Skip to main content

Allah yang Memperlengkapi Umat untuk KaryaNya

Allah yang Memperlengkapi Umat untuk KaryaNya

Renungan Minggu, 20 Januari 2013
Sulitnya mencari anggota jemaat yang bersedia untuk melayani di gereja, baik sebagai penatua, pengurus komisi, panitia, pelayan kebaktian Minggu, dan lain-lain, seringkali menjadi keluhan yang umum kita dengar. Anggota jemaat (khususnya mereka yang belum pernah sama sekali terlibat dalam pelayanan), yang diminta terlibat dalam pelayanan itu, kebanyakan menjawab tidak bersedia. Salah satu alasan ketidaksediaan itu adalah karena merasa tidak bisa, atau tidak mampu melakukan pelayanan yang dipercayakan kepadanya. Alasan ini memang sulit dibuktikan. Bisa jadi, hal ini hanya sekedar untuk menolak panggilan itu. Padahal, kenyataan menunjukkan bahwa mereka yang sekarang ini secara aktif melayani pun, dahulu – dan selalu – memulainya dari ketidakmampuan.
Tuhan sebagai kepala gereja, yang Empunya karya penyelamatan umat manusia, berkenan untuk melibatkan kita dalam karya-Nya. Tentu saja, dasar panggilan-Nya bukan kerena kemampuan manusia, tetapi semata-mata karena Anugerah-Nya. Jika Tuhan memanggil manusia untuk terlibat dalam karya-Nya, maka Tuhan pula yang akan memperlengkapi setiap orang percaya agar mampu melaksanakan tugas yang Tuhan percayakan. Dengan pelbagai cara Tuhan memperlengkapi orang percaya. Penggembalaan, pembinaan-pembinaan, bahkan aktifitas pelayanan itu sendiri juga merupakan alat Tuhan untuk memperlengkapi orang percaya. (Diambil dari Buku Dian Penuntun edisi 15 hal. 109-110)

Bacaan Alkitab:

  1. Yesaya 62:1-5
  2. Mazmur 36:5-10
  3. 1 Korintus 12:1-11
  4. Yohanes 2:1-11

Comments

Popular posts from this blog

Tips Mendisiplinkan Anak

Tips Mendisiplinkan Anak Sumber :  http://ellenpatricia.com/?p=30 Frase “mendisiplin anak” merupakan salah satu frase yang paling banyak disalahartikan. Tidak sedikit orang yang menyamakan makna frase tersebut dengan memberikan hukuman fisik kepada anak. Sesungguhnya, makna “mendisiplin anak” tidaklah sesempit itu. “Mendisiplin anak” mengandung arti melakukan tindakan yang direncanakan untuk menolong anak-anak mempelajari perilaku yang baik. Untuk mempraktekkan disiplin dalam arti yang demikian, jauh lebih sulit dibandingkan sekedar menghukum anak secara fisik, karena tersirat dalam makna tersebut adalah prioritasnya pada tujuan yang ingin dicapai, yaitu menolong anak-anak mempelajari perilaku yang baik, bukan pada bentuk tindakan disiplin yang diambil. Dengan demikian, bentuk tindakan yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan tersebut bisa berbagai macam. Untuk dapat mendisiplinkan anak dengan efektif, umumnya ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan orangtua, sebagai berikut :...

Mengusik Guru Sekolah Minggu

Facebook Twitter Pinterest WhatsApp Share Kekaguman saya kepada Guru Sekolah Minggu (GSM) tiada hentinya. Betapa tidak? Pengajaran di Sekolah Minggu (SM) pada Anak Sekolah Minggu (ASM) seringkali begitu melekat sampai ke usia dewasa dan lanjut usia. Banyak orang dewasa yang beriman SM. Para pendeta dan teolog tampaknya kurang sanggup membangun kelanjutan pengajaran GSM dalam mendewasakan iman jemaat. Sementara kekaguman berlanjut, saya menjadi ambigu; sebab di satu pihak saya pernah menjadi GSM selama 15 tahun karena itu saya ikut bangga, di lain pihak saya menjadi pendeta selama 40 tahun karena itu saya ikut sedih. Saya tak dapat menahan diri untuk tidak ‘mengusik’ rekan-rekan GSM yang saya cintai. Mereduksi Trinitas Di banyak SM, banyak GSM mengajarkan anak-anak berdoa kepada Yesus atau Tuhan Yesus. Hasil pengajaran ini terus hidup di sana sini termasuk dalam diri penatua dan pendeta. Tradisi berdoa kepada Yesus bukanlah tradisi yang selaras dengan pengakuan iman kita. Da...

Bahan SM: Hari Pentakosta

(Oleh: Pdt. Mangapul Sagala) Apakah itu hari Pentakosta? Pentingkah itu bagi orang Kristen? Jika penting, sejauh mana penting? Secara harfiah, kata yang berasal dari bahasa Yunani itu berarti "hari ke-50". Bagi orang Yahudi, hari itu penting dan merupakah sebuah keharusan, sebagaimana diperintahkan oleh Tuhan kepada mereka. Tibanya hari Pentakosta berarti berakhirnya tradisi perayaan selama tujuh minggu, di mana umat Israel merayakan paskah. "Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kau rayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun (Kel.34:22). Perlu kita perhatikan bahwa dari sekian banyak perayaan yang dilakukan oleh orang Yahudi, maka hari raya Pentakosta merupakan perayaan terbesar, di mana pada saat itu merupakah hari yang penuh sukacita dan di mana mereka bersyukur kepada Allah atas segala kasih dan pemeliharaanNya, termasuk akan hasil panen tuaian gandum dan jelai. Karena itu, mereka akan datang kepad...