saudara-saudara kandung maupun saudara tirinya) sama sekali tidak mengharapkan kedatangannya.
Saat Judy kemudian telah sukses dan mengakhiri karirnya di sirukus, dia mendirikan Pegasus Children's Trust, yaitu lembaga non profit yang melayani anak2 jalanan. Mulanya di Afrika, namun kemudian berkembang juga ke negara2 lainnya. Info selengkapnya ttg lembaga ini, silakan klik www.streetkid.co.uk
Natascha, gadis cilik berusia 10 tahun, yang baru saja bertengkar dengan ibunya dan mendapat tamparan keras pagi itu diculik oleh seorang psikopat yang mengurungnya di ruangan bawah tanah selama 8,5 tahun sebelum ia akhirnya punya keberanian untuk melarikan diri. Gadis ini diculik saat masih anak2, dan bebas saat remaja ... sepanjang rentang waktu itu, dia menghabiskan hari-harinya bersama si penculik psikopat, yang anehnya, sepertinya tidak berniat untuk melakukan kekerasan fisik apa pun kepadanya. Si penculik bahkan menyediakan segala kebutuhan Natascha, termasuk mengajarinya berbagai hal. Tumbuh menjadi remaja bersama satu-satunya orang yang bisa ditemuinya dan diajaknya berkomunikasi selama 8 tahun lebih ... tak heran bila kemudian Natascha menjadi sedemikian "terikat secara batin dan emosional" dengan penculiknya tsb.
Beberapa jam setelah kaburnya Natascha, si penculik ditemukan tewas bunuh diri di rel kereta api ... segera setelah Natascha mengetahui berita tsb, dia sangat marah dan berduka luar biasa. Semua psikiater, dokter, petugas sosial, polisi, dan berbagai pejabat berwenang lainnya dibuatnya "bingung" oleh semua reaksi dari Natascha setelah dia terbebas. Karena sepertinya Natascha begitu sayang kepada si penculiknya yang psikopat tsb, dan dalam banyak hal "keanehan" si penculik pun rupanya "menular" pula dalam diri Natascha.
Kisah ini masih meninggalkan banyak "misteri" karena Natascha memilih untuk bungkam bila ditanya tentang hubungan pribadinya dengan si penculik. Sedangkan si penculik sudah tewas bunuh diri. Segera setelah kebebasannya Natascha terlihat menikmati dirinya menjadi pusat perhatian dunia, setelah 8 tahun lebih tidak pernah berhubungan / berkomunikasi dengan siapa pun kecuali dengan "si pemberi hidup" psikopat yang mengurungnya tsb.
Dave, anak yang malang ... hidupnya berubah total saat ibunya tiba-tiba menjadi "monster yang kejam". Dave masih bisa mengingat betapa ibunya dulu adalah ibu yang ideal, yang penuh kasih sayang, yang penuh perhatian, yang bijaksana. Namun entah apa yang terjadi si ibu kemudian membenci Dave luar biasa hingga menjadikannya budak di rumahnya sendiri. Mirip cerita Cinderella ... hanya saja di sini yang berperan sebagai si jahat adalah ibu kandungnya sendiri. Saat Dave diperlakukan seperti budak, bahkan ayah dan kedua kakaknya pun tidak berani berbuat apa-apa.
Si ibu hanya memberi makan Dave 1 kali (yaitu bekal sekolahnya), malam dilewatkannya dengan perut kosong, demikian juga pagi hari. Dia harus berlari untuk berangkat ke sekolah (sementara si ibu mengantarkan kedua kakak Dave naik mobil). Dave harus mengerjakan seluruh tugas rumah tangga, dan tidur di basement. Bila si ibu "kumat" maka tanpa alasan dia akan menyiksa Dave habis-habisan. Lengannya pernah dibakar di atas kompor, perutnya ditusuk pisau (dan tidak dibawa ke dokter / RS), dicekok oleh cairan amonia, disekap dalam kamar mandi dengan berendam air dingin, kadang dengan di-gas oleh cairan amonia dan clorox. Saking laparnya Dave kemudian sering mencuri makanan dari mana saja (dari bekal temannya, dari toko, dari kantin sekolah). Namun saat tindakannya ketahuan, si ibu pastilah akan menghajarnya habis-habisan. Bahkan pernah dia membuat Dave memuntahkan apa yang telah dimakannya, lalu disuruhnya anak itu memakan bekas muntahnya. Di lain kesempatan, dia disuruh makan kotoran bayi. Sungguh tidak terbayangkan bahwa ada ibu kandung yang sedemikian kejam dan sadisnya.
Dave yang malang ini kemudian "terselamatkan" berkat perawat dan guru di sekolah yang menaruh perhatian kepadanya, yang kemudian mengupayakan segala cara agar anak tsb bisa "dibebaskan" dari cengekeraman si ibu yang tidak berperikemanusiaan itu.
Bagi teman2 yang tertarik, inilah ketiga judul buku tsb:
1. Street Kid - survival story gadis cilik 3 tahun / Judy Westwater
2. Natascha - gadis yang hilang misterius selama 8 tahun / Allan Hall & Michael Leidig
3. A Child Called "It" - perjuangan seorang anak untuk bertahan hidup / Dave Pelzer
Judul lainnya (kelanjutan dari buku ini) adalah: The Lost Boy, A Man Named Dave
Dari kisah2 tsb di atas, saya tak henti-hentinya merenung ... apa yang membuat para orang tua (dalam Kasus Judy dan Dave) bisa menjadi sedemikian kejamnya kepada anak. Dan dalam kasus penculik Natascha, apa yang membuatnya menjadi seorang psikopat.
Satu hal yang saya temukan adalah kepahitan hidup.
Hurt People Hurt People (orang yang "sakit hati" / mengalami kepahitan akan cenderung menyakiti / melukai orang lain).
Orang tua kandung Judy bercerai, dan salah satu alasan kenapa si ayah mengambil dengan paksa Judy dari tangan ibunya adalah agar si ayah dapat "menyiksa" batin ibunya. Sedangkan teror si ibu kepada si ayah melalui pengacara dll, bukan karena dia ingin memperoleh kembali Judy kecilnya, melainkan untuk "membalas" perbuatan suaminya. Dalam hal ini, Judy benar-benar adalah "alat" yang dipakai oleh kedua orang dewasa yang pahit hidupnya, yang sakit hatinya, yang cuma ingin saling menyakiti satu sama lain. Tidak seorang pun dari mereka yang benar2 menginginkan / mengasihi Judy.
Ibu Dave, sepertinya juga mengalami masalah serupa. Bahkan sempat disinggung dalam buku tsb bahwa si ayah sebenarnya sayang sekali pada Dave. Tapi yg sungguh membuat hati miris adalah, kenapa si ayah tidak "berkuasa" untuk menghalangi perilaku kejam istrinya sendiri ... bahkan kemudian diceritakan bahwa si ayah meninggalkan keluarga tsb. Si ibu harus membesarkan 5 anak seorang diri ... pastilah dia juga mengalami sakit hati yg tak tertahankan, yang dilampiaskannya kepada Dave.
Natascha adalah juga anak dari korban perceraian. Dia tinggal bersama ibunya (dan sering berkelahi dengannya) namun diceritakan memiliki hubungan yang akrab dengan ayahnya, yang rutin mengajaknya pergi di akhir pekan. Sedangkan si penculik psikopat adalah "anak mami" (dari seorang ibu yg demikian otoriter dan dominan), namun si ayah sejak awal kurang suka dg anaknya yg dianggapnya "kurang macho" tsb. Pandai luar biasa secara intelektual, namun tidak mampu bergaul dengan baik, bahkan sebenarnya kebiasaannya menyiksa binatang sejak kecil tanpa belas kasihan, seharusnya bisa dijadikan "petunjuk" / "tanda" bahwa ada yang tidak beres dalam diri orang tsb.
Di buku Social Intelligence karangan Daniel Gomen, ada 1 bab yang khusus membahas ttg psikopat tsb. Salah satunya adalah kecenderungan untuk "menyiksa binatang" tanpa rasa bersalah sedikitpun, bahkan cenderung menikmatinya.
Sebagai aktivis pelayan anak, saya harap kita semua bisa lebih WASPADA saat menghadapi anak2 yang kita layani saat ini. Bila sejak dini kita bisa mencegah mereka untuk nantinya menjadi orang dewasa yang "bermasalah" saya yakin akan ada lebih banyak anak yang bisa kita selamatkan dari kekerasan.
Setiap "anak bermasalah" di kelas kita (baik di Sekolah Minggu maupun di sekolah, atau mungkin di tempat les) perlu kita berikan perhatian ekstra ... Saya terkesan dengan Guru Sekolah Minggu Judy ... yang begitu penuh perhatian dan penuh kasih sayang. Mungkin saat dia melakukan itu, dia tidak menyadari betapa besar perannya dalam kehidupan gadis kecil yang menderita tsb. Saya ingin menjadi seperti dia ... dipakai Tuhan untuk menyentuh kehidupan anak2 yang malang, yang membutuhkan Kasih Kristus.
Daripada mengomeli dan memarahi "anak bermasalah" ... bukankah lebih baik bila kita menolongnya?
"Anak bermasalah" adalah KORBAN ... mereka patut dikasihi dan diperhatikan. Mungkin saja ada di antara anak2 yang kita layani adalah korban kekerasan (dalam berbagai bentuk) ... yang kita butuhkan adalah "kepekaan" dari Tuhan, supaya kita bisa menolong anak2 tsb. Sama seperti guru dan perawat di sekolah Dave ... kalau saja tidak ada orang2 yang menaruh perhatian seperti mereka, mungkin Dave sudah lama meninggal.
Sebagai orang tua (yang pernah juga mengalami stress) :-) ... saya merasa diri saya tidak lebih baik dari orang tua Judy maupun Dave ... saya pun pernah mengalami kemarahan yang luar bisa hingga bertindak di luar batas (menurut saya). Tapi saya bersyukur Tuhan masih "menjagai" saya. Saya menyadari kalau kita bisa tetap "waras" itu adalah karena anugerah Tuhan, bukan karena kita kuat, kita baik, kita hebat. Dari kisah2 menyeramkan di atas, saya banyak belajar untuk lebih berserah kepada Tuhan, karena tanpa pertolonganNya, segala kepahitan hidup bisa saja "mengubah" kita menjadi monster2 kejam yang tidak berperikemanusiaan.
Bagaimana menurut pendapat teman2? ...
Selamat melayani ... Tuhan memberkati.
Moderator (meilania).
Comments