Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2010

PEMBERIAN TERINDAH: "DALAM TIGA HARI"

SUDAH SELESAI Ketika Yesus mati, Ia sungguh mengetahui bahwa pekerjaan-Nya telah selesai. Yesus, sang Gembala Agung, menyerahkan nyawa-Nya dengan sukarela bagi domba-domba-Nya. Ia berseru, "Sudah selesai" (Lukas 23:46). "Apa pun maksud [seruan] itu," kata Dr. G. Campbell Morgan, "tujuan kedatangan-Nya, tujuan kepergian-Nya, itu telah selesai sepenuhnya dan lengkap." Penikaman lambung Yesus dengan tombak membuktikan dua hal. Pertama, apa yang difirmankan Tuhan telah tercapai dengan setepat-tepatnya. Tidak satu pun tulang-Nya yang dipatahkan (Mazmur 34:20; Keluaran 12:46; Zakharia 12:10; Mazmur 22:16). Kedua, kematian-Nya telah memberikan bukti yang tidak dapat dibantah. Para petugas yang membunuh-Nya tidak mudah dikelabui, mereka sudah memastikan bahwa Yesus benar-benar sudah mati. Pilatus sendiri bertanya secara khusus kepada kepala pasukannya "... apakah Yesus sudah mati" (Markus 15:44). Mengenai penikaman lambung Y

KURBAN SEJATI ATAU MANIPULASI

Penjangkauan sesama membuat hidup kita menjadi berarti. Kenyataan membuktikan bahwa semakin kita banyak memberi dan berbagi, semakin kita banyak menerima dan mendapat balasannya. Ketika kita mengasihi dan melayani dengan berbuat baik kepada sesama, segala kebajikan dan hal-hal yang baik akan mendatangi kita. Tetapi, kita mungkin akan berpikir sejenak, bagaimana dalam kondisi sulit seperti sekarang kita masih bisa bermurah hati dan rela berkurban? Rasanya sikap rela berkurban sudah semakin langka saat ini. Nilai pengurbanan juga terasa semakin luntur ketika hidup makin diwarnai prinsip "berikan dan terimalah", "tidak ada makan siang yang gratis", atau prinsip "elu elu -- gua gua". Jika ada [yang mencoba tanpa pamrih], itu pun dilakukan dengan berbagai pertimbangan "apakah imbalan yang akan kuterima?" atau "apa manfaatnya bagiku?" Tampaknya, kita perlu merenungkan kembali, masih adakah kurban yang sejati [tan