Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2014

THINK LIKE WHAT GOD THINK..

REAL POWER: MAXING OUT ON GOD'S LOVE THINKING AS GOD THINKS In Matthew 16:23 Jesus said, “You are a stumbling block to me.  You think as men think, not as God thinks. Jesus said that when we think like men, we stumble.  How we think and what we think is important.  Wrong thinking trips us up.  We need a new way of thinking; we need to think as God thinks. When you get in agreement with God, then you are thinking the way that God thinks. You need to understand how God thinks so that you can get in agreement with him. God is the God of the possible.  Impossible is not found in his vocabulary, and impossibility doesn’t exist in his universe.  Everything is possible when you think the way God thinks. God is the source of all good things.  All that you are or have comes directly or indirectly from him.  There are no shortages in God’s kingdom of love.  Everything that you need to live an abundant life is already present and available for those who think as God think

MERDEKA ATAU MATI

MERDEKA  ATAU MATI Kata yang menggetarkan dada ketika terjadi perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia  oleh para pejuang  adalah kata “ Merdeka atau mati”. Hanya ada satu pilihan pada waktu itu “merdeka atau mati”.  Dan kata itu sungguh menjadikan sarana membakar semangat juang yang tidak habis-habisnya. Mereka dengan senjata seadanya  berani terjun ke kancang peperangan dengan persenjataan  penjajah yang super canggih pada jamannya. Dan ternyata perjuangan yang membara itu tidak sia-sia. Kemerdekaan itu bisa diperoleh oleh bangsa Indonesia. Dan pernyatakan proklamasi adalah sebuah pernyataan yang  bergema di setiap dada bangsa Indonesia, apapun sukunya, apapun agamanya bahwa Indonesia sudah merdeka. Seorang veteran yang sudah tua bercerita dengan tersenyum sebuah kelucuan, ketika mendengar  bahwa Indonesia sudah merdeka dari penjajahan. Ada sebagian yang mengartikan merdeka itu dengan arti yang sangat sempit. Mereka mengartikan kalau naik kereta api , naik bus umum, tidak me

TERPILIH MENJADI PELAYAN TUHAN

TERPILIH MENJADI PELAYAN TUHAN Di sebuah Sekolah Theologia bukaan semester baru yang mendaftar masuk ada 75 orang. Cukup banyak bagi sebuah sekolah Theologia. Dan setiap Mahasiswa sebelum memasuki pelajaran diminta untuk memberikan kesaksian. Dari kesaksian setiap pribadi, memang luar biasa cara Tuhan memanggilNya. Mereka semua pada intinya berkomitmen untuk dibentuk di Sekolah tersebut, untuk menjadi pelayan Tuhan yang sungguh, dan berdedikasi. Tahun berikutnya, sudah tidak utuh 75, sampai semester terakhir yang jangkanya 5 tahun, ternyata yang sampai di utus menjadi pelayan hanya 25 orang saja. Rata-rata mereka yang keluar adalah tidak tahan aturan sekolah yang luar biasa ketatnya. “Tidak ada kebebasan”, demikian kata seseorang. Menyimak apa yang tertulis di dalam Alkitab memang berkaitan dengan keselamatan, semua orang mendapat anugerah yang sama. Percaya Tuhan Yesus maka ia akan diselamatkan. Namun kalau sudah bersangkut paut dengan menjadi pelayan Tuhan, rupanya juga ada

JIKA BELUM SAATNYA TIDAK PERLU KEBURU

JIKA BELUM SAATNYA TIDAK PERLU KEBURU Jikalau kita membaca dalam I Samuel 16, suatu peristiwa besar terjadi. Daud seorang yang tidak diperhitungkan keluarga itu diurapi menjadi raja. Artinya pilihan Allah jatuh kepada dia seorang gembala di padang, diangkat oleh Tuhan melalui nabi Allah yaitu nabi Samuel untuk menjadi raja bagi bangsanya. Namun, ternyata setelah dia diurapi menjadi raja, tidak sekaligus langsung menduduki kursi raja dan  memerintah. Upacara pengurapan selesai, namun Daud kembali ke padang untuk menggembalakan domba ayahnya yang hanya beberapa ekor itu. Demikian Juga keluarganya dan orang-orang yang diundang menyaksikan juga kembali ke tempat masing-masing. Mungkin Daud juga tidak merasa apa-apa. Waktu itu ia disusul supaya pulang dari menggembalakan domba, dan setelah itu diajak mengikuti upacara, dan dialah orang yang diurapi menjadi raja. Daud bukanlah orang yang bertipe ambisius, setelah mendapat pengesahan raja langsung datang ke Istana Saul mengatakan apa yan

MOTIVASI YANG BENAR

MOTIVASI YANG BENAR   Setelah menjalani beberapa kali operasi dan dua kali gagal   transplantasi kornea, ayah saya masih belum mau berhenti berusaha   untuk sembuh meskipun dokter sudah angkat tangan. Karena ingin bisa   melihat kembali dengan sempurna, akhirnya ia "terpaksa" datang ke   kebaktian penyembuhan. Suatu tindakan yang selama ini selalu ia   tolak. "Tuhan tidak mencelikkan matanya, tetapi Tuhan mencelikkan   hatinya. Kini Yesus telah menjadi Juruselamatnya, " bisik sepupu   saya. Beberapa waktu kemudian, dengan kondisi mata kanan buta total   dan kemampuan mata kiri tinggal 40%, ia minta dibaptis.   Kisah orang sakit lumpuh di Gerbang Indah ini punya kemiripan dengan   kisah ayah saya. Bedanya, motivasi mereka datang ke rumah Tuhan.   Ayah saya datang memohon kesembuhan, sedangkan si lumpuh untuk   meminta sedekah. Namun, pada akhirnya keduanya "bertemu" dengan   Tuhan. Tegasnya, mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan,   tetapi malaha