Skip to main content

Selamat tinggal 2010, Selamat datang 2011.

Malam Tahun Baru - terutama bagi kita yang tinggal di kota2 besar, tidak pernah lepas dari model perayaan yang gegap gempita, penuh pesta pora, tawa canda, kembang api, musik, serta berbagai hiburan lainnya. Umumnya kita tidak tidur di malam pergantian tahun tsb, berkumpul bersama (entah dengan keluarga, teman2, atau bersama orang2 yang kita tidak kenal di tengah kerumunan) MENANTIKAN detik-detik pergantian tahun saat lonceng berbunyi 12 kali.

Tradisi Perayaan Tahun Baru di berbagai negara biasanya adalah bersama-sama menyanyikan lagu AULD LANG SYNE sebagai ucapan selamat berpisah pada tahun yang telah lewat, lalu disertai dengan pesta kembang api untuk menyambut tahun yang baru dengan penuh harapan. Setiap tahun tak bosan-bosannya kita melakukan ritual tsb padahal toh kenyataannya, selalu saja kita "mengulang" hal2 yang sama bukan :-) ... Mengawali tahun yg baru dengan penuh semangat, lalu perlahan-lahan kita mulai "capek dan jenuh", kadang malah "menyesal" di akhir tahun karena telah melalaikan waktu2 yang telah lewat, namun dengan tekad dan semangat yang bulat, berjanji lagi untuk menutup masa lalu dan mengawali tahun yang baru dengan penuh harap. Demikian seterusnya tahun demi tahun ...

Sebenarnya tidak ada hal yang "baru" bukan? ... kadang saya berpikir, mengapa kita merayakan tahun yang baru? Apanya yang baru?
Menarik bila kita mempelajari dari mana asal muasal tradisi perayaan tahun baru tsb.

Asal Muasal Penetapan tgl 1 Januari

Sebagian besar berpendapat bahwa asal muasal perayaan tahun baru adalah dari bangsa Babilonia kuno 4000 tahun silam (di daerah Mesopotamia), yaitu sekitar 2000 SM. Dimana bangsa Babilonia kuno tsb merayakan tahun baru sebagai hari pertama musim tanam. Dan pesta perayaan tahun baru mereka ini berlangsung hingga 11 hari :-) Kalau dikaitkan dg penanggalan kita saat ini, kira-kira jatuh pada pertengahan bulan Maret (ada yg menyebutkan tepatnya tgl 23 maret) - bukan 1 Januari.

Lalu, bagaimana ceritanya sehingga kita sekarang merayakan tahun baru pada tgl 1 Januari?

Waktu itu, kerajaan Romawi yang berkuasa - mulai menyempurnakan sistem kalender mereka (catatan: di berbagai belahan dunia pada masa lampau, masing2 bangsa punya teknik penanggalannya sendiri, ada yg berdasarkan matahari, ada juga yg berdasarkan bulan). Di bawah pemerintahan Kaisar Julius dimulailah sebuah sistem penanggalan yang disebut Julian calender. Bulan pertama dalam penanggalan ini disebut JANUS - sekarang kita kenal dg nama JANUARI. Nama Janus sebenarnya adalah nama dewa orang Romawi. Dewa Janus dipercaya memiliki 2 muka, yang satu menghadap ke belakang dan satu lagi menghadap ke depan. Artinya, dewa ini memiliki kemampuan untuk melihat masa lalu sekaligus masa depan. Dewa Janus juga disebut-sebut sebagai "the god of beginnings and the guardian of doors and entrances".

Awal tahun baru sempat mengalami perubahan di berbagai belahan bumi ... Awal tahun baru pernah beralih pada tgl 25 Desember, namun sebagian (khususnya bangsa Romawi) merayakannya pada tgl 25 maret. Barulah kemudian di abad 16, Paus Gregory XIII merevisi Kalender Julian, dan menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun baru. Dan sejak itulah, bangsa2 yang menggunakan Kalender Gregorian, merayakan tahun baru pd tgl 1 Januari.

Asal Muasal Perayaan Tahun Baru

Di zaman modern ini, beragam orang merayakan tahun baru dg cara yg berbeda-beda. Bagi mereka yang (kita anggap) hidup secara "duniawi" umumnya merayakan tahun baru dengan pesta bermabuk-mabukan - melampiaskan segala nafsu sembari menutup tahun yang lama. Sebenarnya, mereka cukup punya alasan untuk melakukan hal tsb. Karena memang SEPERTI ITULAH tradisi merayakan tahun baru di tengah bangsa Romawi pada masa silam. Dimana orang2 benar-benar bertindak di luar aturan dan disiplin, menjadi liar tak terkendali (dan memang terjadi kekerasan, kericuhan, kebrutalan, serta berbagai tindakan kerusuhan). Bahkan orang2 pada masa itu melakukan seks bebas serta mabuk-mabukan. Untuk apa mereka melakukan itu semua? ... Karena mereka percaya bahwa dengan melampiaskan segala "chaos" di akhir tahun, akan menjadi awal yg baik di tahun yg baru. Dimana mereka seolah menutup tahun yg lama yang "kelam" dengan harapan yg baru di tahun mendatang.

Buat kita, orang percaya, tentu sulit menerima "kebenaran" dari filosofi di atas bukan?
Karena itu, tradisi perayaan tahun baru yg liar tsb, bagi sebagian kita yang tidak sepaham, mulai diganti dengan model perayaan yang lebih bisa diterima. Misalnya: melakukan refleksi akhir tahun, retreat, doa, bahkan kebaktian akhir tahun bersama. Tetapi, kita tidak bisa pungkiri bahwa sejarah asal muasal perayaan tahun baru bukanlah yang "rohani" seperti ini :-)

Terlepas dari tradisi mana yg kita ikuti saat ini, entahkah yang model "liar" atau model "rohani", sebenarnya kalau dilihat-lihat, bukankah motivasinya sama? Yaitu sama-sama berharap bahwa di tahun yg baru, hidup akan berjalan dengan lebih baik. Masing2, baik yg "duniawi" maupun yg "rohani" berharap akan masa depan yg lebih baik, yg penuh harapan, yg sarat dg mimpi2 indah. Kalau boleh saya katakan, kedua tujuan atau motivasi tsb adalah sama2 "duniawi" :-) karena toh ujung2nya adalah agar memperoleh kehidupan duniawi yg lebih baik.

Bukan berarti saya tidak setuju lho ya dengan perayaan tahun baru ... namun menengok pada sejarah asal muasalnya, kita jadi lebih paham ttg "spirit" yang mendasari tradisi perayaan tsb. Bahwa umat manusia senantiasa merindukan dunia yang lebih baik, hidup yang lebih baik, masa depan yang lebih baik. namun kita sebagai umat percaya, diingatkan oleh Firman Tuhan agar tidak meletakkan pengharapan kita akan hidup di dunia ini. Selagi Tuhan memberi kita kesempatan untuk hidup, itu artinya bekerja dan menghasilkan buah bagi kemuliaan TUHAN saja. Bukan untuk "mengeruk" serta "menimbun" kebahagiaan hidup di dunia.

Akhir tahun merupakan momen yang baik untuk mensyukuri segala berkat dan kemurahan TUHAN dalam hidup kita. Dan awal tahun juga merupakan momen yang baik, untuk "sekali lagi" menyadari bahwa tanpa pertolongan Tuhan, tidak mungkin kita bisa menapaki hidup ini dengan memperkenan hatiNYA. Karena itu, mari kita mengawali tahun yg baru dengan "sekali lagi" menyerahkan segala hasrat dan keinginan kita kepada TUHAN, agar DIA saja yang pimpin dan pegang kendali atas hidup kita. Memohon dan berharap - bukan untuk kesuksesan, kekayaan, keberhasilan, TETAPI agar hidup kita dipakai untuk menjadi berkat bagi sesama kita dan memuliakan namaNYA.

Selamat tinggal 2010, Selamat datang 2011.

Comments

Popular posts from this blog

MERDEKA ATAU MATI

MERDEKA  ATAU MATI Kata yang menggetarkan dada ketika terjadi perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia  oleh para pejuang  adalah kata “ Merdeka atau mati”. Hanya ada satu pilihan pada waktu itu “merdeka atau mati”.  Dan kata itu sungguh menjadikan sarana membakar semangat juang yang tidak habis-habisnya. Mereka dengan senjata seadanya  berani terjun ke kancang peperangan dengan persenjataan  penjajah yang super canggih pada jamannya. Dan ternyata perjuangan yang membara itu tidak sia-sia. Kemerdekaan itu bisa diperoleh oleh bangsa Indonesia. Dan pernyatakan proklamasi adalah sebuah pernyataan yang  bergema di setiap dada bangsa Indonesia, apapun sukunya, apapun agamanya bahwa Indonesia sudah merdeka. Seorang veteran yang sudah tua bercerita dengan tersenyum sebuah kelucuan, ketika mendengar  bahwa Indonesia sudah merdeka dari penjajahan. Ada sebagian yang mengartikan merdeka itu dengan arti yang sangat sempit. Mereka mengartikan kalau naik kereta api , naik bus umum, tidak me

SENTUHAN KUASA KASIH: 1 KORINTUS 13

Salah satu pasal termasyhur dalam Alkitab jelas adalah 1 Korintus 13 -- "Pasal Kasih" yang terkenal itu. Di pasal ini, kita bisa melihat dengan jelas tiga bagian penting yang mengajarkan umat Tuhan dalam memahami kasih yang sejati: motivasi, karakter, dan kekekalan kualitas kasih. Motivasi Kasih (1 Korintus 13:1-3) Apa gunanya perbuatan besar dan dahsyat jika tidak ada kasih yang melatarbelakanginya. Banyak orang tidak akan setuju perlunya memeriksa motivasi dari apa yang kita sebut perbuatan baik. Banyak orang mengklaim bahwa karisma, pengetahuan, dan pengorbanan adalah sama dengan kasih. Tetapi masing-masing hal itu perlu diperiksa seperti seperti yang pasal ini sudah lakukan. Fasih Berbicara Walaupun seseorang sangat pandai berbicara, sopan, atau menghibur yang mendengarkan, tanpa kasih, dia akan menggunakan lidahnya untuk tujuan pribadinya. Meskipun ribuan orang akan terkesan, tergerak, dan tersentuh, namun perkataannya sama saja dengan bunyi gong. Dengan

Apa yang dicari orang ?

Apa yang kau cari orang ? uang Apa yang kau cari orang ? Uang Apa yang kau cari , siang , malam , pagi , petang? Uang , uang , uang , Bukan Tuhan Yesus Lagu sederhana tadi mengingatkan saya , dinyanyikan waktu kecil dalam kelas sekolah minggu Lagu yang mengingatkan saya, bahwa apa yang dicari orang , hanya melulu berkaitan dengan uang. Uang juga termasuk kekayaan , materi duniawi . Sangat berbeda dengan apa yang Tuhan cari .. Apa yang dicari Tuhan ? Saya Apa yang dicari Tuhan ? Saya apa yang dicari Tuhan, siang, malam, pagi petang ? Saya, saya, saya, orang yang berdosa. Sayalah yang dicari Tuhan, Anda dan saya yang dicari Tuhan. Lalu kemudian pertanyaan nya, adalah apakah kita tidak boleh mencari uang ? Sejarah membuktikan bahwa orang orang kaya , banyak yang mengalami kehancuran, karena kekeliruan dalam memandang dan memperlakukan kekayaan. Saya juga, tidak ingin seperti itu, menjadi kaya, tetapi kehilangan segala sesuatunya, istri tercerai, anak tercerai berai, ana