Skip to main content

Sepuluh Perintah untuk Orangtua

Sepuluh perintah ini diperuntukkan bagi para orangtua yang
menghendaki anak-anaknya bertumbuh secara baik. Peraturan-peraturan
ini jika diikuti, akan meningkatkan hubungan orangtua dengan anak dan
menyediakan pedoman sederhana bagi orangtua untuk mendidik dan
mendewasakan anak.

Perintah pertama: Jadilah teladan
Jikalau Anda menghendaki anak-anak Anda berperilaku baik, sopan,
menghormati orangtua, dan bersikap kooperatif dengan Anda, tentunya
Anda sendiri harus menjadi teladan yang baik. Anda tidak dapat
mengharapkan yang baik dari mereka, jika Anda membuat peraturan namun
kemudian melanggarnya sendiri.

Perintah kedua: Utamakan hubungan, lebih dari peraturan.
Adalah baik untuk menegakkan peraturan demi pendidikan kedisiplinan,
namun di atas semua itu, nyatakanlah kasih dan prioritaskan hubungan
baik dengan anak-anak. Hal itulah yang justru akan menyempurnakan
tujuan Anda dalam mendidik anak.

Perintah ketiga: Bagikan atau nyatakanlah iman Anda kepada anak-anak.
Sediakan waktu secara teratur dengan anak-anak untuk memperbincangkan
firman Tuhan, membagikan pengenalan Anda akan Tuhan, apa yang sedang
Anda doakan, atau bertukar pendapat dengan anak-anak tentang Allah
yang dikenal oleh Anda dan anak-anak.

Perintah keempat: Jadilah pendengar
Ini merupakan langkah yang sangat penting dan sangat efektif untuk
membangun hubungan dengan anak-anak. Hampirilah anak-anak Anda hanya
untuk mendengarkan, tanpa harus selalu menasihati. Hanya
mendengarkan, dan tertarik dengan apa yang mereka lakukan, atau apa
yang telah mereka alami, atau apa yang ingin mereka lakukan.

Perintah kelima: Habiskan waktu dengan anak-anak
Menghabiskan waktu bersama bukan hanya ada bersama-sama di suatu
tempat. Menonton film atau televisi bersama tidak bisa dikatakan
menghabiskan waktu bersama. Sebab itu bukan waktu yang berkualitas.
Waktu yang berkualitas adalah ketika Anda memfokuskan perhatian Anda
seutuhnya kepada mereka, berbagi, mendengarkan, dan terlibat dengan
mereka. Kadang-kadang untuk hal ini, Anda harus mengorbankan waktu
yang seharusnya bisa Anda pakai untuk menyelesaikan pekerjaan kantor
yang lebih penting, atau menjalankan bisnis lain yang lebih
menguntungkan, namun, waktu yang Anda investasikan dengan anak-anak,
apalagi ketika mereka masih kecil lebih penting dari apapun. Kelak
ketika mereka dewasa, Anda-lah yang mereka cari pertama kali untuk
berbagi.

Perintah keenam: Akuilah kesalahan yang Anda perbuat sebagai orangtua
Bersedialah untuk rendah hati dan jujur mengakui kesalahan, kelemahan
dan ketidaksempurnaan Anda. Kelak, Anda tidak perlu menginterogasi
atau mengejar anak Anda untuk mengakui kesalahan dan pelanggaran yang
mereka perbuat, sebab mereka telah belajar arti sportivitas dari Anda.

Perintah ketujuh: Milikilah rasa humor.
Ini terutama diperlukan setelah Anda mendisiplin mereka. Dengan cara
ini, secara tidak langsung Anda sudah mengatakan bahwa Anda tetap
megasihi mereka sekalipun Anda tidak menyetujui pelanggaran mereka.
Tertawalah bersama, baik menertawakan tindakannya, atau cara Anda
marah. Niscaya, humor yang tepat akan memulihkan kehangatan keluarga
dengan segera.

Perintah kedelapan: Perlakukan Anak Anda secara adil
Hargai ciri khas atau keunikan setiap anak. Jangan membandingkan atau
menuntut hal di luar apa yang bisa dilakukan. Bahkan sekalipun dia
berbeda dengan gaya, pembawaan atau harapan Anda. Sebisanya, usahakan
untuk bersama-sama menggali kekuatan dan potensi setiap anak.

Perintah kesembilan: Disiplinkan Anak Anda
Kedisiplinan, pendeknya adalah usaha mempertahankan konsistensi.
Konsistensi pada aturan, pada komitmen atau pada pemegang otoritas.
Yang memperlemah kedisiplinan adalah kompromi atau toleransi yang
berlebihan. Pembuatan reward dan punishment secara jelas akan
membantu kedisiplinan. Segera berikan sanksi ketika suatu aturan
dilanggar, sebaliknya berikan penghargaan yang proposional ketika
anak memberikan yang terbaik dari yang bisa dilakukannya.


Perintah kesepuluh: Relakan anak pergi jika memang harus pergi.
Saya teringat ketika SD, setiap kali mengikuti perkemahan Pramuka,
pada malam hari ayah saya akan selalu datang menjenguk untuk
memastikan apakah saya baik-baik saja. Belakangan saya menyadari,
tindakan protektifnya yang tidak hanya itu saja, bahkan ketika saya
sudah besar, membuat saya cenderung tidak mandiri dan selalu
mengandalkan orang lain. Mengetahui saat yang tepat, kapan orangtua
harus ada, dan kapan anak-anak bisa dipercayai bisa sendiri merupakan
salah satu langkah baik untuk mendidik mereka mandiri dan tumbuh
dewasa

Comments

Popular posts from this blog

MERDEKA ATAU MATI

MERDEKA  ATAU MATI Kata yang menggetarkan dada ketika terjadi perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia  oleh para pejuang  adalah kata “ Merdeka atau mati”. Hanya ada satu pilihan pada waktu itu “merdeka atau mati”.  Dan kata itu sungguh menjadikan sarana membakar semangat juang yang tidak habis-habisnya. Mereka dengan senjata seadanya  berani terjun ke kancang peperangan dengan persenjataan  penjajah yang super canggih pada jamannya. Dan ternyata perjuangan yang membara itu tidak sia-sia. Kemerdekaan itu bisa diperoleh oleh bangsa Indonesia. Dan pernyatakan proklamasi adalah sebuah pernyataan yang  bergema di setiap dada bangsa Indonesia, apapun sukunya, apapun agamanya bahwa Indonesia sudah merdeka. Seorang veteran yang sudah tua bercerita dengan tersenyum sebuah kelucuan, ketika mendengar  bahwa Indonesia sudah merdeka dari penjajahan. Ada sebagian yang mengartikan merdeka itu dengan arti yang sangat sempit. Mereka mengartikan kalau naik kereta api , naik bus umum, tidak me

SENTUHAN KUASA KASIH: 1 KORINTUS 13

Salah satu pasal termasyhur dalam Alkitab jelas adalah 1 Korintus 13 -- "Pasal Kasih" yang terkenal itu. Di pasal ini, kita bisa melihat dengan jelas tiga bagian penting yang mengajarkan umat Tuhan dalam memahami kasih yang sejati: motivasi, karakter, dan kekekalan kualitas kasih. Motivasi Kasih (1 Korintus 13:1-3) Apa gunanya perbuatan besar dan dahsyat jika tidak ada kasih yang melatarbelakanginya. Banyak orang tidak akan setuju perlunya memeriksa motivasi dari apa yang kita sebut perbuatan baik. Banyak orang mengklaim bahwa karisma, pengetahuan, dan pengorbanan adalah sama dengan kasih. Tetapi masing-masing hal itu perlu diperiksa seperti seperti yang pasal ini sudah lakukan. Fasih Berbicara Walaupun seseorang sangat pandai berbicara, sopan, atau menghibur yang mendengarkan, tanpa kasih, dia akan menggunakan lidahnya untuk tujuan pribadinya. Meskipun ribuan orang akan terkesan, tergerak, dan tersentuh, namun perkataannya sama saja dengan bunyi gong. Dengan

Apa yang dicari orang ?

Apa yang kau cari orang ? uang Apa yang kau cari orang ? Uang Apa yang kau cari , siang , malam , pagi , petang? Uang , uang , uang , Bukan Tuhan Yesus Lagu sederhana tadi mengingatkan saya , dinyanyikan waktu kecil dalam kelas sekolah minggu Lagu yang mengingatkan saya, bahwa apa yang dicari orang , hanya melulu berkaitan dengan uang. Uang juga termasuk kekayaan , materi duniawi . Sangat berbeda dengan apa yang Tuhan cari .. Apa yang dicari Tuhan ? Saya Apa yang dicari Tuhan ? Saya apa yang dicari Tuhan, siang, malam, pagi petang ? Saya, saya, saya, orang yang berdosa. Sayalah yang dicari Tuhan, Anda dan saya yang dicari Tuhan. Lalu kemudian pertanyaan nya, adalah apakah kita tidak boleh mencari uang ? Sejarah membuktikan bahwa orang orang kaya , banyak yang mengalami kehancuran, karena kekeliruan dalam memandang dan memperlakukan kekayaan. Saya juga, tidak ingin seperti itu, menjadi kaya, tetapi kehilangan segala sesuatunya, istri tercerai, anak tercerai berai, ana